49. Khilaf

535 83 68
                                    

HANYA MAU MENGINGATKAN, SATU VOTE DAN KOMEN KALIAN SANGAT BERPENGARUH BAGI KELANGSUNGAN HIDUP MARTABAK.

CUS

HAPPY READING MOODBAKERS

______________________________________

"Pergi."

Hannin menarik napas sesaat sebelum kepalanya ia tegakkan kembali pada seseorang yang berdiri membelakanginya menghadap jendela. Dari awal kedatangannya, cowok itu sama sekali tidak mau hanya sekadar melirik keberadaan Hannin.

"Gue bilang, pergi." Darrel tidak berteriak, tapi suara beratnya sudah jelas menginterupsi Hannin untuk segera menjauh dari radarnya.

Hannin masih bergeming, tangannya menggenggam erat minuman susu kaleng sapi bergambar beruang dengan iklannya yang ikonik, naga terbang.

Setiap mengunjungi Darrel, cewek itu tak pernah absen membawakan minuman kaleng itu. Hannin selalu setia meletakkannya di atas meja samping bangsal rawat inap Darrel walaupun Hannin tahu, cowok itu tidak akan pernah mau meminumnya.

"Gak mau," ujar Hannin tak mau menyerah, lalu berjalan santai pada bangsal yang sedang diangguri pemiliknya.

Dengan tanpa malu Hannin duduk manis menyelonjorkan kaki jenjangnya di atas bangsal tak lupa menaruh minuman kaleng itu di meja, "numpang duduk," ucapnya tanpa beban.

Darrel mengalihkan pandang dari pemandangan luar jendela pada cewek yang belakangan ini selalu mengusik hidupnya. Menghela berat, Darrel akhirnya beranjak dari tempatnya mematung menghampiri Hannin yang sedang tersenyum manis seraya mengubah posisinya menjadi rebahan menyamping dengan tangan yang menopang kepala.

Hannin tersenyum lebar, "mau tiduran samping gu-" Darrel sudah lebih dulu menarik kasar lengan Hannin, membuat cewek itu terpaksa kembali ke posisi duduk. "Pergi, Hannin," tekannya.

Hannin berdecak. "Kita bisa main dulu sebentar. Kenapa lo terus nyuruh gue buat pergi?"

"Gue gak butuh lo."

"Bohong!" tuding Hannin, membuat Darrel menatap nyalang pada cewek yang saat ini ia cengkeram kuat.

"Pergi." Darrel berujar pelan, namun tatapannya menghunus tajam ke arah Hannin.

Lengan Hannin yang satu mencengkeram erat sisi bangsal untuk tetap bertahan pada posisinya. Hannin sudah bertekad. Hari ini, tak akan Hannin biarkan Darrel menyuruhnya untuk pergi dengan mudah. "Lo butuh gue, Rel!"

"GUE BILANG PERGI HANNIN!"

Tepat saat Darrel meninggikan nada suaranya, saat itu juga Hannin menarik balik lengan Darrel ketika cengkeraman ditangannya mulai mengendur.

Kini Darrel ikut terduduk dengan posisi membelakangi Hannin, tubuhnya mendadak lemas dengan napasnya yang kian memburu. Sampai Darrel merasakan Hannin yang memeluknya dari belakang. Hannin melingkarkan lengannya di pinggang cowok itu, kepalanya ia sandarkan pada punggung tegap Darrel yang terasa hangat.

"Semakin keras usaha lo untuk nyuruh gue pergi, semakin lo pengen gue tetep di sini." Hannin mengeratkan pelukannya. "Iya, kan?"

MARTABAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang