Seminggu berlalu, dan sikap Arka agaknya jadi aneh.
Kemarin Arka datang kerumahnya dan mengobrol dengan Bagas sampai sore seakan dia tidak punya kerjaan lain. Lalu itu terulang lagi besoknya dan terulang lagi hari ini.
Nana turun dalam keadaan belum mandi saat Arka sudah duduk di ruang tamunya mengobrol dengan Bagas, dan Nana tidak tau mereka sedang mengobrol soal apa.
Nana mengabaikan, ia berjalan menuju dapur dimana Rissa sedang menggoreng pisang.
"Arka ngapain sih bu, udah tiga hari disini mulu rumahnya roboh apa gimana?" Rissa mencubit pelan lengan Nana.
"Kalo ngomong jangan sembarangan, emang kenapa? Lagian Arka dirumah gak ada temen, jadi gak papa kesini" Selain kakak Arka yang semuanya perempuan, ayah Arka memang terbilang jarang dirumah lebih sering di luar negeri dan luar kota.
Jadi begini toh, perasaan Arka saat dia datang kerumahnya tanpa di duga-duga.
"Terus mereka ngobrolin apa coba?" Rissa melirik kearah ruang tamu
"Kalo mau tau kesana aja, duduk dengerin ayah sama Arka ngomong"
Dih males!
"Aku mau keluar" Rissa mematikan kompor, melewati Nana untuk mengambil piring. Nana sudah bilang semalam kalau akan pergi mencari rok hitam dan kemeja putih untuk ia pakai nanti di hari pertama masuk kampus sebagai anak ospek.
"Bawain kesana, ibu mau mandi" Nana tidak menerima piring yang Rissa berikan
"Ibu aja, aku juga belum mandi" Tapi Rissa tidak tanya, jadi dia mengambil tangan Nana dan memaksa anaknya itu untuk memegang piring berisi pisang goreng.
"Bawain kesana, kamu tuh kalau disuruh ada aja alasannya" Nana cemberut saat Rissa sudah pergi ke lantai atas.
Nana sudah berusaha menghindari Arka setengah mati, malah ibunya sendiri yang meruntuhkan rencananya. Ada- ada saja memang orang-orang.
Nana meletakkan pisang goreng diatas meja dengan cepat, abaikan tatapan Arka yang seolah hanya melihatnya saja. Niatnya ingin langsung pergi, tapi Bagas justru menyuruhnya duduk.
"Jam berapa kamu keluarnya?" Arka di tempatnya menyimak
"Abis aku mandi yah"
"Kalau gitu perginya sama Arka aja, dia juga mau keluar kok" Nana melebarkan mata, tidak ibunya tidak ayahnya, semua sama saja!
"Kok gak sama ayah? kan tadi udah bilang" Bagas melirik Arka, tadinya juga begitu. Tapi dari kemarin Arka terus saja menanyakan kegiatan Nana sehari-hari seperti seorang detektif yang sedang menyelidiki sesuatu, dan Bagas keceplosan bilang kalau Nana hari ini mau keluar, Arka menawarkan diri mengantar Nana
"Ayah sibuk, ada kerjaan yang belum selesai mana besok ayah mau rapat" Bagas tidak pandai berbohong kalau di depan Nana. Karna anak tunggalnya itu seakan hafal gelagatnya kalau sedang berbohong
Nana melihat kearah Arka, diam saja tanpa ekspresi dan itu agak menyebalkan bagi Nana. Kalau begini kapan usahanya berhasil !
Kalau dulu Nana yang memaksa Arka mengantarnya sekolah lah, kerumahnya lah, Nana akan senang. Tapi sekarang keadaan sudah beda
Astaga tolonglah!
"Kamu gak usah bengong disitu, sana mandi" Nana pergi dengan menghentakkan kakinya. Mau bersikap bagaimana dia kalau di depan Arka nanti?
****
Arka memilih memakai mobilnya yang memang sudah cukup lama tidak dia pakai, kasian Nana kalau harus naik motor sejauh itu dan kebetulan hari ini Nana memakai rok yang sungguh tidak pantas di pakai untuk naik motor besarnya Arka
KAMU SEDANG MEMBACA
EUNOIA
ChickLitKalau Arka yang judes dan sarkas lalu bertemu dengan Nana yang ceria dan berhati selembut gulali? Apakah akan mengubah Arka?