50. kacang kuaci permen

301 57 48
                                    

HANYA MAU MENGINGATKAN, SATU VOTE DAN KOMEN KALIAN SANGAT BERPENGARUH BAGI KELANGSUNGAN HIDUP MARTABAK.

CUS

HAPPY READING MOODBAKERS

______________________________________

Hai!
Ada yang nungguin, gak?


Martabak X Sandra

Sebelum baca, pemanasan dulu bareng Abang Adek sableng ini.

*Mon maap di video Martabak rada nge-lag, harap di maklum.

Jangan lupa vote dulu, habis itu komen sebanyak-banyaknya.


oOo

Apa persamaan Jomblo sama Martabak?














Sama-sama di kacangin.

Wkwk.


"Lulus sekolah mau jadi apa?"

Pertanyaan yang tak urung akan selalu dipertanyakan entah sampai kapan pun selama kamu belum menjadi apa-apa. Pertanyaan yang selalu sama namun seakan memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi seiring bertambahnya usia. Bahkan, mulut seakan ikut membisu kala keinginan hati terjebak oleh keinginan orang tua yang katanya terbaik untuk kita.

"Lulus mau ngapain?"

Mungkin bagi sebagian orang akan dengan mantap menjawab ingin lanjut ke Perguruan Tinggi Negeri, lalu ada juga yang masih tak tentu dan bingung bakatnya ada di bidang apa, atau ada yang tak mau ambil pusing dan langsung kerja saja, meski lulusan SMA kadang dianggap sebelah mata, atau mungkin juga ada yang kebelet jadi mama papa muda?

Begitu pula dengan Martabak yang hanya manusia biasa dengan banyak kekurangan dan sedikit atau bahkan tidak punya kelebihan dalam dirinya.

Dulu saat ditanya mau jadi apa saat duduk di bangku TK, dengan mudahnya Martabak mengatakan mau jadi Gatot Kaca otot kawat tulang besi. Melihat film Batman, mau jadi Spider-man. Melihat film Harry Potter, mau jadi Voldemort. Melihat kamu, jadi ingin halalkanmu. HIYAA BISA AE LU BABAK TELOR CEPLOK!

Dan sebagaimana manusia pada umumnya, setelah kesuksesan diraih, Martabak juga menginginkan hidup bahagia bersama dia yang akan menjadi teman pendamping hidupnya.

Dan hari bahagia itu pun tiba. Hari di mana masa depan Martabak terasa begitu sempurna. Hari di saat impiannya menjadi kenyataan. Hari di mana dunianya sangat cerah, secerah senyuman lebarnya. Hari di mana dua keluarga, dua hati dan dua manusia dengan karakter yang berbeda disatukan dalam sebuah sakral ikatan bernama, pernikahan.

Degupan jantung Martabak seakan meletup-letup tak kuasa menahan rasa bahagia. Andai punya sayap, mungkin Martabak sudah terbang setinggi harapan yang telah kau berikan.

Pagi itu, para tamu undangan dan sanak saudara sudah berkumpul untuk menyaksikan akad. Setelah diarak oleh warga sekampung sambil diiringi rombongan rebana dan para besan, Martabak duduk di hadapan penghulu dan babeh calon mertuanya dengan balutan jas dan kopiah putih khas pakaian pengantin. Jantung Martabak serasa melompat ke sana ke mari, menjalar ke telapak tangannya hingga berkeringat dingin disertai getaran signifikan saat tangannya berjabat tangan dengan pak penghulu.

MARTABAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang