vīgintī novem

4.6K 450 1.1K
                                    


Adara membuka kedua matanya dan ia langsung sadar jika Kafka tidak ada di sebelahnya.

Yang dirasakan Adara langsung perasaan kosong dan ia diserang rasa panik. Cewek itu langsung bangun, selimutnya merosot hingga paha, menunjukkan tubuhnya yang dibalut rapat oleh piyama lengan panjang.

Nafas cewek itu udah berat dan cepat, menatap depan dengan tatapan menyapu ruangan sepi itu. Kemudian ia menunduk, memeluk tubuhnya sendiri yang bergetar ketakutan dan tangisannya pun berakhir pecah.

Kafka mana... Tubuh Adara bergetar karena tangis.

Cowok itu meninggalkannya lagi ya?

Kafka mau ke Kak Lara ya...

Adara nggak menemukan jawaban apapun karena kepalanya udah pening dan ia makin sesak oleh fakta-fakta itu.

Kak Kafka udah bosen ya...

Adara menggigit bibirnya. Kenapa pikiran buruknya lagi-lagi muncul di saat ia mau bahagia, di saat ia mau berusaha menyukai dirinya yang tidak ada apa-apanya seperti ini. Kenapa selalu ada celah untuk membuatnya sadar diri jika ia ini bukan siapa-siapa...

Adara makin memeluk badannya. Dan ia ingat kejadian semalam...

Adara nggak salah, meskipun kemarin masih pilek, ia masih bisa mencium aroma parfum yang beda di baju Kafka. Meskipun samar.

Adara lalu menggeleng... menghilangkan pikiran buruknya. Nggak. Nggak mungkin kan Kafka kemarin ke Bali demi Kak Lara?




 Nggak mungkin kan Kafka kemarin ke Bali demi Kak Lara?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Lara pusing.

Perempuan anggun itu sedang pusing sekarang. Kepalanya berputar-putar dengan keadaan badannya yang semakin kurus karena ia sering melewatkan jam makan dan karena ia banyak pikiran.

Ia stress.

Ia pusing.

Ia bingung.

"Papa..." Lara memanggil Petra yang tidak bisa mendengarkan karena sedang di ruang seberang. "Papa kepala Lara pusing..."

Lara akhirnya bangun sendiri, bersandar di kepala tempat tidur. Kepalanya masih pening tapi ia masih ingat rentetan kejadian saat Kafka ke rumahnya beberapa bulan yang lalu.

Kafka sama Adara.

Kafka sama Adara.

Anhara jahat itu.

"Pa..."

Pada saat itu Petra muncul dan pria itu kaget. "Sayang? Kenapa?"

Changed 2 | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang