quattuor

8.2K 782 1.3K
                                    



"Gila-gila akhirnya ketemu lo lagi!"

"Udah berapa lama kita nggak ketemu!"

"Gila! Kangen juga gue sama lo!"

Suasana di sana sangat ramai oleh musik yang dimainkan disk jockey, aroma rokok yang menguar hebat, orang-orang yang meluapkan masalah dengan bergerak di dance floor, beberapa yang bercakap dengan teman-temannya, begitu juga dengan mereka.

"Gue kira nggak bakal sekangen ini sama lo. Ternyata kangen juga!"

"Lo dari mana aja, Anhara?"

Anhara, cewek yang daritadi jadi sorotan empat temannya— um, tiga temannya itu cuman cengegesan dengan gaya santainya.

"Kangen beneran sama gue?" tanya tu cewek nggak bersalah.

"Si Geblek pake nanya!" Cewek berambut sebahu itu menyahut.

Anhara ketawa lagi.

"Gue kira lo nggak bakal dateng."

"Datenglah! Kan gue yang buat janji."

"Lo janji jam berapa ye anjir baru sampe jam segini."

"Sori, kan lo tau alesannya," kilah Anhara. "Dapet musibah gue ini!"

"Lo ilang lama banget lagian. Ada berapa lama nggak kumpul bareng."

Anhara lagi-lagi nyengir gak berdosa seraya merapikan juntaian rambutnya yang tergerai indah, tanpak senyawa dengan pakaian hitamnya. Hawa ceria dan bebas itu menguar dan terasa oleh keempat temannya. "Biasa, urusan."

"Nolongin siapa lagi lu?"

"Ih? Kok lo tau?"

"Lo kalo nggak balet, piano, nolong orang, berantem, ya wallclimbing."

"Gue tadi ada urusan." Anhara merapat keempat temannya karena suara musik kencang membuat harus sedikit teriak juga. "Sebelumnya gue nganterin orangtua gitu, kasian anjir nggak dapet-dapet angkot. Terus mobil gue mogok. Yaudah jadinya lama. Sekalian aja gue pake nongkrong dulu di alfamart."

"Gila lu." Mereka ketawa nggak habis pikir sama temennya ini. "Kok bisa-bisanya si?"

"Bosen banget."

"Tadi tu anak udah nyamperin, tapi lonya gak ada."

"Sori banget. Nggak lama hape gue mati. Gue ngga bisa hubungin. Buntu banget otak gue . Tapi gak lama motirnya nyampe kok."

"Terus lo ilang lama banget ada apa?"

Anhara terdiam lagi. "Ada urusan..." tu cewek ambil jalan aman.

"Udah dipesenin Vodka sukaan lo tu."

Anhara cengegesan lagi. "Makasih! Baik banget lo pada! Tau aja yang gue butuiiin!"

Tiga cewek di sana senyum dan ketawa. Mereka nggak menyangka setelah lama ilang tabiat temennya ini masih sama. Ramai, bahagia, senang dan menyenangkan.

"Kok lo diem aja?" Anhara melirik cowok bertindik itu. Yang nggak mau melihatnya seolah ia punya salah.

"Dia udah nyamperin lo di sana tadi." Info cewek berambut panjang. "Jelas dia ngambek."

Anhara langsung nodong tu cowok. "Lo marah ya?"

Nggak ada jawaban.

"Ih? Lo marah ya?"

"Paan si."

"Lo marah kaan?" Anhara teriak biar suaranya terdengar.

"Gue? Kaga."

Changed 2 | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang