30. Temu rindu

787 95 16
                                    

"Ada yang sayang-sayangan tapi gak jadian. Ada yang jadian tapi gak sayang sayangan."
Ada???
-
-
-
-

Happy Reading ❤

"Assalamualaikum!"

Dengan urat malunya​ yang sudah putus-nyambung, Martabak berdiri di depan pintu rumah orang, malem-malem, ngetok-ngetok pintu rumah orang berkali-kali persis tukang nagih utang.

Martabak terus mengetuk pintu. Sumpah ini anak siapa, sih! Tolong bawa pulang terus iket di pohon jambu biar gak usah malu-maluin!

"Assalamu-" ketukan tangan Martabak di pintu berhenti saat Martabak mengetahui bahwa bukan pintu lagi yang ia ketok, melainkan kening seseorang.

Martabak langsung menurunkan tangannya dari kening orang itu. Sial. Mata orang yang keningnya gak sengaja di ketok-ketok malah menatap tajam ke arah Martabak.

Untuk mencairkan suasana, Martabak berusaha tersenyum selebar mungkin sampai memperlihatkan deretan gigi dan kempotnya. Nihil! Wajahnya masih sama tanpa ekspresi.

Sumpah ya! Ini gue udah nyengir dari tadi sampe gigi gue kering gini! Tapi mukanya masih tetep kaya mau makan orang! Batin Martabak.

"Lo gak bisa bedain, mana pintu mana muka, ha? Main ketok-ketok sembarangan!" kata Hannin dengan wajah sewotnya.

"Ya maaf. Muka lo sebelas dua belas sama pintu, sih," ledek Martabak.

Hehe, udah lama gak bikin ni anak kesel. Btw, kangen juga sama muka jutek nya, kangen tonjokkannya, pukulannya, semuanya, deh! Batin Martabak.

"Lo kalau mau ngajak ribut mending balik sono! Gue lagi males! Lagian di rumah gue gak terima tamu tak di undang!" kata Hannin masih emosi sambil mendorong-dorong Martabak agar segera pergi dari rumahnya.

"Eh, eh, eh! Tamu kayak gue ini harusnya di perlakukan kayak raja, dong!" elak Martabak.

"Hannin! Ada siapa? Kenapa berisik banget di luar?" Tiba-tiba Dara-Ibu Hannin datang.

"Eh, ada Martabak. Kenapa gak di suruh masuk aja, Nin?" kata Dara ramah.

"Tadi saya malah mau di us-" Hannin menginjak kaki Martabak. "Baru juga mau di suruh masuk, mah. Tapi kata Martabak cuma lewat, mau buru-buru pulang juga, iya kan, Bak?" kata Hannin sambil tersenyum miring dan mengkode dengan mengedipkan sebelah matanya ke arah Martabak.

"Udah gak usah buru-buru, kayak di rumah orang lain aja, ayo masuk!" ajak Dara sambil merangkul bahu Martabak dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

"Oh iya, tante! Martabak juga laper, babeh sama mamah lagi pulang kampung seminggu, jadi gak ada yang masak," curhat Martabak.

"Gak ada yang masak? Kalau gitu Martabak makan di sini aja, ya. Tante masak banyak, kok." Dara pun langsung mengajak Martabak ke ruang makan.

Dengan senang hati pun Martabak ikut masuk sambil menjulurkan lidahnya kepada Hannin '😝'.

Melihat Martabak, Hannin menghentak-hentakkan kakinya kesal. Menendang-nendang tembok tak bersalah yang malah membuat ujung kaki Hannin sakit. Karma.

MARTABAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang