16

432 68 2
                                    

Ron memainkan permainannya dan patung itu memecahkan satu sama lain. Ron sedikit ketakutan. Ron terus memainkan permainan caturnya dan banyak catur yang hancur. 'Tunggu sebentar' kata Harry. 'Kau memahaminya Harry. Setelah aku jalan, sang ratu akan memakanku, lalu kau bisa membunuh raja.' jelas Ron.  'No!! Ron No!!' teriak Harry. 'Ada apa?' tanya Hermione. 'ia akan mengorbankan dirinya sendiri.' teriak Harry. 'No, pasti ada cara lain!' teriak Hermione. 'Apa kau ingin mencegah Snape memperoleh batu itu?' Teriak Ron sedikit emosi. 'Harry, [y/n] kalianlah yang harus maju aku tahu itu. Not me, Not Hermione. Tapi kalian.' lanjutnya lagi. Harry mengangguk mengerti. Kemudian Ron maju dan ratu itu menghancurkan kuda. Ron terjatuh dan pingsan.

'Ron' teriak Harry. Hermione akan berlari mrmbantu Ron tapi Harry menahannya. 'No, don't move! Don't forget we are still playing.' jelas Harry. Kemudian Harry berjalan menuju raja. 'Skakmat' kata Harry. Raja itu langsung melepaskan pedangnya. Hermione membawa Ron pergi, aku dan Harry terus maju. Aku berjalan bersama Harry dan saling berpegangan satu sama lain. Lalu kami melihat Profesor Quirrell sedang menatap cermin. 'sudah ku kira bukan Profesor Snape.  Aku melihatmu dicermin Profesor bajingan! Kau dan Voldemort itu! Kau menjijikan.' teriakku padanya. 'Benarkah Mrs. Zeen? Lihatlah perempuan berani ini. Dia bahkan bisa menyebutkan namanya.' jawabnya. 'Apa yang harus ku takuti? Apa susahnya menyebutkan Voldemort. Dia terlihat bangga dengan orang-orangbyang takut menyebut namanya. Padahal aku tahu dia tidak bisa hidup tanpa darah Unicorn.' teriakku lagi. Harry menggenggam tanganku. Tiba-tiba tubuhku memancarkan cahaya. Harry sedikit terkejut. 'Hei apa yang terjadi?' tanya Harry. 'Entahlah tapi aku merasa aku semakin kuat.' kataku pada Harry.

'aku melihat diriku memilikinya. Kulihat diriku memegang sebuah batu. Tapi bagaimana cara mendapatkannya.' Kata Profesor bajingan itu. Tiba-tiba suara terdengar 'Gunakan Anak itu' . 'Ke sini Potter! Sekarang.' teriaknya. 'Siapa kau? Berani-beraninya meneriakki sahabatku bajingan!' teriakku padanya. Harry mencoba menenangkanku. 'Awas saja jika terjadi sesuatu padanya.' ucapku dalam hati. Harry menghampirinya. Lalu Harry bercermin, dia seperti memegang sesuatu lalu memasukkannya kembali. 'Apa yang kau lihat?' teriak Quirrell. 'Aaaku bersalaman dengan Dumbledore, aku telah memenangkan piala asrama.' kata Harry. 'Dia berbohong' seseorang berbicara lagi. Lalu Quirrel melepaskan ikat kepalanya. Dia mempunyai dua wajah seperti yang kulihat dulu.

'Sudah kuduga muka jelek itu adalah kau Voldemort! Apa kau tidak panas aku mengghibahkan dirimu? Apa pantadmu itu tebal?' tanyaku dengan gaya sombong. 'Diamlah, seandainya aku bisa menghabisimu Mrs. Zeen akan kulakukan saat kau berada dihutan.' jawabnya dengan nada kesal. Voldemort terus membuju Harry untuk memberikan batunya. Mereka berdua berkelahi. Batu itu terlepas dari tangan Harry. Aku mengambilnya dan ku hancurkan. Si Quirrel itu hangus terbakar karena sentuhan tangan Harry. Saat Harry berdiri, ada sebuah asap dibelakangnya. Aku langsung berdiri di depan Harry dan memukul asap itu. Tapi suaranya seperti tamparan. Asap itu pergi.

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang