"Jomblo sengketa, adalah jomblo yang tidak jelas status kepemilikannya. Di bilang temen tapi deket, di bilang pacar tapi bukan."
Happy Reading ❤
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Martabak langsung berlari menuju gerbang sekolah. Padahal, siswa yang lain baru saja berkemas untuk pulang.
Biasalah, anak teladan. Berangkat akhiran pulang awalan.
Martabak segera mengayuh sepedanya menuju warung tongkrongan. Sebenarnya, maksud Martabak ingin cepat keluar dari sekolah, ya untuk menghindari Ucup. Biarkan. Mungkin Ucup sekarang sedang kebingungan mencari Martabak persis orang linglung. Jahatnya Martabak.
Di warung tongkrongan anak STM, Martabak segera bergabung duduk bersama yang lain. Anak STM sudah sedari tadi nangkring di tempat itu, karena jam pulang sekolah anak STM memang setengah harinya jam pulang sekolah anak SMA.
"Bak, pindah sekolah ajalah lo ke STM. Sekolah udah kayak orang kerja, di gaji juga kaga," sindir Joni.
"Heran gue, betah amat lo sekolah di SMA. Tugas bejibun, bukunya tebel-tebel, PR nya banyak, mending kayak kita ni, santai terosss," timpal Rajo.
"Gak mau. Gak elit banget kalau gue pindah sekolahnya ke STM, udah gitu sekolahnya tetanggaan pula. Bisa-bisa turun dah reputasi gue," elak Martabak.
"Bak! Lo kalau udah bangsat ya bangsat aja. Gak usah sok Malaikat aslinya bangsat!" seru Komeng blak-blakan.
Beginilah kalau sama anak STM, jangan baperan. Mereka selalu ngomong soal fakta blak-blakan di depan orang nya langsung tanpa perasaan. Tapi lebih baik begitu sih, dari pada teman yang punya muka dua? Cuma baik di depan tapi nusuk dari belakang. Itu temen anjing namanya.
Martabak sudah biasa di sindir blak-blakan oleh teman-temannya. Itu tidak masalah, anggap saja sindiran itu sebagai motivasi hidup.
"Gue emang bangsat. Tapi sorry, bang. Gue gak tampang Malaikat," kata Martabak menimpali. Oke. Mungkin mereka kesal karena Martabak tampak meremehkan sekolah mereka. Martabak akui itu. "Yaudah, maaf. Bercanda gue kelewatan," kata Martabak lagi dengan maaf.
Ya gitu. Biasanya kalau habis sindir-sindiran harus ada yang mengalah untuk bilang maaf. Cuma bilang maaf apa susahnya sih.
"Udah-udah, jangan ribut. Meng? Di maafin gak si Martabak?" kata Momo menengahi.
"Iye. Lagian siapa yang marah, gue juga canda doang kali, lo pada baperan amat dah. Sans elah," kata Komeng sambil tertawa lepas.
"Anjing ye lo! Gue kira serius taunya cuma drama!" Kesal Martabak.
Mereka semua tertawa. Hangatnya persahabatan mereka, tanpa pandang bulu dan semua sama rata.
******
Martabak kini pulang ke rumah lebih cepat. Biasanya Martabak akan nongkrong bahkan sampai malam, hari ini Martabak rasanya ingin cepat pulang dan makan. Laper.
"Udah lama gue gak balik jam segini. Mamah masak apa, ya," kata Martabak sambil melepas sepatunya.
Jangan heran. Martabak memang jarang pulang sore atau siang, biasanya Martabak lebih sering pulang malam.
Keluarganya memang memberi kebebasan pada Martabak, boleh main asalkan jangan lupa belajar dan ibadah, gak pulang-pulang ke rumah juga boleh, gak bakal di cariin kok. Kalau kata babeh, 'Duit abis juga balik sendiri, ngapain di cariin?'
KAMU SEDANG MEMBACA
MARTABAK
HumorHanya kisah manusia aneh bernama MARTABAK dengan para antek-anteknya. Martabak di sini bukanlah buatan mamang tukang Martabak. Martabak hanyalah seorang manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan. 🎶 Martabak juga manusia... Puny...