EU; 50

2.5K 185 7
                                    

Rencana ke bali itu diiyakan Bagas dan Rissa. Ia menyetujui asal Nana janji bisa jaga diri.

Sebenarnya Bagas tidak mengijinkan, tapi Rissa mampu membujuknya. Apalagi selama dua tahun belakangan Nana tiba-tiba menjadi seperti bukan dirinya. Ia jarang keluar rumah, hanya belajar dan belajar. Rissa bingung harus bangga karena Nana punya nilai yang tinggi, atau sedih karena sepertinya anaknya itu berubah sejak kepergian Arka.

Nana tentu cerita, ia mengatakan bahwa hubungannya dan Arka sudah berakhir. Tidak ada yang salah disana, setiap pertemuan selalu menemukan perpisahan. Arka memilih mengakhiri hubungannya dengan Nana untuk menjalankan apa yang dulunya memang sudah di rencanakan. Nana pun sudah baik-baik saja sekarang, maka permintaanya untuk ke bali itu Rissa iyakan tanpa pikir panjang.

Biarkan Nana mencari ketenangan di tempat lain.

Nana di jemput joyana dengan taksi online, segera ia keluar dengan kopernya yang tidak terlalu besar juga setelah pamit pada Bagas dan Rissa.

Bertepatan dengan ia membuka pintu pagarnya, ada Arka juga yang baru keluar dari rumahnya, dia bersama Sivia.

Ini masih jam sebelas siang, haruskah moodnya di hancurkan secepat ini?

Nana tidak mengatakan apapun juga sebenarnya enggan menyapa, ia membiarkan supir mengambil alih kopernya dan meletakkannya di bagasi.

"Mau kemana?" Wow. Nana takjub pada reaksi tubuhnya sendiri. Mendengar suara Arka untuk pertama kalinya selama dua tahun membuat tangannya gemetar. Nana menelan ludah, ia menatap Arka dengan senyum tipis dan palsunya.

"Jalan-jalan, kapan balik dari Rusia btw?" Nana membalas ceria, meski agaknya nada suaranya juga gemetar.

"Kemarin siang" Arka menjawab singkat, dan Nana hanya mengangguki itu. Ia kembali melanjutkan langkahnya hendak membuka pintu mobil

"Apa kabar Na?" Itu Sivia, Nana menoleh padanya dengan wajah datar. Bukan kah dulu di masa lalu perempuan itu bahkan tidak menganggap keberadaannya? Lalu sapaan macam apa barusan?

"Baik, duluan ya." Nana tetap menjawab sopan, memasuki mobil tanpa melihat lagi pada Arka. Nana sebenarnya tidak mau berfikir begini-, tapi Arka memang terus memandanginya tadi

"Kok udah balik aja, gue kira bakal selamanya disana." Ucap Joy, yang sebenarnya ingin keluar mobil dan bertanya pada Sivia bagaimana rasanya mendapatkan Arka setelah dulunya dia di tolak berkali-kali. Tapi Nana akan tidak suka itu

"Enggak tau" Nana enggan memperpanjang meski hatinya penasaran, ada apa hingga Sivia berada dirumah Arka.

_______

Siapa yang bisa mengelak dari keindahan Bali? Nana, Joyana, Friska, Rama, dan Saka. Mereka berlima memutuskan menghabiskan masa liburan mereka di Bali atas ide Saka-, yang juga dengan baiknya meminta salah satu villa keluarganya di Bali di kosongkan untuk Nana dan yang lain.

Liburan itu seharusnya menyenangkan, Joyana juga mengajarinya menaiki selancar dan tentunya Nana kesusahan. Makanan-makanan khas bali yang tidak pernah gagal, bangunan dan suasananya yang indah. Nana tau seharusnya ia bahagia dan menikmati momen itu. Namun meski ia senyum, tawanya tidak selebar dan sekencang yang lain. Dan Nana benci dirinya sendiri ketika nama Arka terlintas begitu saja.

Yang lain masih di pantai, Nana memilih pulang lebih awal dengan alasan lelah. Dia berbaring sendirian diatas kasurnya ketika ponselnya berdering.

Dirga jarang menelponnya, mungkin hampir tidak pernah. Ia hanya rutin mengiriminya pesan. Lumayan rutin meski Nana sudah terang-terangan menjauh.

"Halo?"

Halo Na? Aku liat story Instagram kamu, kamu beneran lagi di bali sekarang?

Oh, Nana memang meng-upload beberapa foto di Instagram juga video-video singkat pemandangan bali. Tapi dia memang tidak memerhatikan siapa-siapa saja yang melihatnya.

EUNOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang