sex

10.6K 757 2.4K
                                    


Lara diam. Begitu juga dengan Kafka.

Kondisi di depan kamar Lara hening. Kafka masih jongkok, beda sama Anastasia yang duduk bersimpuh di depan cowok itu.

"Gue nggak ngerti harus jelasin gimana."

"..."

"..."

"Nggak usah dijelasin."

"..."

"Aku butuh waktu." Lara memilih berdiri tertatih-tatih, dengan posisi yang membuat Kafka belum bergerak untuk menolong. "Nggak usah pegang," kata Lara padahal Kafka terlihat tidak ingin membantu.

"Lo balik malem ini?" Kafka justru nanya ini.

"Nggak tau..." Lara menjawab lirih.

Kafka masih enggan membuka semuanya sampai cowok itu berujar. "Oke," tandas tu cowok, "gue minta maaf. Sori waktu itu pilih cabut ketemu Nathan daripada jelasin ke lo semuanya."

Lara bungkam.

"Gua bingung," tekan Kafka. "Kenapa gue harus punya ni beban, padahal kalo gue pikir, ini murni masalah gue, jadi kenapa gue harus jelasin ke elo... kenapa juga lo seolah nuntut gue."

Semua itu menampar Anastasia Lara. Untuk apa?

Iya, Lara sadar diri, untuk apa?

"Otak gue nggak nyampe sama kejadian yang nimpah gue akhir-akhir ini." Kafka senyum ganti topik. Karna sadar diri mungkin karna satu hal Lara harus tau.

Lara paham.

Tapi Lara tidak mau tau.

Lara tidak mau mengerti tentang Kafka.

Lara hanya mau Kafka mengerti tentang dirinya.

"Gue nggak bisa sama orang itu, gue yang mikir semua ini bakal sia-sia. Dan terakhir, lo sendiri selaku orang dekatnya."

Lara harus bagaimana?

Tanpa sadar mata Lara menangkap leher Kafka lagi yang mulai... keunguan.

Harusnya Lara yang melakukan hal itu pada Kafka, bukan justru Anhara sialan itu!

"Gue mau jujur ke elo." Kafka akhirnya buka suara. Seperti biasanya; suaranya terdengar tenang, dan tenang. Matanya mulai menatap Lara yang kini menunduk di bawah tatapan seorang Kafka. "Gue minta maaf kalo kesannya kasih lo harapan. Tapi demi Tuhan, dari awal sampe sekarang, gue cuman anggep lo sahabat. Lo orang baik, dan lo cukup ngerti kalo gue nggak pernah anggep lo lebih dari ini."



"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Changed 2 | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang