52. Balikan, yuk?

396 61 29
                                    

HANYA MAU MENGINGATKAN, SATU VOTE DAN KOMEN KALIAN SANGAT BERPENGARUH BAGI KELANGSUNGAN HIDUP MARTABAK.

CUS

HAPPY READING MOODBAKERS

______________________________________

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau nggak punya pacar macem Martabak?

Mau nggak punya pacar macem Martabak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Welcome to the Bhaktera Family. Itu visual babeh Bhaktera sama Bunda Ratna, ya. Kalau kata Martabak, senyum babeh Bhaktera itu mahal, cuma bisa diliat kalau ada kamera doang. Kalau dibalik layar? Seremnya gak ketulungan. Kalau Bunda Ratna itu baik banget, tapi kalau udah ngomel persis ibunya Nobita. Kalau Sandra? Jangan ditanya. Jadi pentolan di sekolahnya. Sampai-sampai panggilan Mochan dari Martabak diganti jadi kang pentol. Oh, iya, btw Sandra ini sekolahnya di STM, wkwk. Betapa murkanya Martabak pas tahu babeh ngebolehin adeknya sekolah di STM, padahal dulu Martabak gak boleh. Tapi gapapa, setiap perkataan ortu ada hikmahnya. Buktinya, berkat sekolah di SMA, Martabak jadi bisa kenal Hannin:v

STOP. INI PENGALIHAN ISU. HEMM, EMANG YA PALING ENAK NULIS MARTABAK ITU SAMBIL MAKAN MARTABAK. OK. AKU BANYAK OMONG. SELAMAT MEMBACA DENGAN HIKMAT^ ^

----------------------


"Yah, aku boleh tanya sesuatu?" tanya Hannin, sedikit ragu karena ia sendiri masih bingung dengan perubahan sikap yang begitu tiba-tiba pada Ayahnya. "Boleh." Kalimat yang terlontar dari ayahnya itu seakan sudah cukup menjadi pintu pembuka untuk pertanyaan yang akan Hannin lontarkan selanjutnya.

"Apa yang membuat Ayah berubah pikiran?" Akhirnya kalimat itulah yang keluar dari mulut Hannin.

Andrean menoleh. "Berubah pikiran?" Pria berkemeja putih itu tampak membenarkan posisi kaca matanya, lalu tampak menerawang mengingat-ngingat apa yang membuatnya berubah pikiran. "Waktu itu, Ayah dapat telpon dari nomor gak dikenal. Ayah gak tahu itu dari siapa, soalnya suara orang itu disamarkan mirip suara pemakai borax. Orang itu panjang lebar nyeritain tentang kamu," jelas Andrean membuat Hannin menautkan kedua alisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MARTABAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang