Dua hari berlalu, Arka merasa sedikit risih dengan hatinya yang terus saja bertanya-tanya mengapa Nana tidak muncul mengucapkan 'apa kabar' seperti hari-hari kemarin. Sekalipun otaknya menolak keras, terbesit pertanyaan utama apakah Nana marah pada Arka yang membentaknya dua hari lalu? Arka tidak mengikuti permintaan bi Minah yang menyuruhnya minta maaf karna Nana sendiripun tidak terlihat keberadaannya.
Arka bukan rindu, tolong di catat dan garis bawahi bila perlu, Arka sama sekali tidak rindu. Ia hanya heran, tumben saja Nana tidak menampakkan wajahnya. Namun setelah dipikir ulang dirinya memang sering judes dan galak pada Nana tapi Arka tidak pernah membentak. Menurut Arka semua perempuan rasanya tidak suka di bentak. Tidak kedua kakaknya, tidak Ara, tidak Nanad dan sepertinya tidak juga dengan Nana. Tapi Arka bisa apa?menahan amarah dan berusaha bersabar sementara kepalanya sudah bagai di bakar sama sekali bukan keahlian Arka. Ia mungkin pintar dan berprestasi, tapi tidak pandai bersikap lembut karna Arka merasa sedang berpura-pura menjadi orang lain jika seperti itu.
"Ngelamun, emang tugas lo udah selesai?" pertanyaan nanad alias Nadia hanya Arka jawab dengan gelengan. Jari Arka sibuk memutar-mutar bolpoin.
"Lagi mikirin apa nih?" Arka itu orang yang simple, jarang sekali dia mau repot-repot memikirkan orang lain dan sikap melamun nya Arka ini termasuk hal langkah.
"Emang isi kepala gue harus gue kasi tau juga ke elo?" Nanad berdecak, selain bermulut cabai, Arka itu jarang sekali curhat. Hampir tidak pernah ia menceritakan masalah yang sedang ia hadapi, entah semua pria seperti itu atau tidak, nanad tidak tau. Tapi kalau Arka memang berprinsip, apapun masalahnya hanya dia yang boleh tau karna merasa bisa atau mungkin harus bisa ia selesai kan sendiri.
"Kalau ada masalah bagi-bagi La" tapi sebagai seorang sahabat, nadia ingin berguna, ia tidak membeda-bedakan antara Ara dan Arka..Nadia selalu mau mendengarkan mereka berdua kapan pun.
"Gue gak lagi ada masalah, lagian kalau pun gue ada masalah, terus gue simpen sendiri tangani sendiri selesaikan sendiri, itu namanya gue percaya sama diri sendiri." kata Arka dengan tampang lempengnya, bolpoin masih ia mainkan di sela-sela jari tangannya.
"Terus lo ngapain ngelamun?" kantin sedang sepi, wajar saja jam kuliah sudah selesai sejak satu jam yang lalu.
"Terus gue harus ngapain, curhat sana sini kayak lo sama ara gitu?" Nadia melempar tisu bekasnya pada Arka
"Gue sama Ara gak curhat sana-sini yah, eh ngomong-ngomong Ara mana?"
"Mana gue tau, emang gue suaminya."
"Mana mau Ara sama lo, jauh kali sama pak Andra!"
"Terserah, gue mau pulang bye"! Arka benar-benar membereskan barang-barangnya dan beranjak pulang.
"Anterin gue pulang Arka!"
"Ah nyusahin, nikah sono biar ada yang anterin!" Pada akhirnya, sejudes segalak dan sesarkas apapun Arka, ia tetap sahabat yang baik, teman pengertian dan mahasiswa yang cerdas yang walau terpaksa tetap mau-mau saja di suruh-suruh oleh Nadia dan Ara.
✨✨✨
"Lesu banget anak ayah" Nana yang sedang menonton drama korea di laptopnya, menoleh pada ayahnya yang sedang bersandar di pintu kamarnya.
