i. extra chapter

7.8K 646 409
                                    


⚠️

Tatjana Shazieh menangis kencang saat tidurnya terasa terganggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tatjana Shazieh menangis kencang saat tidurnya terasa terganggu. Sang Mama; Kaia Anhara, segera bangun dan menggendong lagi putrinya agar bisa terlelap.

Tapi bayi berusia tiga bulan itu masih menangis. Semakin lama semakin keras sampai Sera yang kebetulan melewati kamar bayi menghentikan langkah, mengetuk pintu, dan masuk.

"Uh, cucu aku kenapa?"

"Kebangun, Ma." Anhara menyerahkan Tatjana Shazieh pada Seraphina yang segera menggendong dan menepuk-nepuk pelan cucu kesayangannya agar mau tertidur.

"Kafka pulang jam berapa?"

"Tiga jam yang lalu bilang akan take off. Mungkin sepuluh menit lagi sudah datang."

"Yaudah kamu istirahat dulu aja, biar Tatjana sama Mama. Kamu keliatan capek banget soalnya."

Adara justru berdiri merapikan kamar bayi yang ditempati oleh Tatjana dan lemari pakaian-pakaian, serta peralatan bayi lainnya.

Kamar itu dulu bernuansa seperti Kafka: penuh ornamen kayu, beberapa sudut dengan warna abu-abu gelap. Sampai Adara bilang buat merubah menjadi lebih ceria. Alhasil Kafka menggunakan jasa design interior dan berhasil, nuansa kamar bayi yang awalnya seperti papanya; Kafka, berubah jadi hangat. Salah satu sudut dinding diberi full motif bunga-bunga berwarna grey dan navy yang terlihat anggun dan dinding lainnya dibiarkan berwarna broken white, serta box tempat tidur yang juga berwarna putih.

Sedangkan Adara di kamar sebelah, bersama Kafka dengan kamar penghubung ke kamar bayi. Sebenernya ada kamar berbeda untuk Tatjana, tapi kata Kafka nggak papa gabung dulu, biar jaganya lebih enak. Nanti kalau Tatjana sudah berusia lima tahun, baru pindah ke kamar utama putri mereka.

"Hai."

Suara Kafka terdengar bersamaan pintu terbuka. Adara yang menggenakan gaun putih dengan tali di depan—memudahkan untuk memberikan nutrisi pada Tatjana— segera membenarkannya hingga semakin rapi dan tertutup.

"Hi." Adara senyum. "Baru aja dateng?"

Kafka mendekat, memberi kecupan cepat di bibir Adara. "Iya. Macet."

"Liat papa kamu nggak, Kaf?"

"Di bawah, main sama Aned, Athena." Kafka kini menatap putrinya. "Nangis terus ya? Sini biar sama aku, Ma."

"Kamu ganti baju dulu," kata Adara. "Habis dari luar."

"Udah tadi di kamar. Makanya ini make kaus."

Sera menyerahkan bayi itu pada Kafka, Tatjana yang awalnya merengek langsung diam di dekapan Kafka. Seolah langsung tau tempat kesukaannya, kemudian mencari posisi nyaman untuk tidur.

Changed 2 | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang