Chapter 28
Masih Berdua
Bagian 1🌼🌼🌼🌼🌼
Sebelah tangan seputih giok terulur dari dalam tumpukan selimut. Tangan itu mencoba menggapai-gapai nakas di sebelahnya. Karena tidak kunjung mendapatkan apa yang diinginkan, akhirnya tangan indah itu menarik selimut, menyingkirkan dari seorang laki-laki yang baru saja terbangun dari tidur lelapnya. Laki-laki itu beranjak malas untuk meraih secangkir teh yang sudah ia siapkan tadi malam di atas nakas dan mulai meminumnya.
Teh yang diminum merupakan teh penghilang rasa lelah, mengandung kekuatan spiritual yang tinggi. Selama tiga hari berturut-turut meminumnya, rasa lelah di tubuh Song Qi pun menghilang. Sekarang, ia kembali bertenaga.
Setelah minum teh, Song Qi perlahan-lahan turun dari tempat tidur, berusaha sepelan mungkin agar tidak membangunkan seorang pangeran tampan yang sedang terlelap di sampingnya. Song Qi tidak lupa membenarkan posisi selimut di atas pria tampan itu. Beranjak dari tempat tidur, Song Qi mengenakan jubah luar kemudian keluar kamar tanpa suara.
Rutinitas paginya tidak ada yang berubah meski Song Qi berada di tempat lain. Dia akan mencuci wajahnya dan gosok gigi terlebih dahulu, kemudian ia akan memanaskan air. Sambil menunggu air mendidih, Song Qi menyapu ruangannya. Ketika air panas sudah siap, ia pun membuat teh yang akan diletakkan di atas meja di kamar, untuk suaminya. Setelah membuat teh, Song Qi bersiap masak, namun tertegun ketika melihat lemari persediaan sudah kosong. Di Kediaman Yan, yang pergi berbelanja adalah para pelayan, Song Qi tidak pernah sama sekali. Di sini tidak ada pelayan seorang pun dan tampaknya harus Song Qi-lah yang melakukannya.
Dengan menghela napas, Song Qi berdiri dan mengambil selembar kertas serta kuas. Ia menulis beberapa kata sebelum meletakkannya di atas meja dan keluar dari rumah.
Baru saja keluar, Song Qi disambut oleh semilir angin yang menyegarkan. Mata Song Qi yang sedikit mengantuk kini terbuka lebar dan bibirnya diajak untuk tersenyum. Song Qi menarik napas sambil merentangkan tangannya, menutup mata sejenak dan menikmati suasana di pagi hari yang sunyi.
"Aku harus melakukan ini setiap pagi selama kami di sini," katanya pada diri sendiri, tersenyum lebar.
Setelah melakukan peregangan dan menarik napas panjang-panjang, Song Qi melangkah meninggalkan rumah. Ia menuruni tangga batu dengan langkah santai dan menghitungnya dalam hati. Song Qi berakhir di tangga ke lima belas.
Kuda Yan HuangJun yang sedang makan rumput di sekitar mengangkat kepala, seolah menyapa selamat pagi pada Song Qi. Song Qi mencabut beberapa rumput dan menyodorkannya pada si kuda tampan itu. Tanpa ragu, kuda memakan rumput dari tangan Song Qi. Laki-laki itu mengusap kepala kuda dengan lembut sebelum ia meninggalkannya.
Meski Song Qi baru pertama kali ke tempat ini, ia tahu letak pasar. Dengan berjalan lurus ke arah barat sekitar sepuluh menit dari rumah, Song Qi menemukan pemukiman penduduk. Para penduduk yang sudah menjalankan aktivitas pagi seperti menyapu halaman, memberi makan ayam, atau sarapan di teras depan menatap Song Qi ketika dia lewat. Mereka terheran-heran melihat seorang kecantikan yang anggun tiba-tiba lewat di depan rumah mereka, dan kemudian mulai saling berbisik.
"Seorang kultivator?"
"Ya, aku yakin. Pakaiannya berbeda."
"Gege itu sangat cantik."
"Bahkan aku merasa tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dia meski aku seorang wanita."
"Dari mana dia? Tidak pakai pedang terbang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Change Everything
Historical Fiction[TIDAK DIREVISI. HARAP MAKLUM BILA ADA SALAH KATA DAN TYPO] Yan HuangJun adalah pria gila yang haus akan kekuasaan, yang telah menaklukkan para siluman dan iblis untuk membantai ribuan orang dan menghancurkan seluruh sekte di dunia kultivasi, yang t...