"Iya nih, bosen" drama korea yang ia download beberapa hari lalu tidak begitu menarik perhatian Nana. Padahal biasanya di nonton berulang-ulang pun Nana tidak pernah bosan. Bahkan ia sampai hafal skenarionya.
"Tumben udah di kamar aja, biasanya udah nangkring di teras" Bagas sampai mengira Nana sakit, atau mungkin telah sadar bahwa Arka sulit untuk di gapai.
Sementara Nana terdiam, ia sengaja menghindari Arka. Bukan karna ia marah. Jujur ia sedikit syok hari itu. Tapi Nana justru merasa memang agaknya ia terlalu mengusik Arka. Mungkin juga seperti kata bi Minah, Arka sedang lelah lalu dia datang menanyakan hal yang tidak penting. Siapapun pasti akan marah.
"Lagi males" jawab Nana kemudian
"Jalan-jalan mau?" sejak pindah, Nana memang jadi jarang keluar rumah. Tidak seperti dulu, Rissa sampai harus memarahi Nana di telpon jika pulang terlalu lama.
"Kuy lah, habisin uang ayah mumpung aku masih sanggup" Bagas tertawa, jalan berdua dengan Nana memang selalu jadi hal yang menyenangkan.
"Kalau gitu ayah izin ibu dulu"
"Ibu gak usah diajak ah, kebanyakan ngatur" Bagas mengangguk saja, tidak seperti Rissa yang tidak pernah memanjakan Nana, Bagas justru hampir tidak pernah bilang tidak pada Nana. Yang selalu dan akan terus menjadi putri kecil baginya.
"Gak usah jajan sembarangan" petuah Rissa pada Nana, yang sebenarnya sama sekali tidak pernah Nana turuti karna tau ayahnya banyak uang dan tidak pernah menolak, Nana jadi semena-mena. Kadang ia memang sadar, taunya hanya menghabiskan uang orang tuanya tanpa tau betapa sulitnya cari uang atau betapa lelahnya ayahnya bekerja, tapi Nana harus bagaimana? harus ia turut bekerja sementara lulus sekolah pun belum? Jadi sebaiknya nanti saja lah ya.
"Iya, tas gucci atau chanel kan bukan barang sembarangan, eh ayah parfum aku juga habis" Rissa memijat kening, inilah sebab akibat dari Bagas yang terlalu memanjakan Nana
"Itu tas kamu kan masih banyak, emang ke pake semua?" tanya Rissa lagi, sembari Bagas menyiapkan mobil.
"Ke pake dong ibu, masa udah dibeli mahal-mahal malah gak di pake" bersamaan dengan itu, motor Arka tiba dan berhenti di depan pagar seperti biasanya.
Nana memilih diam, ia masih belum beres merangkai kata bagaimana caranya minta maaf pada Arka soal kemarin. Ia tidak tau siapa yang salah, tapi Nana merasa ia perlu meminta maaf.
"Sore nak Arka, baru pulang kuliah?" Arka melepas helmnya lalu mengangguk dengan senyum tipis.
"Iya tante" melirik pada Nana sekilas, tumben ia tidak bertanya soal kabarnya hari ini.
"Aku pergi dulu bu" Nana menyalimi tangan Rissa lalu mengangguk sekilas pada Arka dan langsung masuk ke dalam mobil ayahnya.
Rissa bahkan sampai heran, tidak biasanya anaknya itu sok cool begitu depan Arka yang kini sedang menautkan alis.
"Tante masuk dulu ya ka?" Arka mengangguk lagi, ia kesal karna lagi-lagi hati dan otaknya sibuk berperang hanya karna sikap Nana yang tiba-tiba berubah.
Sialan!
KAMU SEDANG MEMBACA
EUNOIA
ChickLitKalau Arka yang judes dan sarkas lalu bertemu dengan Nana yang ceria dan berhati selembut gulali? Apakah akan mengubah Arka?