EU;42

2.2K 115 2
                                    

Menjelang ujian semester seperti sekarang, nana yang tau bahwa dirinya tidak sepintar itu, sama seperti ujian-ujian yang pernah ia lewati di bangku sekolah dulu, nana akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar. Nana bahkan menyadari bahwa lingkar hitam dibawah matanya kian terang karena nana benar-benar mengurangi waktu tidurnya di malam hari demi belajar. Seminggu belakangan, meja belajar nana yang lumayan besar ini tidak pernah rapi, banyak buku kertas-kertas, dan segala macam bahan belajar nana yang tidak sempat ia bereskan

Malam ini pukul sebelas malam, nana mengambil istirahat sebentar setelah menyelesaikan salah satu tugas sebelum ujian di mulai minggu depan. Ponselnya yang sedari tadi ia letakkan jauh dari jangkauan itu ia gapai dan membukanya.

Tidak ada notifikasi berarti, termasuk juga arka. Entahlah, nana masih takut menganggu jika harus menghubungi arka lebih dulu di saat-saat seperti sekarang. Arka luar biasa sibuk dengan skripsi dan antek-anteknya. Sama seperti nadia dan juga ara yang jarang terlihat lagi sejak memasuki semester akhir.

Tapi jika boleh saja nana jujur, ia merindukan arka. Terhitung sudah seminggu ini mereka tak pernah bertatap muka, bahkan kendati mereka adalah tetangga pun jarang bagi nana bisa menemui arka akhir-akhir ini. Di kampus juga sama, arka sudah tidak mengikuti kelas karena sibuk menemui dosen pembimbingnya yang dimana nana tidak pernah tau dan arka pun tidak pernah memberitahu.

Semangat arka, biar cepat wisuda :)

Nana membaca ulang pesan itu lalu mengiriminya, jujur itu adalah kalimat basi yang tidak akan memberi efek apapun. Tapi nana sudah bingung mau mengatakan apa. Chat terakhirnya pun tidak di balas arka karena pria itu sibuk.

____________

Hingga sampai pagi kembali menyapa pun, pesan yang ia kirim pada arka juga belum berbalas. Jangankan berbalas, dibaca pun tidak. Nana menjadi agak khawatir. Selain ia tidak bisa menemukan arka dimana pun, pria itu juga menjadi sulit di hubungi. Ada apa? Sesibuk itu kah memang dia?

Kamu baik-baik aja kan?

Nana mengirim pesan itu lalu kembali bersiap untuk ke kampus, ia tidak akan mendesak arka untuk cepat-cepat membalas pesannya. Asalkan pria itu membaca pesannya saja nana akan merasa cukup.

Kelas berakhir dengan normal, nana bersama friska memilih langsung ke perpustakaan untuk kembali belajar dan mengerjakan tugas, belakangan ini itu memang menjadi rutinitas, nana bersyukur karena friska pun se-frekuensi dengannya.

"Aku ke toilet dulu" nana mengangguk mendengar ucapan friska, di telinganya terpasang headset dan nana pun fokus pada laptopnya saat dirga datang lalu duduk di sebelahnya.

Nana bahkan juga tidak menyadari, saat dirga mengambil ponselnya lalu memotret nana dari samping. Pria dengan Hoodie hitam itu tersenyum tipis menatap hasil potretnya.

"Eh, ka dirga dari kapan disitu"? Kata nana dengan nada yang sengaja di pelankan.

"Belum lama, gue gak liat kok waktu lo coret-coret buku lo kesel" dirga tertawa kecil, dan nana cemberut mendengarnya. Iya memang ada beberapa catatan yang ia coret karena tidak sesuai dengan maunya.

Friska kembali dengan buru-buru, membereskan laptop beserta bukunya mengundang penasaran nana

"Kenapa fris"?

"Na, aku harus pulang sekarang ada urusan penting bye yah"! Friska melambaikan tangannya singkat lalu berlalu buru-buru.

"Udah makan siang"? Nana menggeleng, ia hanya membawa bubble tea bersamanya ke perpustakaan

"Ayo makan, ada menu baru loh di kafe depan, kata anak-anak sih enak" tawaran dirga menarik, kebetulan ia belum makan apa-apa sejak tadi, padahal rencananya ia ingin mengajak friska untuk makan ramen karena nana sedang ingin makan ramen

EUNOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang