🌼 Chapter 84: Dua Perayaan, Dua Pelukan 🌼

895 140 64
                                    

Chapter 84

Dua Perayaan, Dua Pelukan

🌼🌼🌼🌼🌼

Ying si bayi membuka mulut tanpa ragu dan membiarkan sesendok bubur masuk ke mulutnya. Ketika bubur tersebut menyentuh lidah, ia tersenyum karena rasa lezatnya. Karena senang, ia pun bertepuk tangan lalu tertawa.

Tidak hanya tepukan dari Ying, dua orang dewasa di dekatnya juga melakukan hal yang sama.

"Rui Er, kerja bagus!"

"Ayah berhasil!"

Satu orang dewasa lainnya menghela napas lega. Pipinya agak memerah karena mendapat pujian dari dua orang tersayangnya, "Terima kasih, Papa, Qi. Ini berkat kalian."

Ya, ini berkat Yan QiuLan dan Song Qi yang selalu membantu Yan HuangJun menyuapi bayi. Setelah beberapa hari percobaan, akhirnya Yan HuangJun berhasil menyuapi Ying, bahkan sampai buburnya habis. Tidak ada tangisan, tidak ada tangan yang tergelincir, semua berjalan lancar seolah Yan HuangJun sudah terbiasa.

"Cukup memakan waktu juga. Rui Er, kau harus berlatih lebih keras, cepat, dan baik," kata Yan QiuLan, mengangkat Ying dari pangkuannya, "Sekarang, latihan menggendong."

Yan HuangJun meneguk ludah. Kegugupannya datang lagi, tapi kali ini tubuhnya tidak kaku. Setiap malam ketika istrinya sudah tidur, Yan HuangJun diam-diam mengambil Ying--tanpa mengaktifkannya--dan belajar menggendong boneka bayi tersebut. Jadi, ketika Ying yang sudah hidup diserahkan padanya, Yan HuangJun bisa menanganinya. Ini hampir tidak ada bedanya dari latihan diam-diamnya. Yang membedakan hanyalah Ying yang hidup kembali.

Song Qi maupun Yan QiuLan terkesan pada kesiapan Yan HuangJun. Posisi tangannya sudah benar dan dia tidak gemetar lagi. Ying yang berada di lengannya pun tersenyum, menunjukkan bahwa tempatnya sekarang adalah tempat yang benar-benar nyaman.

"Benar, sudah benar," kata Yan QiuLan mengangguk pasti.

Song Qi terkekeh, "Kalau sudah begini, berarti pelatihannya tinggal sedikit lagi."

Karena Yan HuangJun sudah bisa menggendong, latihan dilanjutkan dengan memandikan bayi, mengganti pakaian bayi, bahkan ketika Ying buang air besar, Yan HuangJun diajarkan dengan baik bagaimana mengganti popok. Selama seharian penuh, ketiga orang itu sibuk.

Terlalu sibuk sehingga tidak menyadari bahwa salju mulai mencair.

*

Yan Tao berhenti mengambil salju, agak terkejut karena salju yang dipegangnya tidak sebanyak sebelumnya. Ia menoleh pada boneka salju buatan Yan Mei yang juga tidak sebesar sebelumnya. Beberapa boneka salju yang disusun rapi di dekat gerbang sudah ada yang hancur--mencair.

"A-Mei," panggil Yan Tao, "Apakah ... musim semi ..."

Yan Mei menyadari perubahan sekitar. Pepohonan yang bersembunyi di tumpukan salju sekarang hampir menunjukkan dirinya kembali. Mata indah Yan Mei membesar dan ia melanjutkan pertanyaan saudaranya, "... Sebentar lagi?"

Sudut bibir Yan Tao terangkat tinggi dan ia melemparkan salju seolah tidak membutuhkannya lagi, "Artinya sudah dekat tahun baru, kan?"

Yan Mei girang, "Yang lebih terpenting, sebentar lagi ..."

Keduanya kompak bersorak, "Ulang tahun!"

Yan Tao dan Yan Mei meninggalkan halaman dan berlari secepat mungkin untuk menemui ayah dan ibu mereka, sambil memanggil-manggil, "Ayah! Papa! Ayah! Papa!"

Dalam waktu singkat, si kembar sudah tiba di ruangan ayah mereka, tapi kedua kaki kecil Yan Tao dan Yan Mei mendadak berhenti di depan pintu. Mereka tidak jadi masuk karena ketiga orang dewasa yang di sana terlihat sibuk. Ayah sedang mencoba mengganti popok Ying, Papa memberi pengarahan, dan Kakek QiuLan sedang mengemasi kembali peralatan yang sudah digunakan. Untuk sejenak, semangat Yan Tao dan Yan Mei pudar. Mereka tidak mau mengganggu latihan Ayah.

When You Change EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang