Cowok dengan hoodie dan topi hitam itu tidak langsung bergerak keluar, tapi masih berdiri di depan pintu kaca dengan koper di tangan kanannya. memilih diam di antara lalu-lalang manusia.
Cowok itu masih tidak menyangkah ia pulang, sampai tatapannya jatuh pada pintu kaca yang terbuka, seolah menyuruh Logan segera melanjutkan perjalanannya dan mencari kebahagiannya di luar sana.
Saat melewati pintu kaca, Logan merasakan dadanya berpacu cepat, seolah semua yang ia tinggalkan dan terasa jauh kini berada di depannya dan terasa dekat.
Logan menatap senja yang mengintip di antara gelapnya awan. Beberapa mobil yang terparkir dan lalu lalang manusia menemani cowok itu yang kini tersenyum. Tempat ini masih sama.
Logan belum mengabari Anhara, juga Salaga kakaknya. Tapi dari semua Logan merasa senang sekarang.
Hai, Anhara. Akhirnya gue pulang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Adara Kafka kamu wallclimbing dulu aja ya? Aku ada kelas sampe sore
Kafka Iya
Adara Kalo kamu keburu pulang buat tugas atau apapun itu duluan aja nggak papa
Kafka Iya
Adara Kamu di kampus kan?
Kafka Kantor
Andara Astaga kenapa ngeiyain wallclimbing kalo lagi di kantor
Kafka Ya biar cepet aja
Adara Nyebelin
Kafka Udah sana belajar yang bener
Adara Yaudah oke, nanti jemput ya kalo ga ngerepotin
Kafka Iya, Sayang. Udah sana dengerin dosennya
Tadi pagi Kafka berkata banyak kerjaan, makanya Adara mastiin cowok itu bener bisa jemput atau enggak. Tapi diliat dari respon Kafka, kayaknya lagi sibuk tapi nyempetin buat jemput.
Tapi Adara tau Kafka pasti lagi seneng karena akhirnya ia menggunakan fasilitas cowok itu: entah dijemput sopir atau cowok itu. Alias Adara ngggak bawa mobil sendirian.
Adara nggak tau juga ada apa sama dirinya seminggu ini, tapi saat senang selalu aja ada momen soal mamanya yang menelusup di aktivitasnya dan semua itu membuatnya merasa terusik dan sedih.
