35. Gagal Romantis

711 94 15
                                    

Happy Reading ❤

Libur akhir semester sebentar lagi akan berakhir. Hanya tersisa tiga hari lagi menuju tahun ajaran baru. Para orang tua pun sudah berbondong-bondong membeli peralatan sekolah setelah sebelumnya di sibukkan dengan belanja pakaian hari raya.

Hari raya Idul Fitri sudah berlalu​, liburan sudah berlalu, mudik sudah berlalu, tinggal menghitung​ hari menuju back to reality.

Jika orang​ lain berlibur dengan mengunjungi berbagai destinasi wisata bersama keluarga, berbeda dengan Hannin. Liburan Hannin sembilan puluh lima persen justru berpusat di rumah, dihabiskan dengan rebahan, makan, minum, bermain Handphone, tidur, bangun, rebahan sambil main Hp lagi, makan, tidur, rebahan lagi, dan mandi?? Menjadi satu hari dalam sekali.

Hanya sekitar lima persen kegiatan Hannin yang berada di luar rumah. Yaitu hanya saat salat tarawih, salat Idul Fitri, bersilaturahmi ke tetangga, dan pergi ke warung yang persis ada di depan rumah. Hemat tenaga.

Seperti halnya saat ini, ketika Hannin sedang asyik ber-rebahan ria, ibunya malah mengusiknya.

"Hannin!!!" Dara memanggil anaknya dari dapur.

Tidak ada respon.

"Hannin!" Masih setia dengan kacang.

"HANNIN!!!!!"

"Iyaaaaaa," jawab Hannin dengan ogah-ogahan.

Dara segera menghampiri putri pertamanya itu di sofa ruang tamu. "Kamu ini, ya! Kerjaannya rebahah mulu, gas di dapur habis, cepet beli di warung!" gertak Dara.

Hannin terperangah. "Warung gas elpiji kan jauh, mah," kata Hannin malas.

"Kamu cuma di suruh beli gas doang males-malesan, gimana​ nanti kalau kamu udah berumah tangga? Mau makan apa nanti suami sama anak kamu?" kata Dara tak habis pikir dengan Hannin.

Hannin merasa jengah sendiri, ibunya ini kalau sedang mengomel ujung-ujungnya pasti membahas rumah tangga Hannin di masa depan.

Kalau kamu punya anak suami nanti mau makan apa? Nanti jangan malu-maluin mertua kamu! Calon ibu harus rajin nyuci piring, nyuci baju! Emang nanti anak kamu mau di asuh sama pembantu? Mamah gak mau, ya! Nanti kamu jadi ibu yang gak bertanggung jawab!

"Kalau gak mau beli, nanti malem gak usah makan!" ancam Dara.

"Iya-iyaa," Hannin pun segera bangkit mengambil dua gas elpiji yang kosong melompong.

o0o

Di sore hari yang terik, Hannin dengan susah payah membawa dua gas elpiji yang bobotnya menjadi dua kali lipat dari semula saat ia membawanya ketika berangkat.

Hannin dibalut kaus putih sepanjang siku dengan celana bahan berwarna krem bermotif kotak-kotak, di tambah sandal swallow is everything.

Gaya berpakaian Hannin sudah menjadi ciri khas membuat siapapun yang mengenal Hannin pasti tahu jika itu adalah Hannin dilihat dari cara berjalannya yang ogah-ogahan, yaitu berjalan tidak dengan mengangkat kaki melainkan berjalan dengan menyeret kakinya di tanah.

Seseorang mengklakson tepat di samping Hannin membuat​ Hannin hampir saja melempar gas elpiji itu pada orang yang mengklakson sembarangan.

"Wiss, santai dong!" kaget Martabak saat Hannin bersiap melempar gas elpiji itu kapan saja ke wajahnya.

"Ngagetin aja lo kampret!" kesal Hannin.

MARTABAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang