"Kalau beneran cinta ya di kejar,
Kalau gak sanggup lari ya jalan, kalau masih gak sanggup jalan ya jalan di tempat, itu lebih baik daripada hanya diam."|
|
|
|
|
|Happy Reading ...
❤3000
Bel istirahat pertama baru saja berbunyi, Hannin dan Resya baru saja keluar dari kelas. Wajah Hannin tampak kesal dan sedang unmood."Nin, udahlah lupain aja sih," bujuk Resya kepada Hannin.
"Gue gak marah, cuman kesel aja tuh sama si tukang caper yang bisanya cari muka depan guru," dumel Hannin sambil sesekali meluapkan kekesalannya dengan memukul tembok.
"Nin, itu tangan lo gak sakit apa?" tanya Resya yang merasa ngeri melihat kelakuan temannya. "Lagian, kayak lo gak tau aja sifat nya si Claire begitu, udah biasa kali," tambah Resya.
"Tapi yang tadi udah kelewatan, Sya. Hasil kerja keras kelompok gue gak dihargain, dengan modal rangking satu dia dengan enaknya rusakin hasil karya kelompok gue," masih dengan emosi yang meluap-luap. "Udah gitu, Bu Lani malah bela dia! Dimana keadilan di sekolah ini di tegakkan?! Guru malah membela yang salah!" seru Hannin.
"Saya butuh keadilan!" seru Hannin sambil mengepal tangannya ke atas layaknya buruh yang sedang demonstrasi gaji di naikkan.
"Udah, Nin, udah, jangan malu-maluin gue, lo lagi di liatin banyak orang tau!" bisik Resya malu sendiri dengan sikap Hannin.
Hannin yang sadar sudah jadi pusat perhatian, langsung merubah posisi semula sambil salting sendiri.
**
Setelah membeli es teh di kantin, Hannin dan Resya hendak segera ke kelas karena bel masuk baru saja berbunyi.
"Cepetan, Nin, udah bel," ajak Resya sambil menarik tangan Hannin.
Tiba-tiba, langkah mereka terhenti oleh Martabak yang sedang menghadang di tengah jalan sambil melentangkan kedua tangannya lebar-lebar.
"Kalau mau lewat, gopek dulu,"(nada palak pak Ogah di si Unyil) sambil tersenyum memperlihatkan kempot nya.
"Minggir!" bentak Hannin.
"Nin, madol yuk?" ajak Martabak dengan cengiran kuda khasnya.
Hannin tersenyum miring mendengar ajakan maksiat itu.
"Ayokk," sahut Hannin sambil merangkul pundak Martabak dengan tangannya.
"Eh, Nin. Terus gue gimana?" seru Resya sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ayo ikut aja, biar rame. Biar seru," ajak Hannin.
"Ogah, males gue ikutan madol bareng lo berdua, gue udah tobat gak mau madol lagi! Ajaran sesat!" ambek Resya sambil berjalan meninggalkan Hannin dan Martabak.
"Da dah Resya ... "
"Selamat belajar, Sya ... "
Serentak Martabak dan Hannin melambaikan kedua tangan mereka sambil berdadah ria meledek Resya.
"Kuyy, halaman belakang sekolah!" ajak Hannin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARTABAK
HumorHanya kisah manusia aneh bernama MARTABAK dengan para antek-anteknya. Martabak di sini bukanlah buatan mamang tukang Martabak. Martabak hanyalah seorang manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan. 🎶 Martabak juga manusia... Puny...