ūnus

23.7K 1.1K 1.5K
                                    



"Aku tunggu di rumah. Kamu jelasin semuanya."

Angin berhembus mengenai cowok yang duduk di balik kemudi mobil sport hitamnya. Jendela itu dibiarkan terbuka, menyuruh angin mengenai tubuh yang hanya terbalut kaus putih berlambang ombak di dada kiri ketika kendaraan mewah itu menyusuri lekukan jalan dengan suasana sore Bali yang terasa sepanjang perjalanan.

Mendung pekat tidak membuat cowok itu memutar haluan untuk pulang, justru dinaikkan kecepatan agar segera sampai di mana tujuannya berada: lautan.

Menenggelamkan dirinya di sana.

Berlama-lama menghabiskan diri dengan gulungan ombak yang selalu membuatnya serasa pulang.

Mendengarkan bisikan ombak yang menemaninya.

Tempat terbaik selain rokok, minuman, juga wallclimbing yang bisa meredam segala perasaan kacau di otaknya.

"Jelasin. Aku mau dengerin dari kamu kok."

Lagi-lagi suara yang terniang meminta penjelasan membuat cowok dengan celana surfing itu mencengram erat kemudi disusul melirik spion kiri. Dirasa ruas itu sepi, cowok itu; Kafka, langsung membanting stir dan memukul kuat hingga telapak tangannya memerah.

Brengsek. Brengsek!

Anjinglaaah!

Kafka marah. Napas cowok itu bahkan naik turun dengan cepat. Banyak hal yang mau Kafka jelaskan, tapi semua tertahan dan berakhir di tenggorokan.

"It's okay... Santai aja. Aku mau denger penjelasan kamu. Aku tunggu di rumah ya."

Kafka tidak mendapatkan arti makna baik di balik kalimat itu. Santai aja? Kafka bedercak miris. Lalu nggak lama cowok itu menyembunyikan wajahnya di setir. Mengembuskan napas keras. Memejamkan mata. Mengusir suara perempuan yang terasa mengganggunya.

Dirasa nggak bisa lama-lama di situasi sialan kayak gini, cowok itu langsung memposisikan dirinya bersandar di jok. Menatap tajam ke depan. Tapi lagi-lagi kesabarannya diuji saat matanya tanpa sengaja menangkap kemeja yang tergeletak mengenaskan di kursi penumpang sebelahnya. Benda itu...

Kafka memukul kemudi lagi saat memori nggak bisa dihindari itu muncul hanya karna kemeja. Juga ketika suara 'Aku mau denger penjelasan kamu' terdengar lagi di telinganya.

Sialaan!

Dan cowok itu diselamatkan oleh getaran ponsel dengan nama Nathan di sana.

Nathan
di mana bro? Lama amat

Bukannya jawab, Kafka segera mengumpulkan semua ketenangannya. Fokus ke ruas jalan yang sepi dengan angin yang makin berhembus kencang, lalu diinjaknya gas menuju pantai.

Nggak butuh waktu lama mobil itu sampai di kawasan Uluwatu. Kafka memarkirkan mobilnya, lalu menyusul di mana Nathan biasanya menunggu.

"Dateng juga lo! Lama amat."

"Kafka! Eh—" Ayako nahan nyapa saat menangkap wajah teman SMA-nya dari dekat yang... kaku? Dan terlihat banyak masalah...

"Macet?" tanya Nathan

"Nggak ngerti."

"Lah?"

"Ha?"

"Macet?"

"Oh... enggak. Gue dari Beachwalk tadi."

Changed 2 | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang