26. Cari pacar part 3

763 101 27
                                    

Happy Reading

Di sore hari yang cerah berawan dengan warna langit yang mulai menampakkan jingga indahnya.

Tapi sayang, sungguh sayang. Keindahan langit jingga tidak sinkron dengan keadaan.

Yaitu keadaan Martabak yang habis di kejar-kejar oleh bencong sialan! Di tambah keserempet motor sekaligus terguling bersama motor ketika di bonceng oleh tukang ojek amatiran.

Lebih tepatnya seorang cewek berambut sebahu dengan seragam yang sama dengan Martabak. Karena masih amatir mengendarai motor, akhirnya motor beserta orang-orang nya pun terperosok setelah menghantam tong sampah dengan kecepatan sangat tinggi sekitar sepuluh kilometer per jam. Kalian bisa bayangkan sendiri betapa cepatnya motor itu melaju pesat bagaikan siput keong-keongan.

Martabak berusaha membebaskan kakinya yang sedikit tertimpa body motor dan segera mengangkat motor itu ke posisi berdiri dengan standar motor.

Jalanan tampak sepi sehingga tidak ada yang melihat acara guling-gulingan itu.

Martabak mengulurkan tangan kepada cewek yang masih terduduk dengan menenggelamkan wajahnya diantara lutut sambil memeluk kakinya erat.

Merasa uluran tangannya di abaikan, Martabak berjongkok di sebelah cewek itu.

"Lo gak kenapa-kenapa 'kan?" tanya Martabak yang masih diabaikan.

"Tenang aja, motor lo gak kenapa-kenapa kok," bujuk Martabak.

Cewek itu mendongak menatap Martabak di sebelah nya dengan mata berkaca-kaca. Tiba-tiba, air mata meluncur di wajah cewek itu. "Aku kapok deh, besok-besok a-aku gak mau bawa motor lagi," katanya sambil terisak dan memelas.

"Eh, kok malah nangis sih, udah cup cup cup jangan nangis nanti aku eh- gue beliin permen deh," bujuk Martabak persis sedang​ membujuk anak bocah.

"Gak mau permen, aku maunya ke rumah sakit sekarang," kata cewek itu sambil mengusap air matanya dengan punggung tangan. Cewek itu benar-benar​ merengek seperti anak kecil membuat Martabak gemas ingin mengguling-gulingkan cewek itu seperti guling.

"Emangnya kepala lo gegar otak, ha?" kata Martabak sambil memegangi kepala cewek itu lalu memutarnya ke kanan dan ke kiri.

Cewek itu menepis lengan Martabak dari kepalanya. "Lepasin! Kepala aku jadi pusing di puter-puter kaya Oreo!" protes cewek sambil mengerucutkan bibirnya.

"Batok kepala lo masih bagus," kata Martabak sambil beberapa kali mengetuk pelan jidat cewek itu.

"Bukan kepalanya, tapi kaki aku yang lecet," kata cewek itu sambil menundukkan kepalanya.

Martabak pun berjongkok menerawang dengkul cewek itu dan mendapati ada luka lecet yang teramat tipis sampai tidak terlihat jika tidak menggunakan indera ke enam. "Aelah, lecet segini doang di gosok pake sabun juga langsung ilang, lebay amat mau ke rumah sakit," celoteh Martabak.

Martabak berdiri dan mendapati cewek itu masih menunduk dalam.

Ini cewek cengeng banget dah.

Tanpa aba-aba, Martabak menaiki motor milik cewek itu. "Yaudah sini," bujuk Martabak memberi kode agar cewek itu duduk di jok belakang.

"Ngapain?" tanya cewek itu polos.

"Gue peluk," canda Martabak membuat cewek itu melebarkan bola matanya. "Canda elah, buruan naik, mau di anterin pulang, gak? Apa mau bawa motor sendiri?"

Cewek itu menggeleng kuat saat di ancam di suruh membawa motornya sendiri. Pasalnya, cewek itu trauma akibat jatuh barusan. Ia pun segera duduk di boncengan Martabak.

MARTABAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang