4

905 106 1
                                    

  [y/n] cepatlah bangun jika tidak kita akan terlambat masuk.' Hermione membangunkanku. 'Baiklah Mione, kau duluan saja. Aku akan mandi dulu.' kataku sembari bangun. 'Baiklah, aku pergi dulu.' kata Hermione sambil melangkah pergi. Aku pergi ke ruang rekreasi dengan terburu-buru ternyata ada Ron dan Harry yang terlihat terlambat sepertiku. 'Harry, Ron apa kalian terlambat juga?' tanyaku. 'Iya kami berdua terlambat, cepatlah [y/n] sebelum kita benar-benar sangat terlambat.' jawab Harry. Kami bertiga berlarian untuk mencari kelasnya. Akhirnya kita menemukannya. Saat kami berlari ke kelas Hermione hanya menggelengkan kepalanya. 'Berhasil. Bisa kalian bayangkan wajah Profesor McGonagall kalau kita terlambat? Tanya Ron terengah-engah. 'Iya Ron, pasti Profesor akan sangat marah. Karena dihari pertama kita sudah mengacaukannya' jawabku. Tiba-tiba kucing yang berada diatas meja melompat dan berubah menjadi profesor McGonagall. 'Bloody hell, itu keren sekali' Ron mengatakannya dengan mulut ternganga. 'Oh terima kasih pujiannya Mr. Weasley. Mungkin bisa berguna untuk mengubah kalian bertiga menjadi jam saku.' jawab Profesor McGonagall. 'Bloody hell, Profesor bisa mengubah kami jadi benda?' tanyaku bersemangat. Seluruh murid tertawa dan Harry menyikut tanganku. 'Sorry, Profesor kami tersesat.' jawab Harry. 'Bagaiman jika menjadi peta? Jadi kalian tidak membutuhkan peta untuk menemukan tempat duduk kalian.' lanjut Profesor McGonaggal. Aku duduk diantara Ron dan Harry.

  Kelas selanjutnya adalah kelas Prof. Snape. Aku mengenalnya, karena dia teman ayahku. Dan sebenarnya wajahnya saja yang menakutkan tapi dia memiliki hati yang lembut. Kami berempat memasuki kelasnya dan duduk bersama. Prof. Snape datang sembari membanting pintu. 'Tak seorang pun boleh menggunakan tongkat sihir atau mengucapkan mantra konyol di kelas ini.' jelasnya. 'aku tidak mengharapkan ada banyak di antara kalian yang menghargai ilmu pengetahuan rumit dan ekstrak yang diajarkan dalam ilmu ramuan.' lanjutnya. Prof. Snape melihat ke arahku lalu ke arah Malfoy. Malfoy hanya menyeringai. Aku jijik melihatnya seperti itu. Profesor Snape lanjut menjelaskan. Aku akui disini dia terlihat menakutkan. Bahkan aku lupa kalo dia teman ayahku yang selalu baik padaku. 'Walau demikian, mungkin ada beberapa di antara kalian yang datang di Hogwarts sudah memiliki kecakapan yang dahsyat sehingga cukup berani untuk tidak memperhatikan.' kata Profesor Snape yang arah matanya tertuju pada Harry. Aku melihat Harry sedang asik menulis, lalu aku menyenggolnya.

  'Mr. Potter, selebriti kita yang baru. Coba katakan apa yang ku dapat bila akar Asphodel ku campur dengan Wormwood?' tanyanya pada Harry. Hermione mengacungkan tangannya tinggi-tinggi. Aku sebenarnya tau jawabannya. Tapi ku kira bukan waktu yang tepat untuk menjawab. Lihat saja Hermione diacuhkan olehnya. Harry menggeleng tidak tahu.  'Kau tak tahu? Kita coba lagi. Dimana Mr. Potter, kau bisa menemukan Bezoar? Tanyanya lagi. Lagi-lagi  Hermione mengangkat tanganya tapi tetap diacuhkan. Harry hanya menggelengkan kepalanya lagi. 'Lalu apa perbedaan antara Monkshood dan Wolfsbane? Lanjutnya bertanya pada Harry. 'aku tidak tahu Sir' jawab Harry pelan. 'Malang, jelas kepopuleran bukan segalanya. Coba jelaskan Mrs. Zeen.' lanjutnya. 'Asphodel Wormwood adalah ramuan tidur yang sangat ampuh, dikenal sebagai minuman orang mati. Bezoar adalah batu yang diambil dari perut kambing dan bermanfaat untuk penangkal banyak macam racun. Monkshood dan Wolfbane, merujuk ke satu tumbuhan yang juga dikenal dengan nama : Aconyte.' jelasku panjang lebar. Semua murid hanya menatapku. 'Mengapa kalian tidak mencatat apa yang telah dijelaskan Mrs. Zeen?' tanya profesor Snape. Lalu semua murid menulisnya. 'Jawaban yang bagus Mrs. Zeen. Gryffindor mendapat 10 poin.' lanjutnya. Semua murid Gryffindor tersenyum. Kami pergi ke Greet hall dan duduk dimeja Gryffindor. Seamus dari tadi merapalkan mantra aneh. 'apa yang dilakukan Seamus?' tanya Harry. 'mengubahnya menjadi Rum. Dia berhasil melakukannya kemarin. Sebelum...' jawaban Ron terhenti saat ada ledakan. Ledakannya mengenaiku juga, karena aku berada tepat di samping Seamus. Semua murid yang ada disana tertawa. 'Lihatlah Seamus! Apa yang kau lakukan.' kataku menahan emosi. 'Sorry [y/n]. Aku hanya ingin mencoba mantra.' jawabnya sedikit menyesal. Aku pergi ke toilet sendiri, sebenarnya Hermione meminta untuk mengantarku. Tapi sepertinya tidak usah.

  Aku berjalan menuju toilet. Entah mengapa toilet ini sepi. Saat aku memasuki toilet ternyata ada yang menangis. 'Hei, kenapa menangis?' tanyaku. Dan seorang hantu keluar dari toilet. 'Hanya hantu' kataku dalam hati. 'Aku tidak memiliki teman, lihatlah tidak ada yang ingin menjadi temanku. Dan kenapa pakaianmu sangat berantakan. Wajahmu juga gosong?' jelasnya. 'Aku bisa jadi temanmu. Asal kau tidak menangis lagi. Wajah dan pakaianku begini karena kena mantra tak berguna dari Seamus sialan itu. aku akan kembali ke kelas takut terlambat lagi. Namaku [y/n] Aeera Zeen. Kau bisa memanggilku [y/n].' jawabku sambil melangkah pergi. Dan bodohnya aku tidak bertanya siapa dia. Aku berlari menyusuri koridor dan bruukk aku menabrak seorang prefek Hufflepuff. 'Oh, maafkan aku. Apa kau tidak apa-apa?' tanyanya. Aku menggangguk menandakan aku tidak apa-apa. 'Maaf, sepertinya aku terlambat sampai jumpa.' aku pergi dengan melambaikan tangan padanya. Dia membalasnya dengan senyuman. 'Wah senyuman yang tulus' gumamku.

  Saat aku sudah kembali. Aku duduk diantara Harry dan Ron lagi. Aku masih menyimpan dendam pada Seamus menyebalkan itu. Tiba-tiba banyak burung masuk membawa kertas-kertas dicakarnya. 'ada surat' kata Ron sembari mengangkat kepalanya untuk melihat ke atas. Semua mendapatkan kotak, aku mendapatkannya juga. 'Hei lihat. Neville mendapat Remembrall.' kata lelaki berkulit hitam manis itu. 'aku pernag membaca tentang itu. Kalau asapnya berubah menjadi merah berarti kau melupakan sesuatu.' jelas Hermione. Lalu tiba-tiba Remembrall itu berubah menjadi merah. 'Cuma ada satu masalah. Aku tak ingat apa yang aku lupakan.' jelas Neville. Aku dan Hermione hanya memutar bola mata. Itulah Neville, bahkan bisa saja dia melupakan namanya.

  'Hei Ron, Mione, [y/n]. Seseorang mencoba merampok Gringotts.' jelas Harry sembari membaca korannya. 'aneh itu brankas yang Hagrid dan aku kunjungi.' lanjutnya. Kami berempat menatap satu sama lain.

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang