Year Three part 8

291 38 0
                                    

Aku melihat diriku, Harry dan Sirius disana. 'Menyakitkan' kayaku bergumamam. 'ayahku akan datang. Dia akan mengucapkan Patronus.' kata Harry. 'Harry itu tidak datang. Mungkin kita yang melakukan Patronusnya' kataku pada Harry. 'jangan khawatir, dia akan datang. Pasti' jawabnya. Harry memang keras kepala dan aku memakluminya. 'Expecto patronum!' teriak Harry. Cahaya itu membuat Dementor menghilang. 'Thanks Harry' kataku padanya. Kami pulang menggunakan Buckbeak. 'Kau benar [y/n] yang kulihat saat itu bukan ayahku. Itu aku.' kata Harry bersemangat. 'Tentu saja Harry yang keras kepala. Jika kau masih keras kepala, aku pasti akan mati disitu.' jawabku. Buckbeak tiba-tiba terbang menuju tanah aku menjerit dan langsung memeluk Harry. Aku dan Harry pergi ke menara dimana Sirius ditahan. Kami membawa Sirius menggunakan Buckbeak. Harry terlihat sangat senang. 'Aku berterima kasih seumur hidupku pada kalian berdua' Kata Sirius padaku dan Harry. 'aku ingin ikut bersamamu' kata Harry pada Sirius. 'Nanti mungkin. Sementara ini hidupku terlalu tak terduga. Lagi pula kau diperlukan disini' jawab Sirius pada Harry. 'Tapi kau tak bersalah' jawab Harry lagi. Aku membiarkan mereka berbicara dengan tenang.

Saat Sirius pergi aku dan Harry langsung berlari menuju Hospital Wings. Aku dan Harry berhenti saat melihat Dumbledore keluar dari Hospital wings. 'Bagaimana?' tanya Dumbledore. 'Sudah bebas, kami melakukannya.' jawab Harry. 'Did what?' tanya Dumbledore sembari meninggalkanku dan Harry. aku dan Harry masuk ke hospital wings. 'Bagaimana kalian bisa ada disitu? Tadi aku bicara dengan kalian disini' tanya Ron padaku dan Harry. 'Apa maksudnya Harry?' tanyaku pada Harry. 'Entahlah' jawab Harry. Aku, Hermione dan Harry tertawa hanya Ron yang kebingungan. 'Baiklah sepertinya sekarang kau harus diobati Mrs. Zeen' kata Hermione padaku. Aku terkekeh mendengarnya 'Baiklah Madam Mione.' kataku pada Hermione. Aku menginap di Hospital wings karena kepalaku cukup banyak terluka dan tentunya ada Ron juga. Pintu Hospital wings tiba-tiba terbuka, lelaki berambut pirang platinum itu berlari ke arahku dan langsung memelukku. Dia kemudian melepaskan pelukannya 'Aku tidak bisa memahamimu. Semua orang takut mati, kau tidak takut pada kematian?' tanya Draco padaku. Aku menghela napas 'Siapa yang tidak takut kematian? Aku juga takut. Tapi... Aku lebih takut melihat orang mati dihadapanku.' jawabku.

Besok paginya aku dan Harry pergi ke kantor Profesor Lupin. Belum sempat aku mengetuk pintunya dia sudah menyapaku dan Harry. 'aku melihat kalian datang' katanya. 'Kau dipecat Profesor?' tanya Harry pada Profesor Lupin. 'tidak. Aku minta berhenti. Sekarang semua orang tahu bahwa aku srigala.' jawabnya. 'Tapi... Aku menyukai pelajaranmu' kataku padanya. 'Kau belajar dengan yang lain pun kau masih hebat Mrs. Zeen. Karena kau memiliki hati permata.' jawabnya. 'Kau tahu itu? Tapi bagaimana bisa? Bahkan aku tidak memberi tahu Harry' tanyaku padanya. 'aku tahu saat pertama kali aku melihatmu. Auramu sangat berbeda dengan yang lain. Dan satu lagi aku mohon kau harus menjaga dirimu baik-baik [y/n], Auramu makin terlihat saat kau bisa mengendalikan kekuatanmu.' katanya lagi. Aku hanya mengangguk tanda mengerti. Profesor Lupin Ber-Apparate saat pergi dari Hogwarts.

Aku dan Harry berjalan menuju Greethall. Neville dan Seamus tiba-tiba mendatangiku dan Harry. 'Harry, [y/n] dapat darimana itu?' tanya mereka berdua. 'Maksudmu ketampanan dan kecantikan kami berdua?' tanyaku pada mereka sambil terkekeh. Harry memukulku 'Hei, aku memujimu tuan Harry. Tapi kenapa kau memukulku?' tanyaku pada Harry. 'itu sedikit berlebihan' jawabnya sambil terkekeh. 'Diam. Biarkan mereka lewat. Aku tak bermaksud membukanya, Harry, [y/n]. Mereka menyuruhku membukanya.' kata Ron gelagapan. Aku menatap mata Ron dan menggerakan tanganku dileherku menandakan dia akan mati ditanganku. Dia menelan ludahnya. Aku hanya terkekeh melihatnya. Aku dan Harry mendapatkan Firebolt. Pengirimnya tidak menuliskan nama tapi ada bulu Buckbeak didalamnya, Itu pemberian Sirius. Aku dan Harry berlari ke lapangan untuk mencobanya. Tentu saja diikuti anak-anak Gryffindor. Aku dan Harry mencobanya dan benar itu memang sapu tercepat yang ada di dunia sihir.

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang