EU;18

3K 211 1
                                    

"Nana!" Rissa sampai merasa tenggorokannya nyeri karna sudah berteriak tiga kali pagi ini, dan anak tercintanya itu malah tidak bangun juga sampai sekarang. Rissa melirik suaminya sedang santai membaca koran pagi dan meminum kopinya

Tidak melihat bagaimana susah payahnya ia sedang membangunkan Nana

"kamu bantuin aku kek bangunin anak kamu tuh" Bagas melirik sekilas, lalu menyesap kopinya lagi.

"kan hari libur bu, biarin aja Nana santai" Biarkan Nana santai katanya, memangnya selama ini Nana kurang santai! kan semua pekerjaan rumah Rissa yang urus tidak di bantu siapa-siapa

"Bangunin Nana sana, walaupun hari libur bukan berarti dia boleh malas-malasan" Bagas belum pernah bilang kan Rissa itu kalau mengomel benar-benar memekakkan telinga? Nah seperti sekarang, Rissa sedang mengomel panjang.

"Yaudah iya, ini mau dibangunin" Bagas beranjak dengan ogah-ogahan. Masuk ke kamar Nana dan melihat putrinya itu masih menenggelamkan diri di kasur.

"Nana, anak ayah yang paling cantik. Yuk bangun yuk" Nana hanya berdehem, walau telinganya mendengar ucapan ayahnya tapi matanya berat sekali untuk terbuka. Dua hari kemarin Nana dibuat tidak bisa tidur karna siapa lagi kalau bukan Arka, lalu malam tadi Nana marathon nonton naruto dan berbagai macam anime lain. Alhasil dia tidur di jam tiga pagi

Ia lupa kalau dia punya ibu yang cerewet kalau Nana bangun siang. Tidak produktif katanya

"Nana, bangun buruan. Di bawah dinosaurus udah ngamuk" Rissa biasanya menarik telinga Bagas kalau dengar ini

"Ngantuk" jawab Nana serak

"Ayah punya solusinya biar kamu gak ngantuk" Nana mengubah posisi, berusaha duduk dan membuka matanya yang seperti di rekatkan oleh lem..Di rumah sendiri dia tidak bisa untuk bangun siang

"Solusi apa?" Nana lalu menguap, seingatnya hari ini dia libur.

"Solusinya kamu mandi, biar seger gak ngantuk deh. Sana buruan mumpung masih pagi mandi air dingin enak" Apanya yang enak yang ada dia menggigil

"Atau mau solusi lain?"  Nana menoleh tanpa minat, hitung-hitung menyenangkan hati orang tua.

"Keluar sana, liatin Arka cuci motor bikin kamu seger pasti" itu dulu, tapi sekarang kondisinya sudah beda, ia harusnya jauh-jauh dari Arka kalau masih mau hatinya baik-baik saja

"Gak, males!" Nana lalu menuju kamar mandi, dan mengikuti saran ayahnya untuk mandi air dingin. Turun ke lantai satu dan mengisi piringnya dengan nasi dan berbagai lauk

"Bangun juga kebonya ibu" Sindir Rissa pakai nada selembut sutra seringan bulu semurni susu.

"Kan libur bu, ngapain bangun cepet"

"Kalo mulut lagi penuh gak usah ngomong!"  lah serba salah, Nana mengunyah lagi membiarkan ibunya ceramah sambil membersihkan dapur Bana hanya bisa mendengarkan dalam diam. Kalau dia menjawab nanti Rissa tambah marah. Nah kan, cuma dirumah ini kita bisa sarapan sambil mendengarkan kultum.

"Contoh dong tuh Arka, pagi-pagi udah keluar cuci motor" Pancing Rissa, melihat tingkah Nana akhir-akhir ini, Rissa merasa ada yang tidak beres antara Nana dan Arka.

"Gimana aku mau cuci motor bu, kan aku gak punya motor. Kecuali ibu mau beliin" Entah dosa apa yang pernah Rissa perbuat hingga punya anak keras kepala dan menguji emosi seperti Nana. Mau mengeluh tidak mungkin karna bagaimana pun juga Nana adalah hartanya satu-satunya

"makan cepet, terus tolongin ibu"

"tolong apa?"

_____

Nana berdiri menatap rumah Arka dari teras rumahnya, di tangannya terdapat sekotak kue brownies coklat yang ibunya buat. Rissa menyuruhnya mengantarkan kue untuk ibunya Arka sebagai balasan karna kemarin katanya, Intan ibu Arka- memberikan banyak sekali oleh-oleh dari luar kota

EUNOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang