39. Rahasia

743 85 17
                                    

Happy Reading ❤
Jangan lupa votenya ya

-
-
-

Sudah sekitar seminggu lamanya Martabak tidak melihat​ Mozza. Mungkin ucapannya kala itu tidak main-main. Dia bilang akan hilang dan memerintahkan Martabak agar jangan mencarinya.

Dan benar saja, Martabak benar-benar tidak mencarinya. Hilang kabar dan hilang kontak, asalkan jangan hilang rasa cinta-eaaa. Ya walaupun selama berpacaran mereka memang jarang sekali berhubungan. Eh, maksudnya berhubungan lewat Handphone lho ya! Astaghfirullah, pasti kalian mikir yang macem-macem.

"Bak!" panggil Dava pada Martabak yang baru saja memasuki kelas karena kebagian sesi pertama Ulangan Harian Georafi.

Martabak melihat kepala Dava yang sudah tergeletak di atas meja dalam keadaan mengeluarkan asap. "Kepala lo berasap, Dav! Sini gua siram," kata Martabak yang sudah bersiap dengan air mineral yang masih penuh dengan tutup botol terbuka.

"Sialan!" sontak Dava langsung bangkit karena satu tetes air mendarat di pipinya. "Tadi di soal ada gambar ikan, lo jawab ikan apa?" tanya Dava yang masih saja membahas soal ulangan barusan. Biasalah, otak anak sesi dua memang sedang panas-panasnya mabok soal buatan pak Mujid--rajanya bikin soal melilid, sampe bawaannya pengen julid. Astaghfirullah.

Martabak tampak berpikir keras. "Hmm, gue jawab apa ya tadi," Dava masih antusias menunggu jawaban Martabak. "Lupa." Seketika Dava ingin memakan Martabak.

Martabak ini merupakan penganut DKL a.k.a Datang, kerjakan soal, dan lupakan (amnesia). Jadi kalau pasca mengerjakan ulangan, jangan coba-coba tanya Martabak, dijamin 100% gak akan nyambung.

Dava menyenderkan punggungnya lesu. "Asal lo tau, Bak! Susah payah gue hapalin ikan-ikan yang ada di sungai Amazon, yang keluar malah ikan tongkol!" katanya tak terima.

"Sabar, mungkin belum rezeki lo. Siapa tau berkat ngapalin semua jenis​ ikan di sungai Amazon, nanti lo bisa jadi pawang ikan Amazon!" saran Martabak membuat Dava menoleh.

"Lo Do'ain gue dimakan piranha?"

Martabak menaruh lengannya dibahu Dava. "Gak gitu bosku!" Kemudian Martabak mencondongkan wajahnya tepat di depan telinga Dava sambil berbisik.

"Kalau lo jadi pawang ikan Amazon, lo bisa ajakin si pak Mujid traveling Amazon. Habis itu lo ceburin dia ke sungai isi buaya, sekalian biar serpihan dagingnya dimakan piranhahahahaha," bisik Martabak tak kuasa menahan tawa sambil memukul-mukul meja.

Dava mengerjap beberapa kali. "Sadis lu bro! Hmm, tapi nanti kalau gue beneran jadi pawang ikan Amazon, bakal gue coba saran dari lo!" jawab Dava mantap.

Pak Mujid yang sudah selesai mengkoreksi soal langsung berdiri dari kursinya.

"ULANGAN GEOGRAFI SEMUANYA REMEDIAL!"

"Terkecuali Martha Bhaktera dan Dava Nugraha."

Martabak dan Dava sudah berbunga-bunga bagai taman penuh bunga cinta.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MARTABAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang