Year two Part 2

457 62 1
                                    

Draco turun dan menghampiri kami. 'Kamu senangkan, PoTTahh?' tanyanya sedikit ada hukan dadakan. Aku mengusap mukaku yang terkena air hujan Draco. 'Famous Harry PoTTah. Tidak bisa masuk toko buku tanpa masuk halaman utama.' katanya lagi. 'Leave him alone.' kata Ginny sambil maju menghampiri Draco. 'Lihatlah Ginny kecilku sidah dewasa, dia menggemaskan' kataku dalam hati. 'Oh lihat, kau sudah punya pacar PoTTah?' tanya Draco sedikit ngegas. 'Drake bisa kau tidak menekankan kata PoTTah? Sepertinya jigongmu sudah banyak menempel dimukaku.' kataku sambil mengelap wajahku. Semua orang terkekeh mendengarnya. 'Sudah Draco, kau harus bersikap sopan.' kata lelaki berambut panjang menarik Draco. 'Harry apa kau tahu? Sepertinya dia bintang iklan sebuah merk Shampoo.' bisikku pada Harry. Harry menahan senyumnya dan menyikut perutku. 'Aww itu sakit Harry' teriakku pada Harry. Kemudian ayah Malfoy melirikku. 'Kenapa kau bersama mereka Mrs. Zeen?' tanyanya padaku. 'Karena mereka temanku.' jawabku santai. 'Sebaiknya kau pilih-pilih teman Mrs. Zeen' ucapnya. 'Kalau aku pilih-pilih tidak mungkin aku berteman dengan Draco' gumamku yang hanya bisa didengar oleh tuhan. Kemudian Uncle Arthur datang dan sedikit berargumen dengan Mr. Malfoy. Kemudian mereka berdua pergi. 'sampai berjumpa disekolah' ucap Draco terlihat sinis pada kami. 'Nggoooggghey.' jawabku. Weasley Family, Hermione, dan Harry hanya terkekeh karena jawabanku.

Aku pergi ke stasiun diantar Mum, Dad, dan Five. Entah mengapa ia ikut mengantarkanku. Aku memeluk mereka satu persatu. Aku memasuki kereta dan duduk digerbong yang kosong. Hermione sepertinya duduk digerbong lain, Harry dan Ron entah kemana. Aku duduk sendiri, tiba-tiba pintu gerbong terbuka 'Kenapa kau sendiri? Dimana teman-temanmu?' kata lelaki pirang itu. 'Entahlah Drake. Mungkin mereka duduk digerbong lain.' jawabku sambil menatap ke jendela luar. Aku seperti melihat mobil terbang, tetapi saat aku berkedip lagi mobil itu sudah hilang, mungkin hanya imajinasiku. Draco duduk didepanku. 'Pergilah Drake, jika mereka tau kau duduk bersama Gryffindor para ular itu akan membunuhku.' kataku pada Draco. 'Mana mungkin mereka berani menyentuhmu. Bukankah kau wanita yang tidak pernah takut. Bahkan You-know-who saja kau tampar.' katanya sambil terkekeh. Aku hanya tersenyum untuk membalas ucapannya. Memang benar aku menampar Voldemort, tapi aku juga memiliki ketakutan parah, aku takut kedalaman air, aku takut berenang dipantai atau laut. 'Aku juga
memiliki ketakutan' kataku pada Draco. 'Apa ketakutanmu?' tanyanya padaku. 'Kedalaman air. Itu cukup parah hingga bisa membuatku mati karena sesak.' jawabku padanya dengan santai. Dia tidak menjawab perkataanku lagi.

Aku berada dikamar bersama Hermione. 'Mione sebenarnya kemana mereka berdua' tanyaku pada Hermione. 'Aku juga tidak tahu [y/n]. Aku khawatir.' jawabnya. Aku tidur dengan banyak ke khawatiran diotakku.

Harry menceritakan semua yang terjadi padanya dan Ron. Kami memasuki kelas Herbologi. 'Good Morning Every one' sapa profesor Sprout. 'Morning Profesor' balas kami semua. Profesor Sprout menjelaskan tantang tanaman Mandrake. Hermione menjelaskan tanaman Mandrake dan mendapatkan Poin. Aku berdiri disamping Draco dan Neville. Profesor Sprout menjelaskan bahwa tangisan Mandrake bisa membunuh tapi karena yang ini masih kecil hanya bisa membuatmu pingsan. Kami disuruh memakai penutup telinga, dan memindahkan Mandrake kedalam pot lain. Kami memakai penutup telingannya dan Profesor Sprout menyabut Mandrake, suara tangisannya benar-benar gila. Kami semua mencobanya, aku melihat wajah Ron yang ketakutan itu benar-benar aib yang bagus, tapi sayangnya aku tak membawa kamera. Draco bodoh dia menyumpal mulut Mandrake menggunakan tangannya karena berisik. Aku membantu melepaskan tangan Draco dari gigitan Mandrake 'Stupid' kataku didekat telinganya.

Kami berada di Greet hall. Ron membenarkan wandnya menggunakan isolasi. 'Tamatlah riwayatmu mate, nanti aku akan membelikan yang baru untukmu.' kataku padanya. 'Benarkah? Wah sahabatku yang paling cantik ini memang mempunyai hati yang baik.' katanya. Aku melihatnya dengan jijik, Harry dan Hermione tertawa melihatku. Lalu ada seorang anak kecil memotretku dan Harry. 'Aku Colin Creevey. Aku dari Gryffindor.' kata anak laki-laki itu. 'Oh hai Colin, sebaiknya jika ingin memotret seseorang kau harus memintanya.' kataku sedikit dingin. 'Oh maaf.' jawabnya. Lalu burung hantu Ron menghampiri Ron membawa surat berwarna merah. Ron membukannya dan suara teriakan Aunty Molly pada Ron karena menggunakan mobil terbang didunia Muggle dan membawanya tanpa memberitahu ibunya. Aunty Molly juga mengucapkan selamat pada Ginny karena terpilih di Gryffindor. 'Aku memang tidak ditakdirkan hidup tenang ketika menginjakkan kaki di Hogwarts' kataku dengan wajah sedikit ditekuk. Fred dan George terkekeh mendengarkan kata-kataku.

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang