41. Pamit

1.1K 111 40
                                    

Happy Reading💜
Jangan lupa tekan tombol vote sebelum membaca!
-
-
-

Meluncurrrrrrrrr!
_
_
_

Sabtu bersama babeh kali ini membuat Martabak mengerahkan segenap jiwa dan raganya.

Bagaimana tidak? Jurus baru yang diciptakan babeh Bhaktera cukup aneh. Jurus Kagebunshin seribu Martabak namanya. Apa yang ada dipikiran orang-orang jika mendengar jurus itu? Kalian bayangkan saja sendiri.

Martabak sedang dalam posisi siaga satu, meleset sedikit saja tumpuan kuda-kuda kaki, bisa mengancam keutuhan tulang.

Aduh Gusti. Ini babeh saya, atau preman pasar? Anak sendiri mau dimampusin. Bapak macem apa in--

Bugh.

Bekas jotos si bule kemarin saja masih berdenyut nyeri, malah kena lagi dari babeh Martabak yang tenaganya melebihi cakra kyubi.

"Mangkannye fokus! Pasti elu habis mikir yang jelek-jelek tentang gue, ye kan? ngaku lu?!" sergah babeh Bhaktera.

Martabak pura-pura pingsan.

Setelah terkena bogem cakra kyubi ekor sembilan, Martabak membiarkan tubuhnya jatuh meringkuk kodok di atas hamparan rumput Jepang yang habis diguyur hujan.

Dengan posisi jatuh wajah menghadap rerumputan, Martabak jadi serba salah. Ingin memiringkan kepala nanti ketahuan. Tapi kalau diam saja wajah gantengnya jadi korban.

Dirasakannya pucuk-pucuk rumput mulai menusuk kulit bahkan menelusuk ke dalam lubang hidung menimbulkan rasa geli. Matanya terpejam ayam karena tenggelam dalam rerumputan. Bibirnya secara tidak langsung berciuman dengan pucuk rumput nan sejuk.

Dan yang lebih parah, parah! Parah!!

Persis di samping wajah Martabak, terdapat ranjau tai kucing yang bisa melunturkan ketampanan Martabak yang di bawah rata-rata. Sedikit saja menggerakkan kepala, ranjau siap menemplok dipipinya.

Tai kucing sialan!

Babeh Bhaktera mulai curiga. Setelah beberapa saat memperhatikan kondisi Martabak yang lebih mirip seperti Bangkong nyungsep, terbitlah senyuman bibir miring khas babeh Bhaktera.

"Satu ... "

Pertanda buruk.

"Dua ... "

Menuju neraka dingin.

"Ti--"

Martabak langsung mengangkat tubuhnya seperti posisi push-up, mengantisipasi apa yang akan terjadi jika dirinya terus melanjutkan rekayasa pingsan itu.

"Ampun, beh. Ane kaga ada maksud bohongin babeh! Suer, dah!" sesal Martabak sambil mengangkat tangannya membentuk huruf V.

Babeh Bhaktera berjalan perlahan ke arah Martabak dengan bersidekap membuat Martabak pun ikut mundur gaya suster ngesot.

Mundur, mundur, dan terus mundur sampai berakhir dengan telapak tangan yang menemplok pada takdir.

Jodoh pasti bertemu ...

Diangkatnya telapak tangan tinggi-tinggi menghadap wajah. Warnanya semu kuning kecokelatan, lengket, dan baunya pun menyeruak di hidung sampai masuk ke dalam rongga paru-paru.

"Tai kucing, kenapa lo bau?"

OOO

Dengan motor Vespa antik milik mang Ujang, Martabak sampai ke rumah Hannin dengan selamat sentosa.

MARTABAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang