18. LDR-1

1.4K 43 0
                                    

Happy Reading
_________________________

Happy Reading_________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💎💎💎

'Aishhh... seharusnya dia sudah berangkat ke Tiongkok bukan? Kenapa dia masih ada di sini? Matilah aku!' gerutu Jason dalam hatinya sambil memejamkan mata pasrah.

"Hey... Da-Darrel kenapa ka..kau datang kemari?" sapanya gugup.

"Memangnya salah jika aku datang ke perusahaanku sendiri?" sahut Darrel datar dengan tatapan maut yang terpasang di wajahnya.

"Ahh.. bu-bukan begitu maksudku." Jason tertawa kikuk, dia mendekat pada Darrel lalu memegang pundaknya. "Setahuku hari ini kau akan ke Tiongkok. Tapi kenapa masih di sini? Apa ada yang tertinggal?"

"Ya. Aku melupakan sesuatu!" jawab Darrel langsung memelintir tangan Jason yang menyentuh pundaknya.

"Ahh aduh.. aduh.. sakit..!"

"Aku lupa untuk memberimu hukuman Mr. Jason," sambungnya dengan seringai devil.

"Hu-hukuman?"

"Benar. Kau tidak lupa kan dengan kejadian semalam?"

Jason mendelik mengingat kelakuan gilanya saat mabuk di rumah Darrel waktu itu. Beberapa detik kemudian dia hanya tersenyum kuda.

"Ahh itu ya? Baiklah, aku tahu, aku tahu! Aku mengaku salah padamu. Tapi bisakah kau melepaskan dulu tanganku?"

Bisa-bisa tangan Jason patah jika terus diplintir seperti itu. Akhirnya Darrel menghempaskan tangannya.

"Kau masih bisa tertawa, huh?"

"Tidak Darrel, aku sungguh minta maaf padamu. Itu tidak sengaja, kupikir dia adalah Xelia karena itulah aku menciumnya. Tapi ternyata dia adalah istrimu, aku benar-benar menyesal telah melakukannya. Kau tidak akan membunuhku bukan?"

"Cihh.. seharusnya aku langsung membunuhmu saja saat itu. Kau tahu? Jika sedikit saja aku terlambat memisahkan kalian, mungkin kau sudah memperkosa istriku!"

"Oh ayolah.. aku sudah minta maaf padamu. Kau ini kejam sekali!"

"Dasar brengsek. Kau berani mengumpat pada bos mu?!" Mendengar itu Jason langsung menutup mulutnya dengan tangan. Mulutnya memang tidak bisa di kontrol, wajar saja kalau Darrel semakin murka.

"Aku akan menskors-mu selama satu bulan."

"Apa?? Kau bercanda? Bukankah itu terlalu lama?" Jason membulatkan matanya tak percaya.

"Masih untung aku tidak memecatmu!"

Tentu saja Darrel tidak mungkin jika harus memecat sahabatnya itu meskipun kelakuannya suka bikin sakit kepala. Jason adalah satu-satunya sahabat yang setia, disisi lain Darrel juga patut mengacungi jempol terhadap kinerja Jason. Dia sudah seperti tangan kanannya, bahkan dia yang selalu memperbaiki hubungannya dengan klien ketika Darrel tiba-tiba memutuskan jalinan kerjasama. Jason yang selalu berusaha keras menjaga nama baik ICBC.

Marry With CEO 💎 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang