EU;24

3.4K 203 0
                                    

H-1 OSPEK

Sangat panas. Seakan neraka telah bocor. Nana mengusap keningnya dengan lengan baju kemeja putih yang dia kenakan. Melirik jam tangan di lengan kirinya masih menunjukkan pukul sepuluh pagi dan matahari sudah terasa membakar kulit wajah. Nana akan menangis sampai air matanya kering kalau sampai kulitnya terbakar. Harusnya waktu dirumah Nana memakai sun screen banyak-banyak.

Panitia ospek sedang memperkenalkan dirinya masing-masing dan tidak satu pun dari mereka yang Nana kenal, sejak datang jam tujuh tadi, Nana tidak melihat keberadaan Ara karna Ara adalah orang yang mengiriminya chat tadi pagi berisi kalimat penyemangat. Lalu Nadia juga tidak terlihat dimana pun.

Nana duduk dibarisan kedua dari depan, sekelilingnya tentu saja orang asing. Nana berharap bangku kuliahnya ini bisa sedikit lebih baik daripada masa-masa SMA yang katanya masa paling indah. Entah Nana yang kurang pergaulan atau melewatkan hal indah itu tanpa sadar, Nana tidak tau. Yang jelas masa sekolah menengah itu tidak seindah yang Nana kira.

"Eh nama lo siapa?" perempuan rambut sebahu bak Dora di sampingnya menyenggol pelan lengan Nana yang terbungkus kemeja panjang.

"Clarinna Davies" jawab Nana singkat, sebenarnya Nana tau ia harus berusaha lebih ramah karna pada dasarnya Nana memang bukan orang pendiam atau cuek, tapi kalau untuk keramaian begini, Nana sedikit takut.

"Wah nama lo cantik juga" gadis itu tersenyum ramah

"Kalo nama lo siapa?" Nana bertanya balik, paling tidak sepanjang semester nanti setidaknya Nana punya satu teman yang mungkin bisa menemaninya makan di kantin.

"Gue joyana, bisa panggil joy karna gue emang kembarannya joy red velvet"  Joy tertawa setelah mengatakannya, Nana ikut tersenyum padahal Nana tidak tau joy red velvet itu yang mana atau profesinya apa.

"Kalo nama lo siapa?" Gadis berkacamata disamping kanan Nana mengerjap, ia menundukkan kepalanya sebentar menyapa Nana

"Gue Friska"  Nana mengangguk, paling tidak dia sudah tau nama kedua orang yang duduk di sisi kanan dan kirinya.

"Feeling gue sih, hari pertama ospek paling cuma buat perkenalan aja" Joy berbicara dengan memelankan suaranya, tidak lucu kalau mereka ketahuan sedang asik mengobrol sendiri sementara depan sana para panitia ospek sedang memperkenalkan diri di sertai beberapa kalimat sambutan.

"Itu kan ospek anak sekolah, gak tau kalo ospek anak kuliah" jawab Nana ikut memelankan suara

"Emang apa bedanya sekolah sama kuliah? Sama-sama belajar bedanya nanti belakang nama kita ada title sesuai jurusan kita" Nana mengangguk, melirik Friska yang fokus menatap kedepan. Mendengarkan semua kakak tingkat dengan khidmat.

"Tapi perkenalan kan gak butuh waktu lama" sambung Nana untuk bahasan yang tadi.

"Itu kalo mahasiswanya cuma sedikit, lo liat dong dibelakang banyak maba kayak kita" Nana menoleh sebentar, mendapati pria yang duduk di belakangnya tersenyum ramah. Nana sampai kaget dan langsung kembali ke posisi semula

"Iya banyak" kata Nana singkat

"Oke adik-adik, kita mulai dari perkenalan dulu ya. Nanti kalian sebutkan Nama kalian, umur, sama nama sekolah oke?" Semua serempak berkata oke, Nana merasa telapak tangannya mulai berkeringat. Sepertinya Nana mengidap demam panggung. Karna setiap kali ini terjadi Nana merasa jantungnya seakan ingin lompat saking berdebarnya. Namanya semakin dekat dan rasa panik itu makin jadi.

"Gak tau perasaan gue aja atau kakak ganteng yang berdiri di sudut dekat pohon itu liatin kesini terus ya?" Joy menyadarkan Nana yang refleks saja mengikuti arahan yang Joy jabarkan.

EUNOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang