quīnque

8.1K 786 2.2K
                                    




"Than, coba kamu telfon si Kafka. Udah balik belom."

"Bentar-bentar. Ini Mama mau ke sini buat ketemu kamu."

"Demi apa?!" Ayako langsung panik. Auto lupa soal Kafka. "Ih? Kok kamu gak bilang!"

"Yakan ini bilang?"

"Kenapa ga daritadi! Aku belom apa-apa Nathaaaan!"

"Apa apanya?"

"Aku belom mandi, belom buat makanan, belum beresin semua!"

"Yaudah nanti tinggal buat apa susahnya?"

"Niat aku kan nanti kamu beli di luar. Tapi kalo ada Mama kamu ya aku pengen masak!"

"..."

"Lagian lagi haid gini mager tauuukkk." Manyun Ayako masih panik. Mana ia lagi deras-derasnya. Buat batuk rasanya kayak ada air rembes, apalagi dibuat berdiri!

"Oh, lagi dapet? Pantes marah mulu."

"Nathan serius ya!" Ayako marah.

"Yaudah Sayang, kamu mandi. Aku yang siapin sarapannya, ntar aku buatin."

"Bener?"

"Iya..."

Sepeninggalan Ayako, Nathan duduk di kursi dapur, menatap layar ponsel yang terakhir chat dari dirinya; alias Kafka belum jawab.

Nathan : di mana Kaf? Kabari gue

Nathan tau dirinya terlalu mengurusi hidup Kafka. Tapi merasa ada yang disembunyikan cowok itu dengan Anastasia yang seperti mayat hidup—seolah Kafka hidup dan mati cewek itu membuat Nathan tidak bisa tinggal diam.

Apa si yang dibuat Kafka hingga Anastasia terlihat tergila-gila seperti itu?

Nathan : gue nggak ngerti lo ngelakuin apaan. Tapi ninggal tu cewek dengan posisi bingung lo kebangetan Kaf

"Nathan! Udah dibales belom?" teriak Ayako dengan handuk di bahu. "Kasian Anastasia di sana sendiri."

"Iya, bentar."

Beberapa menit tidak ada pesan masuk, Nathan memilih mengirim pesan lagi.

Nathan : gue nggak ngerti lo sembunyiin apaan. Atau ada hubungannya sama Anhara? Tapi demi Tuhan, pulang lo Kaf


 Atau ada hubungannya sama Anhara? Tapi demi Tuhan, pulang lo Kaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Ftsss! Sini!"

Anhara membuka jendela kamarnya lebar-lebar. Rumah bergaya eropa dengan ornamen pahatan kayu dan jendela luas memudahkan cewek itu dalam selundupkan teman cowoknya masuk dalam kamar.

Tapi sialnya jendela itu macet.

Siaaaal. Semoga orang rumah gak liattttt!

"Lo buka lebih lebar—"

Changed 2 | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang