77. sultan

773 155 36
                                    

sarapan bersama Chenle selesai, berbeda dengan pikiranku yang semakin bercabang penuh dengan pertanyaan menyangkut pemuda berambut orange tersebut.

"Le" panggilku yang sedang membereskan piring bekas sarapan kami.

"iyaaa Yn?" Chenle daritadi mengawasiku dengan tangan bertumpu diatas meja.

"kamu kenapa bisa disini?" akhirnya satu pertanyaan lolos.

"ohh itu, sekarang kan minggu. dirumah ga ada apa-apa trus otak aku mengarah ke kamu. untung aku inget jalan ke rumah kamu jadi aku berinisiatif buat main ke rumah kamu hehehe" jelas Chenle.

aku mengangguk, jadi gitu ya. "ohh gitu, ngobrol di ruang tamu aja yok. aku udah selesai" ajakku.

"rajin, baik, kalem, idamann bener" puji Chenle yang lagi lagi bikin aku terbang.

kaget prat tiga.

apa lagi ini miskah?

"b-bundaaa" teriakku berbalik badan dan menemukan wajah Chenle yang tersenyum sembari menaik turunkan alis nya.

"kenapa?" tanya nya.

"itu kenapa ada barang barang b-banyak banget?" tanyaku shock.

"ohh itu, bingkisan dari aku" jawab Chenle.

"M-MWOO!!" reflek aku berteriak tepat didepan wajah Chenle.

"k-kamu ngapain bawa barang barang kayak gini?"

"kamu mau pindahan?"

"Chenle ihh astaga" protesku

gimana ngga protes diruang tamu ada banyak barang barang contohnya lemari, makanan yang dilihat bentuknya pasti ga murah dan apa itu?! TV ?!

"ada apa Yn teriak teriak?" tanya bunda yang sudah berada disamping Chenle.

"i-itu semua dari mana bunda ?" kuulangi pertanyaan kepada bunda.

"oh Chenle yang bawain bunda udah nolak, tapi Chenle nya maksa. bunda bisa apa? kalo nolak katannya Chenle bakal bawa hiu megaprancis kesini, kan bunda takut" jawab bunda menginggat ucapan Chenle pagi ini.

"tantee terima ini ya! ya! harus pokoknya! Kalo ga terima nanti Chenle bawa hiu megaprancis kesiniii mauu?" Chenle ngotot.

"Le kamu bawa pake apa semua ini?" tanyaku benar benar pasrah, apa Chenle punya kantong doraemon ya?

"truk barang"

ya Tuhan perbuatan apa yang hamba mu ini lakukan sampai mendapatkan berkah.

"k–kamu kayak mau pindahan kesini tauu"
"emang nya boleh pindah kesini yaa?"
"Astgfirullah sabar terus aing"

"b–bawa pulang ya" lirih kamu.

raut wajah Chenle berubah. "kenapa? kamu gasuka ya? perlu aku ganti yang lain? mau yang lebih mahal ?" Aku menggeleng.

"b–bukan gitu Le, aku ga enak. kamu beliin barang barang mahal kayak gini"

"aku ikhlas kok, beneran ga ada niat terselubung" Chenle memasang wajah serius nya, aku masih bisa lihat ada sesuatu didalam tatapan nya.

'ada niat nya sih dikit tapi, biar bisa deket sama camer. Kalo kata orang dekati orang tua nya maka dapet lah hati anak nya' batin Chenle.

"Yn lagi apa?" tanya Chenle, padahal jelas aku lagi duduk disamping dia sambil nonton TV.

"nyuci baju Le" jawab ku nyeleneh.

𝟏 ▸ ᴛʜᴇ sᴛᴏʀʏ ᴡɪᴛʜ ɴᴄᴛ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang