27. Kalah Taruhan

732 88 37
                                    

"Melepaskan bukan berarti melupakan. Melepaskan ialah merelakan hati untuk menerima kenyataan."

×
×
×
×

Hannin Wins_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_Happy Reading❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hannin Wins
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_
Happy Reading❤

Sejak jam istirahat di mulai, para siswa yang heboh di lapangan membuat jamkos bertebaran dimana-mana. Entah gurunya mager atau sedang ada rapat, jamkos tetaplah surga bagi para siswa di seluruh Indonesia. Apalagi kalau jamkos di tambah kosong tugas, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan.

Martabak masih mengenakan earphone di telinganya tak peduli dengan keramaian di kelas.

Entah mengapa semenjak kejadian ramai di lapangan barusan, kegiatan gibah meningkat drastis dari biasanya. Para cewek kutu buku yang biasanya tidak pernah julid pun, malah ikut berpartisipasi dengan para penggibah.

Heran. Di mana pun, kapan pun, dalam keadaan apapun, always gibah. Gak tau kenapa gibah tuh enak banget astaghfirullah.

Martabak mendelik melihat para cewek yang berkumpul sambil gibah. Martabak heran sendiri, memangnya apa sih yang jadi bahan gibah sampai-sampai, sangking semangatnya kuah bercucuran dari mulut. Lama-kelamaan ini kelas bisa banjir.

Giliran gibah aja lancar.

"MARTABAKK!!!!!!!" Suara Udin pecah saat memasuki ruang kelas, di ikuti Reza dan Ucup di belakangnya.

Betapa terkejutnya Martabak saat tiba-tiba Ucup memeluknya sampai menyesakkan dada.

"GUE GAK BISA NAPAS BAMBANG!" Martabak melepas paksa pelukan itu. "Apaan peluk-peluk gue, jijik woyy!" protes Martabak sambil menetralkan napasnya.

Udin menepuk pundak Martabak. "Gue turut berduka cita, bro!" Belasungkawa Udin dengan wajah sok sedih.

Martabak menautkan​ alisnya bingung. "Lo semua apaan, sih!" Martabak merasa muak dengan sikap temannya yang rada somplak.

"Yang sabar ya, Bak! Lo harus merelakan dia sama orang yang gue pikir dan emang kenyataannya lebih baik dari pada lo!" kata Udin lagi membuat Martabak tambah bingung.

"Apaan sih, merelakan apaan? Cewek aja gak punya. Jomblo kayak gue apa yang harus di relain?" Martabak sewot sendiri karena seorang jomblo yang tentram damai tiba-tiba di suruh merelakan. Lucu sekali.

"Emang lo gak tau?" kepo Reza.

"Tau apaan?" kepo Martabak.

MARTABAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang