ENJOY!
_____________
Rencananya, arka hari ini ingin mengajak nana berjalan-jalan.kemana saja yang penting bersama nana.tempat adalah urusan belakangan.niatnya memang begitu, arka bahkan sangat bersemangat untuk ini.tapi memang benar, manusia adalah si perencana paling hebat.karena meski di kepalanya telah tersusun rapi segala hal menyenangkan yang bisa ia lakukan dengan nana, takdir seolah sedang menghalangi nya.
Dengan malas yang tidak repot-repot di sembunyikan, arka duduk dengan ekspresi datar.tidak seperti intan yang memang ceria atau annika, kakak pertamanya yang juga terhanyut dalam obrolan.
"arka gimana kabarnya, kok diam aja dari tadi" sangat buruk karena kehadiran tamu tak diundang, yang membuat arka harus menuruti kata intan untuk duduk disana demi kesopanan.katanya sebentar, tapi rasanya arka sudah duduk sangat lama disini
Nana memang tidak akan marah kalau dia terlambat, tapi rasa kesal itu pasti ada.nana hanya pandai menahan. kadang arka merasa tidak enak karena nana begitu menjaga perasaanya.
"baik" singkat, annika yang melihat wajah dingin arka meringis.keluarga yang juga rekan kerja ayah mereka ini memang tidak begitu di sukai arka. Terutama pada gadis yang sejak tadi sudah berusaha memancing perhatian arka
Lama saling mengenal tidak membuat dia paham bahwa arka adalah pria judes yang benci dengan orang-orang yang selalu mencari perhatian.itu membuat arka jijik katanya.
"tapi nanti kamu sama sivia bakal beda kelas yah"? arka tau dan makin jijik karena gadis sok cantik bernama sivia itu meminta di pindahkan ke kampus yang sama dengan arka.keluarganya memang mendukung penuh jika memang ada hubungan diantara mereka, arka tau itu di pantau masih hingga sekarang.tapi tidak dengan arka, meski orang tuanya memaksa sekalipun ia tetap akan menikah dengan gadis pilihannya.ini adalah hidupnya dia yang menjalani dan dia yang paling berhak.
"iya, walaupun jurusannya sama tapi kelasnya gak bakal selalu sama" jawab sivia, senyumnya belum pudar sejak pertama kali datang.itu tidak berarti apa-apa di kepala arka saat ini penuh dengan nana.
Arka berdiri, menarik semua atensi orang yang ada disana.
"kalau gitu saya pamit duluan, ada urusan penting" kalimat itu memang sopan tapi arka mengucapkannya dengan nada malas dan ekspresi tidak tertarik.
"mau kemana"? terkutuklah orang-orang kepo, salah satu dari jenis makhluk yang tidak arka sukai.itu sivia
"ada urusan" hanya itu, intan atau annika tidak akan mencegah karena mereka berdua juga tau.menghalangi arka juga sama saja dengan mencari masalah. Apalagi intan juga sudah tau kalau anak laki-laki nya itu memang terlampau tidak tertarik dengan sivia dan keluarganya
Arka baru saja akan membuka pagar rumahnya saat sivia justru menyusul.
"kamu mau kemana ka"? kebetulan memang arka dari tadi menahan kalimat sarkasnya karena menghormati kedua orang tua sivia.tapi sekarang sudah cukup rasanya
"emang gue harus laporan ke lo"? sivia tidak melunturkan senyumnya
"aku kan tunangan kamu" arka ingin muntah mendengarnya, dari dulu selalu lelucon itu yang di bahas
"bangun, sore-sore masih mimpi" perempuan gila adalah sebutan arka untuk sivia.terlalu percaya diri dan menanggap arka setuju adalah tabiatnya dari dulu.
Arka berhasil membuka pagar, ia telah mengirimkan pesan singkat pada nana untuk segera keluar rumah dan gadis itu muncul bersamaan dengan sivia yang ikut keluar.ekspresi nana terlihat heran diawal lalu datar kemudian.
"udah siap"? nana mengangguk singkat, melirik sekilas pada sivia yang mengernyit
"kalian mau pergi"? tidak ada yang menjawab, arka meraih tangan nana untuk di genggam lalu menuju dimana mobil arka sudah terparkir
"arka, dirumah ada papa sama mama aku kamu mau____
"terus urusan sama gue apa? mau yang datang rektor gue juga kalo gue mau pergi ya gue pergi" terdengar sinis, nana sungguh tidak senang mendengarnya. Ada perasaan tidak enak apalagi sivia adalah tunangan arka.
Tapi sikap arka kenapa begini? Kenapa dia tidak ada ramah-ramah nya sama sekali? Gadis ini tunangannya kan?
"kamu gimana sih ka, kita udah lama gak ketemu" sivia tidak menyembunyikan kekesalan nya.ia menatap nana dengan pandangan menyalahkan
Pada situasi ini, nana merasa sedang berada di tengah-tengah pasangan sebagai selingkuhan.
Perumpamaan macam apa itu?
"terus? lo bisa gak usah sok akrab sama gue gak"? arka ingin mengatakannya sambil teriak, tapi kebetulan ada orang tua sivia yang bisa mendengarnya dari dalam
"arka kita kan tunangan" selepas sivia mengatakan itu, nana melepas tautan tangannya dari arka, mengabaikan reaksi terkejut dari pria itu
"arka, dia tunangan kamu_____
"dia bukan tunangan gue, dan gue bisa jelasin ke lo secara lengkap jadi please jangan mikir aneh-aneh" arka memotong cepat, dia baru saja memperbaiki hubungan dengan nana.amat tidak lucu kalau mereka mulai ribut lagi.
Nana mengernyit kan dahi, sebenarnya disini ada apa? Satu mengaku tunangan satu lagi tidak.mana yang benar? Mana yang bisa nana percaya?
"dan lo" arka menunjuk sivia sekilas, jangan lupakan tatapannya yang kentara sekali sedang kesal
"jangan ngaku-ngaku, gue gak punya tunangan.gue punya pacar namanya clarinna davies dan dia sekarang ada di depan biji mata lo" sivia mengepalkan tangan, sementara nana merasa hatinya bergemuruh mendengar itu.sebenarnya nana bingung dengan situasi ini.tapi tidak bisa di pungkiri bahwa ada perasaan senang saat mendengar arka mengakui itu
________
Arka membawa nana pada sebuah cafe, cafe yang selalu arka datangi bersama ara dan nadia sejak dulu
"kenapa kamu gak bilang kalau kamu punya tunangan"? nana menyuarakan isi kepalanya bersamaan dengan arka yang selesai melepas seatbeltnya
"lo tadi dengar gak waktu gue bilang sivia bukan tunangan gue"? pertanyaan yang sangat retoris, sebenarnya arka malas menjelaskan tapi kalau dibiarkan bisa-bisa nana salah paham
Nana mengangguk, rasa penasaran itu ada.sebenarnya sudah lama ada tapi ia bingung mau bertanya pada arka bagaimana? Karena hal ini tidak jelas, nana merasa hubungannya dan arka juga jadi tidak jelas
"arka____
Arka meletakkan sendok yang tadi ia pakai untuk makan kue, selera makannya jadi buyar dan ini karena sivia.melihat arka dengan agak kasar meletakkan sendok saja nana jadi terdiam.menunggu tindakan arka selanjutnya
"orang tua gue sama orang tua sivia itu sahabat dari lama, gue sama sivia lahir di tanggal dan bulan yang sama.orang tua jaman dulu yang pikirannya aneh-aneh jodohin gue sama sivia waktu kecil" arka mendengus mengingatnya, dari kecil saja arka sudah tidak suka bermain dengan sivia.bagi arka gadis agresif dan keras kepala seperti sivia tidak punya tempat di hidupnya.gadis yang semua keinginan nya harus di turuti karena begitulah orang tuanya memperlakukan sivia.arka tidak suka. Nana saja anak tunggal, tapi nana paham siapa-siapa saja yang bisa memenuhi keinginannya.
"berarti keluarga kamu juga taunya gitu arka.sivia itu tunangan kamu kan"? Arka menghela nafas, niatnya ingin bersenang-senang dengan nana kenapa sivia jadi di bawa-bawa?
"mau pak Jokowi yang nyuruh pun, kalo gue maunya sama lo ya gue bakal sama lo" nadanya biasa saja, tapi rasanya nana berdesir mendengar itu.arka memang frontal bahkan saat mengungkapkan apa yang dia rasakan
"udah yah, jangan bahas sivia.gue ngajak lo keluar mau senang-senang.gue kangen sama lo jadi jangan bikin semuanya rusak" arka meraih tangan nana, dan kembali memakan kuenya
Hari itu, nana melihat sivia di kampus. Jika benar mereka bertiga akan satu kampus.nana bingung harus menyikapi ini bagaimana.dia cemburu.tentu rasa itu ada. tapi arka ini, meski sudah menjadi pacarnya nana masih segan untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EUNOIA
ChickLitKalau Arka yang judes dan sarkas lalu bertemu dengan Nana yang ceria dan berhati selembut gulali? Apakah akan mengubah Arka?