🌸 Chapter 46: Keputusan 🌸

1.6K 249 54
                                    

Chapter 46

Keputusan

🌸🌸🌸🌸🌸

Yan HuangJun mengayunkan pedangnya dengan sungguh-sungguh dan pedang itu berbenturan dengan milik seorang remaja yang menjadi lawannya, menimbulkan suara dentingan keras. Laki-laki itu tidak bisa menahan tekanan tenaga dari pria muda di hadapannya, jadi dia mundur dan menyerah.

"Gege, cukup! Aku tidak bisa lagi. Tenaga Gege lebih kuat daripada aku," keluhnya.

Yan HuangJun mendengus, "Itu karena kau malas berlatih. ChunJi, jika kau seperti ini terus, kau tidak akan kuat."

Yan ChunJi berusaha menghindar omelan sepupunya, "Aku berlatih, aku berlatih. Gege saja yang tidak melihatku. Setiap hari aku bermeditasi dan latihan pedang."

Tepat ketika Yan HuangJun membuka mulut, seorang pelayan datang menghampiri kedua laki-laki muda itu dan berkata, "Maaf menganggu, Gongzi sekalian. Pemimpin Sekte ingin bicara dengan HuangJun Gongzi di ruangannya sekarang juga."

Yan HuangJun menghela napas, "Sekarang?" lalu meletakkan pedangnya begitu saja pada Yan ChunJi sambil berkata, "Suruh QingXia gantikan aku."

Yan ChunJi juga menghela napas, lega, lalu tersenyum, "Tentu, tentu."

Setidaknya latihan dengan adiknya sendiri tidak akan membuat Yan ChunJi sakit tulang malam ini.

Sementara Yan ChunJi melanjutkan latihan, Yan HuangJun pergi ke ruangan kerja ayahnya yang tidak jauh dari tempat latihannya.

Saat memasuki ruangan itu, Yan HuangJun pikir hanya ada ayahnya, ternyata ada wanita--yang terpaksa dia panggil ibu--itu juga. Kedua orang itu sedang berbincang-bincang ringan, sambil ditemani kudapan dan teh.

Yan HuangJun memberi hormat, "Ayah, Ibu," lalu sedikit menurunkan tangannya, "Ada keperluan apa Ayah memanggilku?"

"Ayah ingin bicara denganmu," kata Yan DongZhang. Sorot matanya yang dingin seperti mayat hidup menatap Yan HuangJun tanpa ekspresi.

"Bicara apa? Katakan saja," balas Yan HuangJun, juga sama-sama datar.

Xiang An selalu tidak menyukai atmosfer dingin penuh ketegangan di antara dua orang ini. Jadi, dengan senyuman hangat yang berusaha mencairkan suasana, dia melambaikan tangannya, "HuangJun, duduklah terlebih dahulu. Makan dan minum teh. Kau pasti lelah karena baru saja selesai berlatih."

"Tidak perlu," kata Yan HuangJun singkat.

"Dengarkan ibumu," perintah Yan DongZhang tidak keras, namun pelan penuh penegasan.

Yan HuangJun menghembuskan napas sebelum duduk di kursi yang berhadapan dengan ayahnya.

Xiang An masih mencoba menghibur dengan menuangkan teh ke cangkir anaknya, "Minumlah, yang banyak."

Yan HuangJun tidak bisa menolak dan meminum teh dua kali.

Setelah anaknya selesai minum, Yan DongZhang mengeluarkan secarik kertas, "Kau sudah 19 tahun. Saatnya aku memberimu ini."

Yan HuangJun menerima kertas itu sambil bertanya pelan, "Apa ini?"

"Wasiat dari nenekmu."

Mendengar neneknya disebut, Yan HuangJun tidak membuang waktu lagi dan segera membacanya.

Namun, sasaat setelah membaca surat itu, wajahnya menegang.

"Apa maksudnya ini ...?" dahi Yan HuangJun mulai berkerut dan matanya menyipit ke arah sang ayah, meminta penjelasan.

When You Change EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang