quadrāgintā ūnus

4.6K 427 557
                                    



"Hi, Kiersey?"

"Hai Non Adara."

Adara senyum. "Adara aja, nggak perlu pake Non."

"Um, okay..."

Lalu semua memilih diam.

Adara sendiri masih ragu dan mencoba tenang saat melihat kembali Kiersey. Gimana-gimana Adara masih ingat, perempuan itu dulunya menyukai Kafka. Dan kini muncul, dengan memberi kejutan sebagai Nanny- Aned.

"Kalian sedang mengobrol ya?" Aned tiba-tiba muncul setelah mengabari Kafka jika ia telah sampai.

"Iya, Aned duduk sini, Sayang." Kiersey menepuk sofa empuk yang langsung diduduki oleh Aned dengan gembira. Adara ngeliatnya ikutan senyum meskipun masih gelisah. Padahal gelisah untuk apa... Aned bukan siapa-siapanya, tapi kenapa ia seolah posesif Aned dekat dengan orang lain.

Adara, kamu kenapa...

"Adara ini Kiersey, dia selama ini tinggal bersama Aned. Dia sangat baik pada aku."

Kiersey mengusap puncak kepala Aned, Adara lagi-lagi senyum meskipun banyak pikiran. "Iya, Kiersey pernah sama Adara dulu." Adara menjawab.

"Oh, ya?" Aned terkejut. Mata bulatnya itu menatap Adara. "Bagaimana bisa?"

"Panjang ceritanya."

"Um, kalau Aned mau tau apakah diperbolehkan?"

"Tentu saja." Adara tersenyum. "Jadi, Kiersey ini dulunya teman Adara. Dia tinggal sama Adara setiap hari, bahkan di saat Adara tidak tau Adara siapa dan gimana bisa ada Kiersey."

"Bagaimana bisa Adara tidak tahu Adara siapa? Dan dulunya? Jadi kalian sudah tidak berteman lagi, ya?"

"Masih..." Adara bingung menjelaskan. "Intinya masih temenan cuman nggak intens."

"Oh, begitu..." Aned mengangguk-anggukkan kepala mengerti. Padahal ia tidak tahu, ia ingin mengetahui lebih jauh. Tapi sadar dan paham Adara tidak nyaman, Aned menahan diri.

"Kalian, apakah masih ingin mengobrol?" Aned merasa mereka sedikit kaku. Tapi Aned ingin memberi waktu untuk mereka. Maka dari itu Aned berujar. "Kalau iya, Aned pamit ke kamarnya Kafka. Boleh ya?"

Kiersey justru yang mengiyakan. "Boleh." Aned langsung memeluk Kiersey sayang berganti melihat Adara dengan senyuman lalu melangkah pergi dari sana.

Adara mau juga dipeluk.

"Kamu apa kabar?" Kiersey membuka obrolan setelah tinggal mereka berdua. "Kalau aku baik."

Adara yang duduk di sofa sebelah Kiersey awalnya nggak nyaman, sampai Adara tersenyum tulus setelah mencoba menapik soal pertanyaan-pertanyaan jelek yang bermunculan di benaknya. "Baik, ya meskipun banyak kejadian yang bikin kaget."

"Kaget?"

"Iya, ternyata aku selama ini punya saudara," Adara terlihat ragu saat berujar kalimat yang selanjutnya, apakah Kiersey udah tau atau enggak. "Dan ternyata," Adara melirik sekilas. "Aku istrinya Kak Kafka." Dan aku juga kaget selama ini kamu Nanny-nya Aned.

Kiersey yang awalnya diam karena terkejut oleh fakta itu berubah jadi senyuman. "Aku turut senang kamu bisa sama Kafka." Ucapan Kiersey bikin Adara yang kaget sekarang. Ia kira Kiersey suka Kak Kafka dan Kiersey akan sewot oleh fakta itu. "Aku harap kalian jodoh selamanya."

"Kiersey jujur aja aku merasa ngga enak sama kamu." Jujur Adara. "Aku pernah mau jodohin kamu sama Kak Kafka tapi enggak jadi."

Kiersey tertawa. "Adara... kamu lucu. Lagian aku nggak suka Kafka. Aku cuman kagum sama dia."

Changed 2 | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang