Hannin sudah berdiri di gang depan rumah menunggu seseorang. Setelah beberapa menit menunggu, sebuah mobil berhenti tepat di hadapan Hannin dan menampakkan sosok tampan yang sudah lama tak terlihat batang hidungnya.
Hannin menatap mata cowok itu datar, cowok itu balik menatapnya tak kalah datar. Mereka memang best couple muka datar. Biasanya cowok dingin akan mencair dengan cewek secerah mentari, lah ini? Utara bertemu Selatan. Bukan cair melainkan gunung es yang di dapat.
"Minta di tampol mukannya," kata Darrel melihat pacarnya satu ini yang mirip singa betina. Padahal, ia sangat merindukan senyum cewek itu setelah lama di luar negeri.
"Gue tampol balik," ancam Hannin.
Darrel tersenyum tipis, kemudian mengisyaratkan agar cewek itu segera masuk ke dalam mobil. Hannin mengangguk paham dan segera mengambil tempat di sebelah Darrel. Tanpa berkata apapun mobil langsung melesat membelah keramaian.
"Nanti gue sibuk urus MOS, jaga diri," kata Darrel masih fokus menyetir.
Hannin menoleh memperhatikan cowok itu sesaat. "Pasti nanti banyak yang suka lo." terang Hannin.
"Hm?" sahut Darrel tak mengerti.
"Kakak senior ketua Osis yang ganteng hati kulkas, siapa yang gak bakalan suka?" sarkas Hannin.
"Lo," kata Darrel membuat Hannin terkejut dan mengerjap beberapa kali.
"Gue tahu, lo belum buka hati lo buat gue. Gue emang punya lo, tapi gak berlaku buat hati lo." lanjut Darrel dengan suara melirih.
Hati Hannin bagai di hantam batu. Sesak. Kenapa dirinya sejahat ini? Hannin menghela berat. "Bantuin gue," Hannin menggigit bibirnya yang sedikit kering, kemudian menunduk. "Buat suka sama lo," lanjut Hannin membuat Darrel mengembangkan senyum yang tidak Hannin sadari.
Darrel memarkirkan mobilnya di kawasan sekolah, kemudian menatap Hannin tulus. "Tanpa perlu diminta, gue berusaha buat itu. Jadi, jangan khawatir." kata Darrel sambil mengacak pucak kepala Hannin seraya tersenyum lagi.
Apakah ini yang dinamakan baper? Hannin merasa jantungnya berdetak lebih cepat karena perlakuan Darrel barusan.
Hannin berusaha menyembunyikan senyumnya dan berjalan mengekori Darrel masih dengan ekspresi datar, berharap ekspresi wajahnya dapat menyembunyikan hati yang sedang berbunga-bunga karena ... karena apa?! Apakah cinta? Apakah Hannin sudah mencintai Darrel? Secepat itukah?
o0OoO0o
Seluruh peserta MOS sudah berbaris rapi dengan nametag kardus dan topi kerucut dari karton di kepala mereka.
Di depan, tampak sang ketua Osis dengan sejuta pesonanya menuturkan autran demi aturan yang berlaku selama mereka mengikuti MOS.Ketika Darrel sedang fokus bicara, samar-samar ia melihat beberapa peserta MOS terlihat cekikikan. Hal itu tentu saja mengganggu Darrel, mengingat Darrel tidak sedang melawak. "Tidak ada yang lucu!" tegas Darrel membuat semuanya bungkam.
Penasaran. Darrel menoleh ke belakang dan mendapati manusia makanan, si pembuat onar.
Dua manusia makanan itu berjalan santai melewati koridor yang tepat menghadap lapangan. Lalu, apa yang lucu?
Si cowok makanan sedang menggendong seorang cewek tak tentu arah. Bagaimana tidak? Cewek itu tanpa dosa berpegangan persis orang mencekik, membuat cowok itu terbatuk sekarat.
"Lo-lo mau bunuh gue, ha?! Uhukk-uhuk!!"
"Ganti-ganti! Jangan di leher!" perintah cowok itu susah payah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARTABAK
HumorHanya kisah manusia aneh bernama MARTABAK dengan para antek-anteknya. Martabak di sini bukanlah buatan mamang tukang Martabak. Martabak hanyalah seorang manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan. 🎶 Martabak juga manusia... Puny...