🌼 Chapter 99: Kelemahan 🌼

852 119 9
                                    

Chapter 99

Kelemahan

🌼🌼🌼🌼🌼

Yan ChunJi mengamati pria yang sedang membacakan rencana pembangunan di hadapannya. Ketika membuka halaman berikutnya, pria itu batuk. Kembali menjelaskan, batuk lagi-lagi keluar. Berikutnya, pria tersebut bersin, cukup keras, membuat Yan ChunJi terperanjat.

"Ge, bukankah sebaiknya Gege istirahat saja hari ini? Pertama kalinya aku lihat Gege sepucat ini. Gege pasti demam," komentar Yan ChunJi, menatap kakak sepupunya dari atas sampai bawah. Memang benar, pria itu pucat dengan pipi yang memerah.

Napas Yan HuangJun sedikit terengah ketika ia batuk untuk kesekian kali dan berkata, "Mustahil ... Aku tidak pernah demam."

Yan ChunJi terkejut dan kagum sekaligus, "Serius tidak pernah?" kemudian berdeham, "Eh, tapi daripada hal itu, memangnya apa yang Gege lakukan semalam sampai sakit begini?" lalu ia menyeringai, "Jangan bilang karena Gege 'melakukannya' secara berlebihan? Makanya, Ge, jangan terlalu bernafsu--"

"Omong kosong," Yan HuangJun berdiri dari tempatnya dengan pandangan sedikit bergoyang--sepertinya dia memang demam, "Aku tidak demam hanya karena hal itu. Aku hanya pusing."

Sambil menyusun kertas dokumen di meja, Yan HuangJun mengingat-ingat apa yang dilakukannya kemarin.

Waktu itu cuaca memang agak mendung dan udara sekitar tidak terlalu panas lagi karena sudah masuk ke musim gugur. Karena cuaca yang tidak panas, Yan HuangJun memutuskan untuk mengajari anak-anak didiknya Teknik Pengendalian Air. Yan Mei berhasil mempraktekkannya hanya beberapa kali percobaan, tetapi Yan Tao selalu gagal dan selalu menyemprotkan air ke ayahnya. Melihat Yan HuangJun yang basah, Yan Tao dan Yan Mei tertawa dan malah menyemprotkan lebih banyak air. Song Qi datang tak lama kemudian, si kembar segera meminta Ayah dan Papa bertarung menggunakan Teknik Pengendalian Air. Yan HuangJun yang tidak ahli dalam teknik itu, tentu saja kalah. Tubuhnya basah kuyup dan bukannya segera mengganti pakaian, Yan HuangJun kembali melanjutkan pelajaran. Saat malam hari, Yan HuangJun bergadang menyusun rencana pembangunan untuk Feiniao Yuan.

Kalau sudah seperti itu, wajar jika demam datang menyerang, kan?

Dia merasa konyol. Bagaimana mungkin seorang Yan HuangJun bisa terkena demam hanya karena hal sepele?

Yan HuangJun menuju kamar sambil berpegangan pada tiang koridor. Kepalanya terasa makin berat dan pandangannya berputar-putar. Saat memegang dahi sendiri, itu sangat panas. Setibanya di kamar, yang Yan HuangJun ingin lakukan hanyalah berbaring dan tidur. Ia bahkan tidak sanggup lagi untuk bangun atau memanggil pelayan. Mungkin dengan berbaring sebentar, demamnya segera hilang.

Ah, Song Qi sedang ada urusan di Xuanlu. Yan HuangJun tidak yakin istrinya akan pulang cepat, tapi ia sudah merindukan sosok kekasihnya ....

*

Di alam mimpi, samar-samar Yan HuangJun mendengar suara beberapa orang. Suara itu semakin jelas sehingga ia yakin bukan sekadar suara dalam mimpi. Akhirnya, Yan HuangJun membuka mata dan merasakan suhu badannya sedikit turun. Dengan linglung, Yan HuangJun mencari sumber suara yang ternyata berasal dari ambang pintu.

"A-Tao mau lihat Ayah!"

"Kan sudah Papa bilang, Ayah sedang demam. Nanti kalian bertiga bisa tertular."

"Tidak. A-Mei, kan, kuat. A-Ying juga pasti kuat."

"Aaa ...!"

Ada getaran di hati Yan HuangJun ketika melihat keempat lelaki yang disayanginya ada di sana, sedang berdebat kecil. Yan HuangJun mencoba bangun, ingin melihat ketiga anaknya.

When You Change EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang