33. Classmeet

725 89 11
                                    

"Cemburu terhebat bukan tentang pacar, tapi tentang sahabat."

*
*
*
*

Babak terakhir pertandingan final bola basket antara kelas X IPS 2 melawan kelas XI IPA 1 berjalan sangat seru. Kedua tim tampak imbang, tak mau tertinggal satu point pun dari tim lawan. Alhasil, terjadilah kejar-kejaran point yang cukup sengit.

Tim Martabak dengan semangat yang berkobar saling beradu strategi dengan tim sebelah yang katanya ada sang kapten dewa basket idaman semua cewek satu sekolah. Siapa lagi kalau bukan bucinnya Hannin.

Di tim Martabak, ada Dava si ketua ekskul futsal yang sedang beralih profesi menjadi ketua tim basket kelas a.k.a sang playmaker yang menjadi tokoh kunci permainan dengan mengatur strategi kawan tim nya. Ada juga Udin dan Reza sebagai Defense yang menjadi penjaga pemain lawan agar kesulitan memasukkan bola. Dan ada Adit sang ketua kelas bobrok dengan Martabak sebagai forward, yang bekerja sama mencetak poin demi point.

Cukup sulit memang, melawan kapten tim basket kesayangan sekolah ini. Walaupun tim Martabak isinya para kaum gesrek bar-bar yang diberikan​ sedikit pencerahan, tetapi tim Martabak bermain tak kalah bagus dengan tim Darrel. Maka dari itu, jangan sesekali meremehkan seseorang hanya karena satu kekurangan. Karena ketika mereka yang diremehkan menunjukkan taringnya, bungkamlah seribu mulut.

Tak ketinggalan, tim Darrel pun tidak kalah semangat dengan tim Martabak. Darrel tentunya tidak akan memberikan kemenangan begitu saja kepada tim lawan. Reputasinya sebagai kapten tim Basket sekolah akan sia-sia jika kalah dengan begitu mudah. Apalagi tim Darrel juga di perkuat dengan anak basket unggulan yang memang satu kelas dan satu persahabatan dengan Darrel.

Teriakan penyemangat pun menggema layaknya supporter di stadion sepakbola. Bahkan jika ada kategori suporter terbaik, pasti akan di berikan kepada para kaum hawa yang tiada henti meneriaki nama Darrel, tidak peduli cowok itu sudah berstatus pacaran.

Keringat yang membasahi rambut Darrel di tambah dengan wajah dingin nan datarnya mampu membuat siapa saja yang melihatnya terbius dan terpesona.

Berbeda dengan Hannin. Ketika para cewek-cewek​ yang lain sedang menggebu-gebu menyemangati Darrel, Hannin malah duduk santai di pinggir lapangan memakai topi yang membalut kepalanya dengan wajah datar sambil menggenggam satu botol air mineral dingin.

Hannin menatap malas Resya di sebelahnya yang sejak tadi tidak berhenti berteriak. Hannin sih, masih memaklumi jika Resya hanya berteriak. Tapi tidak hanya berteriak, Resya bahkan refleks beberapa kali memukuli dan meremas bahu Hannin setiap kali Darrel berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Menyebalkan.

"Uwaaaaaaa! Kak Darrel masukkin bola lagi! Huuuuuu!" Refleks Resya bersorak sambil bertepuk tangan heboh.

"Nin, subhanallah ganteng banget masyaallah. Gak kuat pengen ngelap keringetnya​, Nin!!" kata Resya heboh sendiri sambil meremas​ kencang bahu Hannin.

Sontak Hannin langsung memberikan tatapan tajam pada Resya. "Sekali lagi​ lo pegang pundak gue, jangan salahin tangan gue kalau gak sengaja nampol muka lo, ya." kata Hannin membuat Resya bergidik ngeri.

"Ya ampun, Nin! Punya pacar yang gantengnya subhanallah begitu bukannya disemangatin, malah di anggurin. Nih ya, lo itu harusnya bersyukur bisa punya pacar paket lengkap macem kak Darrel. Kalau lo gak mau, mending kak Darrel buat gue aja, deh." kata Resya tak habis pikir dengan jalan pikiran Hannin.

Hannin tersenyum smirk mendengar ucapan Resya. "Kalau mau, ambil aja," kata Hannin enteng, layaknya sedang memberikan sebuah barang.

Resya langsung membulatkan matanya lebar. "Seriusan​?" Hannin menepuk bahu Resya. "Tapi kalau dianya mau," kata Hannin sambil terkekeh membuat Resya mengerucutkan​ bibirnya.

MARTABAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang