31. Pernyataan Cinta

1.7K 62 3
                                    

VOTE DULU BARU BACA ⚠️

VOTE DULU BARU BACA ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

💎💎💎

"Aku hamil."

Terpampang dengan jelas wajah terkejut Brandon kala mendengar pernyataan jika Damica hamil. Matanya membulat sempurna menandakan bahwa lelaki itu benar-benar terkejut.

"Tolonglah, kamu tidak mungkin hamil 'kan baby? Aku sangat ingat kita menggunakan pengaman saat itu. Jadi tidak mungkin kamu hamil." Brandon masih belum percaya dengan kenyataan ini. Menurutnya, mustahil jika Damica hamil karena mereka jelas melakukannya memakai pengaman.

"Aku sungguh hamil, Brandon. Umurnya sudah dua minggu. Dan Kakakku sudah mengetahui tentang hal ini."

"A-apa?"

Damica tidak menunjukkan ekspresi takut atau semacamnya. Gadis itu berusaha untuk setenang mungkin, karena semuanya sudah jelas, dia mengandung anak Brandon. Dan ia tau lelaki itu sangat mencintainya. Dia pasti akan bertanggung jawab bukan?

Sedangkan Brandon terlihat bungkam. Berita ini sungguh membuat kepalanya pening. Tapi seharusnya dia tidak perlu terkejut atas kehamilan Damica karena mereka memang pernah berada dalam gairah-gairah panas yang memabukkan secara sadar.

"Tapi bagaimana jika itu bukan anak—"

"Ini anakmu, Brandon. Aku tidak pernah tidur dengan laki-laki lain, only you baby! Kau ingin membantah apa lagi? Mungkin pengaman yang kamu gunakan itu bocor, bisa aja kan?" Damica menghembuskan nafas panjang.

Brandon kembali terdiam. Keheningan yang membentang diantara mereka cukup lama, Damica tidak berhenti menatap Brandon berharap lelaki itu mengatakan apa yang ingin ia dengar.

"Lalu kau ingin apa?" ujar Brandon. Entahlah, saat ini ia sangat tidak bisa berpikir dengan jernih.

"Kau tidak ingin bertanggung jawab huh?" Damica balik bertanya. "Apa kau ingin aku aborsi anak ini??"

Brandon mengusap wajahnya dengan kasar. "Aku tidak memintamu untuk melakukan itu. Aku hanya bertanya, kau ingin apa?"

"Tentu saja kau harus bertanggung jawab, Brandon! Hanya itu yang aku inginkan!"

"Oke," lelaki itu menghela nafas berat. "Kita akan menikah. Tapi tidak bisa dalam waktu dekat ini, baby."

Sontak Damica terkejut mendengar ucapan kekasihnya. "Kenapa? Kenapa kau jadi seperti ini Brandon? Kau terlihat ragu. Kamu masih mencintaiku kan??"

Entah kenapa semua terasa sia-sia bagi Damica, terlebih lagi saat melihat gelagat Brandon yang plin-plan. Hatinya sedih teramat dalam. Dulu sewaktu mereka akan melakukannya Brandon berusaha keras meluluhkan keteguhan hatinya. Dan saat semua jadi begini, lelaki itu dengan seenaknya bersikap seperti ini.

Marry With CEO 💎 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang