45. What's Wrong With Him?

652 88 50
                                    

JANGAN LUPA VOTE!

Happy Reading Moodbakers🖤

Happy Reading Moodbakers🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi lo ketika ...
_
_
_
_

Acara pelepasan siswa kelas dua belas tahun ini tampak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan mengusung tema TEMPO DOELOE, acara ini benar-benar menyuguhkan nuansa klasik dengan berbagai kuliner khas jaman dulu. Acara perpisahan ini bahkan lebih mirip dengan acara festival kuliner daripada sekedar acara perpisahan.

Para wisudawan pun tak luput jadi sorotan. Sesuai dengan temanya yang berjudul TEMPO DOELOE, dalam momen ini mereka tampil classy dengan kemeja putih berbalut tuxedo suit hitam bergaya klasik, lengkap dengan bow tie, vest, juga pantofel kulit berwarna hitam. Ditambah gaya rambut klimis khas Pomade, yang makin mempertegas aura karismatik deretan cowok ganteng SMA Tunas Bangsa.

Tak mau kalah, para wisudawati juga tampil anggun dengan gaya vintage style yang mengusung mode fashion tahun 20-an hingga tahun 60-an.
Walaupun bertema oldstye, namun tema vintage ini terkesan unik sekaligus berkelas. Mereka bahkan tampak sedang ber-OOTD dengan dengan gaya vintage modis yang mereka pilih sendiri. Pokoknya instragramable banget deh.

Oke. Lupakan segala hal tentang Outfit On The Day yang kece abis. Nyatanya, Martabak dan Hannin tampak percaya diri dengan setelan baju hitam putih ala anak magang kerja.

Berdeda halnya dengan Ucup yang tampak keren dengan setelan jasnya saat membaca puisi, Resya yang tampak sangat cantik dengan riasan tarinya, Udin dengan rompi broadcastnya bak seorang fotografer handal, bahkan Reza yang hanya memegang simbal di drumband pun tampak sangat gagah dengan berbagai atribut yang terpasang di bajunya.

"Markopat!" panggil Hannin pada Martabak sambil mendudukkan bokongnya di salah satu kursi, lalu menepuk-nepuk kursi di sebelahnya menyuruh Martabak untuk ikut duduk. "Duduk dulu sinilah!" perintah Hannin yang segera dituruti oleh Martabak.

"Habis ini kita cobain apa lagi?" tanya Martabak antusias, mulutnya sibuk menggigit beberapa tusuk cilok ditangannya.

Hannin mengehela napas lelah, lalu merebut tusukan cilok terakhir yang hendak masuk ke dalam mulut Martabak. "Nin! Cilok gue!" protes Martabak tak terima, sedangkan sang pelaku hanya menjulurkan lidahnya dengan wajah yang dibuat jelek.

Seharusnya saat ini Hannin malu. Sejak datang pagi tadi, dengan tidak tahu malu mereka sudah menjelajahi berbagai kuliner yang tersedia di sini. Padahal status mereka adalah tamu tak diundang. Sebagai siswa pun, mereka tidak ikut berpartisipasi dalam acara.

Harusnya Hannin juga malu. Saat datang ke acara ini memakai baju saran dari Martabak. Niat Martabak mengajak Hannin memakai setelan hitam putih agar terlihat seperti relationship goals, malah berujung berseragam persis dengan para penjaga stand kuliner dan tukang cuci piring. Ah, memalukan sekali. Tapi kata Martabak, Hannin tidak perlu malu karena mereka masih memakai baju.

MARTABAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang