🍋 Chapter 73: Hadiah yang Sesungguhnya 🍋

1.1K 148 22
                                    

Chapter 73

Hadiah yang Sesungguhnya

🍋🍋🍋🍋🍋

Pedang Cakar Naga Air adalah pedang yang indah. Ketika dilepaskan dari sarungnya, cakar kuat yang sudah dibentuk sedemikian rupa itu akan memancarkan cahaya kebiruan dan berkilau. Siapa saja yang menatap pantulan dari pedang tersebut dapat merasakan sensasi seperti sedang bercermin di air laut biru. Energi spiritual yang terkandung di dalamnya sangat besar, sehingga manusia yang bukan kultivator pun bisa jadi hebat. Pedang ini sudah tua, ratusan tahun, tetapi kualitasnya tidak berubah sedikit pun.

Di kehidupan sebelumnya, pedang ini menjadi senjata kedua Yan HuangJun untuk menguasai dunia. Banyak orang takut ketika Pemimpin Sekte Yan sudah memegangnya. Dengan Yingshi di tangan kanan dan Pedang Cakar Naga Air di tangan kiri, dunia bisa jatuh ke bawah kakinya.

Tetapi sekarang, Pedang Cakar Naga Air tidak lebih dari sekadar alat untuk melunasi utang.

Sambil menghela napas dan meletakkan kembali pedang ke dalam tas qiankun, Yan HuangJun mendengar pintu kamar dibuka. Istrinya yang cantik dan segar, beraroma bunga musim semi, masuk sambil membawakan nampan berisi kudapan lengkap serta sebotol arak.

"Ini hadiah kecil dari Sepupu QingXia," katanya sambil meletakkan nampan di meja terdekat.

"Pantas saja lama. Kupikir kau hanya ingin mengambil teh," Yan HuangJun menghampiri dan duduk di samping Song Qi.

"Maaf," Song Qi terkekeh, "Wu dan yang lain merayakan kemenangan tim kita. Aku tidak bisa meninggalkan mereka secepat itu, jadi aku berbincang-bincang sejenak."

"Dan meninggalkan aku sendiri di kamar?" Yan HuangJun mendengus. Suaranya terdengar seperti marah, tapi bagi Song Qi itu tidak ada bedanya dari anak kecil yang merajuk.

"Aku minta maaf," Song Qi menuangkan arak ke cangkir suaminya dan segera menyerahkannya, "Lain kali tidak akan membuatmu menunggu lama."

Sebelum meneguk araknya, Yan HuangJun sempat berkata, "Seharusnya tadi aku tagih saja hadiahnya di pemandian," dan meminum arak dalam sekali teguk, merasakan minuman tersebut membakar tenggorokannya.

Tangan Song Qi yang sedang menuang teh untuk dirinya sendiri hampir tergelincir, "J--Jangan sembarangan ...! Pemandian di sini, kan, tidak seperti pemandian sebelumnya ...."

"Bisa saja kalau aku menyewa tempat," kata Yan HuangJun, agak menyesali keputusannya yang tidak memesan pemandian lagi khusus untuk mereka.

"Kita akan mengganggu orang lain kalau kau lakukan itu," Song Qi berdeham dan mulai minum tehnya, kemudian meletakkan cangkir dengan elegan dan berkata sangat pelan,"Bu ... Bukankah lebih baik kalau di tempat yang lebih privasi ...?"

Yan HuangJun meraih tangan istrinya, mengecupnya lembut, "Sekarang kita sudah di tempat yang privasi," kemudian menuntun tangan seputih giok itu menuju tempat di mana ketidaksabaran Yan HuangJun sudah membengkak.

Song Qi memerah dan tangannya gemetar. Di balik kain yang disentuhnya ini ada sesuatu yang sudah panas membara, hampir keras, dan jika ditahan lebih lama lagi akan terasa menyakitkan bagi Yan HuangJun.

"Bagaimana dengan arak dan kudapannya ...?" tanya Song Qi serak.

Yan HuangJun meraih tengkuk istrinya, "Itu bisa lain kali," dan menempelkan bibirnya yang lapar pada milik Song Qi.

Rasa asam arak dan manisnya teh bercampur menjadi satu di bibir yang saling mendamba satu sama lain, memabukkan dan menyegarkan, panas hingga mengalir ke perut.

When You Change EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang