46. Sableng

660 90 91
                                    

JANGAN LUPA VOTE SEBELUM MEMBACA!

Happy Reading Moodbakers🖤

Happy Reading Moodbakers🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Martabak pernah imut

______________________________________________

"Eonni!"

Hannin hanya mengernyitkan dahi kala mendapati Sandra sudah berada di depan rumahnya sepagi ini. Pasalnya, ia memang ada janji dengan Martabak. Tapi, kenapa malah adiknya yang datang?

"Sandra?"

Sandra melangkahkan kakinya lalu menggaet lengan Hannin. "Iya, eonni. Ini Sandra, calon adik iparnya kak Hannin!" Sandra lalu memicingkan matanya, menatap Hannin penuh selidik. "Eonni habis ngapain? Bau apek gini?" tanyanya sambil mengapit hidungnya menggunakan tangan, seolah Hannin adalah manusia paling bau sedunia.

Adeknya siapa, sih, ini?! Gak ada akhlak banget!

Hannin memutar bola matanya malas, "Habis ngorekin tong sampah!" jawabnya asal, membuat Sandra terkejut karena mengira Hannin benar-benar melakukan itu. "Ya habis lari pagi lah!" lanjut Hannin sewot. "Masih pake nanya lagi," ujarnya lagi sambil bersidekap.

"Daebak! Eonni lari pagi setiap hari? Coba sini aku lihat perut kakak!" Hannin reflek mundur memegangi perutnya sambil memasang kuda-kuda. "Mau apa kamu, heh?!" ia benar-benar tak habis pikir dengan isi otak adiknya Martabak ini.

Sandra mencebik saat Hannin malah memasang kuda-kuda ketika ia ingin melihat perut Hannin sebentar saja. "Ih, kak! Aku tuh cuma penasaran, perut kak Hannin itu kotak-kotak atau enggak?"

Hannin tidak mengerti Sandra bicara apa. "Lo kira perut gue dadu?! Kotak-kotak segiempat?!"

Sandra menggelengkan kepalanya sambil memijat pelipis. "Bukan, kak! Maksud aku kak Hannin 'kan rajin olahraga, terus anak karate. Siapa tahu perut kaka ada ABSnya gitu, ada roti sobeknya, berotot, Aaaaaaa!" Sandra malah berteriak histeris membuat Hannin bergidik ngeri.

Sembarangan nih bocah! Dikira badan gue berotot macem Dwayne Johnson apa?!

Hannin menepuk bahu Sandra sambil menahan rasa kesal yang tengah membuncah. "Sandra, perut kaka itu normal. Gak berbentuk kotak, apalagi bulet kaya semangka. Jadi, lebih baik sekarang kamu pulang aja, ya?" usir Hannin baik-baik, kemudian segera berjalan hendak memasuki rumah.

Namun, lagi-lagi Sandra menghadangnya tepat di depan pintu. "Eonni jangan usir aku, dong!" Sandra mencebik kesal, kemudian langsung merubah ekspresinya dengan senyum lebar. "Aku dikirim ke sini sebagai ibu peri yang akan merubah calon kaka ipar yang buluk ini, jadi Cinderella paling cantik untuk bertemu pangeran!"

MARTABAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang