Chapter 96
Berlatih dengan Papa
🌼🌼🌼🌼🌼
Liburan musim panas berakhir. Keluarga kecil Yan HuangJun mau tak mau harus pulang ke Feiniao Yuan meski mereka masih belum puas menikmati liburan. Jika sudah pulang, artinya Yan HuangJun harus kembali bekerja dan si kembar harus belajar lagi. Satu-satunya yang merasa tidak terbebani dengan kembalinya hari sibuk hanyalah Yan Ying yang tertawa-tawa gembira ketika bertemu kakeknya kembali.
"Bagaimana liburan kalian? Menyenangkan?" tanya Yan QiuLan, heran melihat dua cucunya yang agak murung.
"Menyenangkan. A-Tao dan A-Mei lihat panda," jawab Yan Tao.
"Tapi belum puas, mau liburan lagi," Yan Mei mengerutkan bibir.
Yan QiuLan terkekeh dan mengusap kepala dua cucunya, "Musim dingin nanti kalian akan liburan. Bersabarlah."
Yan HuangJun yang masuk ke ruangan segera menyerahkan sebungkus kotak pada Yan QiuLan, "Papa, ini oleh-oleh untuk Papa. Di mana ChunJi?"
"Terima kasih," Yan QiuLan senang, "Xiao Er dan Cheng Er ada di penjara bawah tanah. Mereka hampir tidak meninggalkan tempat itu sejak tawanan ditahan di sana."
Yan HuangJun menghela napas, "Ah, besok aku harus ke Tianjin untuk mendiskusikan masalah ini."
Terdengar helaan napas tidak puas dari Yan Tao dan Yan Mei, kompak bertanya, "Ayah mau pergi?"
"Hanya pergi sebentar, tidak akan lama," jawab Yan HuangJun, "Selama Ayah pergi nanti, Paman ChunJi akan menggantikan Ayah. Belajar dan berlatihlah sungguh-sungguh."
Waktu pertama kali diajar oleh Ayah sendiri, Yan Tao dan Yan Mei sangat ketakutan dan bahkan mereka tidak berani bicara sepatah kata pun. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai terbiasa dengan cara Ayah mengajar. Mereka baru menyadari betapa menyenangkannya dan seru diajar Ayah. Ayah lebih banyak mengajarkan cara bertarung dan bela diri yang mana amat disukai si kembar. Tapi, sekarang Ayah sedang di luar kota dan Yan Tao dan Yan Mei sementara tidak bisa berlatih bela diri. Sungguh membosankan.
Yan Tao menghela napas panjang sambil meletakkan kepala di meja, menyalin asal di kertas, sedangkan Yan Mei hampir menjatuhkan kepala karena jiwanya sudah menjelajah alam mimpi. Yan ChunJi yang melihat dua keponakannya segera mengerutkan bibir, "Hei, hei. Jangan tidur. Ayo salin teori pertarungan jarak dekat itu."
"A-Tao sudah pernah menyalinnya berkali-kali bahkan sebelum Paman suruh," keluh Yan Tao.
Yan Mei menguap, "Paman, kenapa tidak latihan saja?"
"Belum saatnya. Kalian harus hafal teorinya terlebih dahulu."
Yan Tao bersandar pada tangan yang menopang kepala, matanya menghindari Yan ChunJi, "Lebih baik diajar Ayah."
Yan Mei mengusap mata, "Iya, diajar Ayah lebih seru."
"Paman tidak tahu mengajar," kritik Yan Tao.
"Membosankan, bikin mengantuk," tambah Yan Mei.
"Paman mungkin tidak tahu bertarung."
"En. Makanya selalu beri teori."
Panah tak kasat mata menusuk tepat ke jantung Yan ChunJi, membuatnya tersedak, "Uhk! Kalian ... Kalian berani-beraninya mengkritik Shizun kalian?"
"Shizun kami, kan, Ayah."
"Paman cuma pengganti."
"Hei, Paman tidak mengizinkan kalian berlatih karena kalian belum cukup umur untuk melakukannya," Yan ChunJi membela diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Change Everything
Historical Fiction[TIDAK DIREVISI. HARAP MAKLUM BILA ADA SALAH KATA DAN TYPO] Yan HuangJun adalah pria gila yang haus akan kekuasaan, yang telah menaklukkan para siluman dan iblis untuk membantai ribuan orang dan menghancurkan seluruh sekte di dunia kultivasi, yang t...