JANGAN LUPA VOTE!
Happy Reading Moodbakers💜
_
_
_"Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving."
Hidup itu seperti mengendarai sepeda.
Untuk menjaga keseimbangan, kita harus terus bergerak.-Albert Einstein
***
Hiruk pikuk kantin di jam istirahat kedua memang tidak bisa dipungkiri. Ucup bahkan rela datang sebelum bel berbunyi untuk memboking salah satu meja.
Dengan susah payah Ucup menjadi pawang meja tersebut agar tidak ada satu orang pun yang menduduki kursi-kursi itu. Dengan sigap Ucup merentangkan kedua tangannya untuk mencegah setiap siswa yang ingin duduk di salah satu deretan kursi yang sedang ia perjuangkan.
Berbagai tatapan jengkel dari para penghuni kantin ia terima dengan lapang dada. Ucup pun mengelus dadanya pelan, "Demi makan gratis!" Dengan tegar Ucup rela melakukan apa pun selagi itu gratisan.
"Akhirnya ... Datang juga," ujar Ucup lega saat melihat Resya, Dava, Udin dan Reza berlomba-lomba menduduki bangku kantin yang sudah Ucup jaga dengan sepenuh hati.
Resya langsung ambil posisi duduk manis di sebelah Ucup yang masih berdiri. "Makasih, ya, Suf. Udah dijagain mejanya," ucap Resya sambil tersenyum. Pasalnya, hanya Resya yang memanggil Ucup dengan nama asli, selain guru ketika mengabsen kehadiran siswa.
Ucup gelagapan, kekasihnya ini memang jago sekali membuatnya luluh. "Jangankan meja, hati kamu aja aku jagain," balas Ucup membuat penghuni meja menoleh berjama'ah.
Reza merasa gerah, padahal kipas angin tepat berada di atas meja mereka. "Bucin aja terus sampe Brontosaurus ganti nama jadi Bucintaurus!" sindir Reza.
"1Ri b1L4nG b0s5!" balas Ucup dengan pose andalannya.
Mereka semua terbahak mendapati wajah Reza saat Ucup membalasnya dengan telak. Ketahuan sekali jiwa jomblo Reza sedang meronta-ronta kala melihat perbucinan di depan mata. "Lo berdua juga jomblo bangsat," tukas Reza langsung membungkam tawa Dava dan Udin.
"PUNTEN, GO-FUD ... " Martabak datang dengan dua nampan berisi Bakso dan menu terbaru mas Budi yaitu Nasi Goreng Krispi.
Hannin menyusul dengan nampan es teh ditangannya. "Yang," Martabak langsung menoleh merasa terpanggil. "Yang harus yang haus yang haus!" lanjut Hannin membuat Martabak ke-geer-ran setengah mati.
Dava mengusap perutnya yang lapar. "Alhamdulillah, akhirnya gue bisa makan," ucapnya dengan mata berkaca-kaca, terharu ketika uangnya tandas karena Liverpool yang ia jagokan dikalahkan dengan skor 3-1 melawan Real Madrid di Liga Champions.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARTABAK
HumorHanya kisah manusia aneh bernama MARTABAK dengan para antek-anteknya. Martabak di sini bukanlah buatan mamang tukang Martabak. Martabak hanyalah seorang manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan. 🎶 Martabak juga manusia... Puny...