🌼 Chapter 80: Pengintai 🌼

802 135 31
                                    

Chapter 80

Pengintai

🌼🌼🌼🌼🌼

Tumpukan salju di halaman sulit disingkirkan. Jadi, daripada merepotkan diri sendiri, salju dibiarkan menggunung di halaman. Di sanalah, taman bermain terbuat dari kepingan kristal putih pun dibangun. Tidak hanya Yan Tao dan Yan Mei yang bermain di sana, murid-murid Fengjian Yan yang seumuran juga ikut bergabung. Mereka membuat boneka salju, rumah salju, bermain perang salju, dan masih banyak lagi.

Hari ini, Yan Tao dan Yan Mei ingin membuat boneka salju raksasa, yang lebih besar dari buatan Yan Ning. Mereka akan membuat sebesar pohon!

Begitulah awal rencananya sebelum tumpukan salju yang sudah disusun itu hancur ketika seorang murid remaja berlari melintasi halaman dengan terburu-buru, menghancurkan dan menendang apa saja yang menghalanginya. Anak-anak lain yang merasa terganggu protes, termasuk si kembar yang sudah ingin mengomel. Namun, saat mendengar murid tersebut memanggil, "Pemimpin! Pemimpin Sekte! Gawat!" anak-anak tidak berani berkomentar apa-apa. Mendengar suara murid yang panik, mereka tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Murid tersebut belum mencapai pintu depan dan kebetulan Pemimpin Sekte Yan keluar sambil menuntun istrinya yang hamil besar. Si murid ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia membutuhkan napas terlebih dahulu, membuat suaranya putus-putus.

Pemimpin Sekte yang peka pada tingkah murid itu bertanya, "Ada apa?"

"Itu ... sekelompok ... anjing ... siluman anjing ...! Datang ...," murid itu berusaha berbicara setenang mungkin.

"Di mana ChunJi?" tanya Yan HuangJun, "Pinta dia yang mengurusnya."

"Senior ChunJi sudah ... ada ... di sana, tetapi ... siluman anjingnya terlalu banyak ...!"

Yan HuangJun melirik sang istri. Dia enggan meninggalkan rumah, "... Aku harus segera memeriksanya. Apakah kau tidak apa-apa kutinggal?"

Song Qi ingin tersenyum, tetapi sadar bahwa situasi di luar sana sedang tidak baik, jadi ia hanya mengangkat sudut bibir singkat, "Yan Rui jangan khawatirkan aku, khawatirkan mereka yang di luar sana. Aku di sini baik-baik saja. Ada A-Tao dan A-Mei yang menjagaku."

Mendengarkan itu, Yan HuangJun yakin dan ia mengangguk, "Baik. Jangan keluar rumah selama aku tidak ada."

"Iya. Tidak akan," Song Qi berkata lembut, sebelah tangan selalu berada di perut.

Yan HuangJun ingin mengecup bibir atau kening istrinya sebagai tanda pamit, seperti yang sering ia lakukan. Sayangnya, sekarang tidak bisa karena ini di tempat umum, di depan murid pula. Song Qi pasti akan malu. Jadi, Yan HuangJun pergi setelah berkata, "Aku pergi."

Kakinya sudah sampai di atas salju, sebelum akhirnya berbalik lagi, berlari kecil menghampiri istrinya.

Tidak bisa mencium wajah, mencium tangan tetap bisa, bukan?

Cup.

"Yan--" Song Qi terhenyak kaget, hanya bisa bergumam tertahan. Pipinya seketika memerah. Ia tidak menyangka, suaminya masih menyempatkan diri untuk meletakkan bibir hangatnya itu di kulit Song Qi! Meski itu di punggung tangan, tetap saja jantung Song Qi dibuat berdebar kencang.

"Aku pergi," kata Yan HuangJun lagi, kali ini benar-benar pergi tanpa meninggalkan ciuman, tetapi meninggalkan istri yang menjadi patung.

Melintasi halaman, Yan HuangJun berkata mantap dan penuh rasa percaya, "Tao, Mei, jaga Papa dan Ying selagi Ayah pergi."

When You Change EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang