13. Si Kutub

1K 139 30
                                    


💢💢💢💢💢💢💢

Happy Reading ...
❤3000

"Kalau Hp buluk lu mau bener, balik sekolah tunggu gue di parkiran," ucap Martabak sambil merampas dua buah permen hot-hot ditangan Hannin dan berlari keluar kelas.

"EH PERMEN GUE KAMPANG," kata Hannin sambil menahan emosi.

Tiba-tiba, kelas yang tadinya rusuh mendadak panik ketika Adit, sang ketua kelas datang dari luar sambil membawa kabar buruk.

"Woyy! Ada razia Hp dadakan! Pak Mujid sama anak Osis lagi jalan kekelas kita!" Seru Adit dengan suara lantang.

Anak-anak kelas pun langsung berhamburan mencari tempat penyimpanan Handphone yang aman dari razia.

"Hp gue taro dimana nih!"

"Woy jangan sampe ketahuan!"

"Taro laci meja guru!"

"Taro disepatu woy!"

"Taro Hp nya di selokan yang kering woy!"

"Ketahuan lah goblok, pak Mujid udah ada didepan kelas!"

Hannin sedari tadi hanya mondar-mandir panik sambil memegang Handphonenya yang rusak.

"Weh gua ada ide! Taroh semua Hp ke dalam kantong plastik habis itu gantung dipaku luar jendela!!" Ucap Udin dan langsung disetujui oleh murid satu kelas.

Dengan gerakan​ secepat kilat bagaikan flash, Semua Handphone berhasil diamankan dalam satu kantong plastik dan digantung di paku jendela samping kelas yang berada dilantai dua.

"Eh Udin kalo sampe plastik nya jatoh kebawah lo yang ganti rugi Hp satu kelas!"

"Lah kenapa jadi gua yang tanggung jawab."

"Ini kan ide lu kampang," seru Adit kepada Udin.

Kalau sampe tuh paku nya ga kuat nahan plastik isi Hp, tamat sudah riwayat Udin.

Satu plastik Hp berisi berbagai macam Handphone mulai dari yang paling jadul sampai Hp keluaran terbaru.

Ketika pak Mujid masuk kedalam kelas, para anak Osis mulai mengecek tas, kolong meja, hingga ke sudut ruangan paling pojok di lakukan penggeledahan.

Dan para anak Osis tidak menemukan satu pun Handphone dikelas itu.

Selagi para Osis menggeledah, pak Mujid dengan santai berjalan kearah jendela dan melihat-lihat pemandangan diluar.

"Udara diuar adem, betul tidak? Kenapa kalian gak buka aja jendela nya biar gak sumpek kelasnya," kata pak Mujid basa-basi sambil membuka jendela perlahan.

HAA MAMPUS.

Seketika, para mata tanpa kedip menelisik setiap gerak-gerik pak Mujid yang ada dijendela. wajah panik dan tegang bercampur aduk dikelas itu.

Beberapa tatapan sinis ke arah Udin yang siap menerkam Udin hidup-hidup, membuat keringat mengalir deras di wajah Udin.

"Kalian kalau buang sampah itu ketempat sampah, jangan dibuang keluar jendela," katanya lagi.

MARTABAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang