Year Three part 5

336 34 0
                                    

Aku, Ron dan Hermione pergi ke Hogsmeade. Aku ingin menemani Harry sebenarnya tapi dia menyuruhku untuk pergi.  Aku dan Neville berada ditoko permen. Hermione dan Ron? Aku membiarkan mereka untuk saling membuka diri. Saat Neville ingin memakan permennya, permennya melayang, Neville yang melihatnya sedikit bingung. Aku mengikuti permen itu, aku tahu itu Harry tapi aku tak bisa menyebut namanya, bisa saja para anak ular tahu. Aku melihat Ron dan Hermione tengah melihat rumah berhantu. Aku melihat mereka berdua terkekeh, mereka seperti sedang berkencan. Aku melihat mereka dari kejauhan agar tak mengganggu mereka. 'Harry, aku tau itu kau. Mereka terlihat serasi bukan?' bisikku. 'Emm sepertinya begitu.' kata Harry.

Tiba-tiba trio wekwek datang. 'Lihat siapa ini. Mau beli rumah impian kalian? Agak besar untukmu weasle-Bee? Bukankah keluargamu tidur disatu kamar?' Ejek Draco. 'Tutup mulutmu, Malfoy' jawab Ron. 'Tak terlalu ramah' timpal Draco lagi. Kemudian Harry melempar Draco dengan salju, Draco melihat ke arahku. 'Eh bukan aku sumpah! Anjir si Harry kampret!' kataku. Kemudian Harry melempar Draco dengan salju dan sekarang mengenainya. 'Harry kau gila? Kau kira aku tak terlihat? Mereka melihatku bodoh! Mereka akan mengira aku yang melakukannya' bisikku siapa tau Harry masih disampingku. 'Kurasa kau ingin bermain-main denganku [y/n]' kata Draco sambil membuat gulungan bola salju. Aku langsung lari menghindarinya, tapi dia mengejarku. 'Akan ku bunuh kau Harry!' batinku. Draco melemparku dengan bola salju tepat dikepala, aku pura-pura kesakitan lalu pura-pura kesurupan. 'Saha ieu' kata Draco panik. 'Aing maung' jawabku. Lalu Crabe dan Goyle Harry mengerjainya, lalu dia menarik kaki Draco. Mereka bertiga ketakutan lalu pergi berlari.

Hermione dan aku tertawa, Ron ketakutan saat ada yang memainkan topinya. 'Harry!' teriakku dan Hermione bersamaan. Harry kemudian membuka jubahnya. 'Sial kau, Harry, [y/n], itu tidak lucu.' kata Ron masih sedikit ketakutan. Aku bertos ria dengan Harry. 'Harry kau tau tadi kau hampir membunuhku. Draco mengejarku tadi, kalau aku tidak pura-pura kerasukan mungkin aku akan berperang dengannya.' kataku Harry dan Hermione tertawa. 'Kau tahu [y/n], aku khawatir padamu ku kira kau sakit' kata Ron. Profesor McGonagall menyebutkan nama Harry Potter. Harry langsung pergi memakai jubahnya, kami menunggunya diluar. Lalu melihat jejak kaki, Harry lari ke tengah hutan. Aku khawatir padanya aku berlari mengikutinya. Aku membuka jubahnya, aku melihat Harry sedang menangis. Aku langsung memeluk Harry untuk menenangkannya. 'Harry apa yang terjadi?' tanyaku padanya. 'Dia sahabat mereka tetapi dia dikhianati mereka. Sahabat mereka!' teriak Harry, aku memegang tangannya 'Kuharap dia menemukanku, bila bertemu aku sudah siap! Bila bertemu aku akan membunuhnya!' Kata Harry. Kami pulang ke kastil aku menggandeng tangan Harry sambil berjalan.

Kami pergi keluar, entah kenapa Harry terlihat tampan menggunakan pakaian serba hitam. 'Hari yang indah' kata Hermione. 'indah kecuali tubuh kita terkoyak-koyak!' balas Ron. 'Terkoyak-koyak? Apa yang kau bicarakan?' tanya Harry. 'Ronald kehilangan tikusnya' timpal Hermione. 'Bukan hilang! Kucingmu yang membunuhnya!' kata Ron. Aku dan Harry hanya menggeleng-gelengkan kepala. 'Harry kau mau?' tanyaku menyodorkan sekotak coklat. 'tidak, kenapa kau sekarang banyak memakan cokelat [y/n]?' tanya Harry padaku. 'Saat orangtuaku pergi. Aku mengatasi kesedihanku dengan memakan cokelat.' jawabku. 'Apa kau masih bersedih?' tanyanya lagi. 'Aku hanya merindukan mereka' kataku sambil tersenyum. Ron dan Hermione masih beradu bacot, jika kalian berteman dengan Ron kalian akan merasakan apa yang aku dan Hermione rasakan. Ron tidak akan mau mengalah saat beradu bacotan. Kami menghampiri Hagrid yang sedang berada di danau. 'Bagaimana rapatnya Hagrid?' tanyaku pada Hagrid. 'Mulanya mereka bergantian bicara memgapa kami disitu. Lalu kujelaskan, Buckbeak itu hippogrif yang baik, selalu membersihkan bulunya. Lalu Lucius Malfoy berdiri. Yah seperti yang bisa dibayangkan. Katanya Buckbeak berbahaya dan akan membunuhnya tanpa ragu.' jawabnya. 'Lalu?' timpal Hermione. 'Lalu Lucius meminta hukuman yang terberat' jawab Hagrid. 'mereka memecatmu?' potong Harry. 'Tidak, aku tidak dipecat, Buckbeak akan dihukum mati.' kata Hagrid menangis.

Saat malam aku mengendap-endap untuk pergi ke menara astronomi. Aku ingin berbicara dengan Malfoy. Aku sudah memberinya surat dan dia menyetujuinya. Aku menunggunya sembari menatap langit malam yang cukup indah. 'Aku merindukan kalian Mum, Dad' gumamku. 'Kenapa kau ingin berbicara padaku [y/n]? Tanya seorang pria berambut pirang itu sembari menghampiriku. 'Apa kau menyuruh ayahmu untuk menghukum mati Buckbeak?' tanyaku padanya. 'Tidak, aku hanya memberitahunya aku terluka gara-gara Buckbeak itu.' Jawabnya. 'Apa kau tidak bisa membujuk ayahmu Drake?' tanyaku lagi. 'Kau tau ayahku seperti apa [y/n]. Ayahku tidak akan mendengarkanku.' jawabnya lagi. 'Emm. Baiklah tak apa. Terima kasih sudah memberi tahuku.' timpalku. 'Kau tidak kembali ke asrama?' tanya Draco. 'Tidak, aku akan disini dulu. Kau pergilah sebelum ketua asrama menemukanmu.' kataku padanya. 'Lalu kau akan melakukan apa?' tanyanya lagi. 'aku ingin terbang' kataku sembari menyebutkan mantra pemanggil, Nimbus yang diberikan ayahku datang. Aku langsung terbang, aku terbang cukup jauh dari Hogwarts karena takut seorang Profesor melihatku. Draco mengikutiku, dia terbang disampingku.

'Pernah kau berharap seperti ini? Berharap semua akan kembali seperti semula setelah terbangun dari tidur. Tapi saat terbangun tidak ada yang berubah' tanyaku pada Draco tanpa mengalihkan penglihatanku yang daritadi menatap langit gelap yang dihiasi cahaya bintang. 'Selama ini, aku seorang diri menghadapi hal itu, membuatku merasa kesulitan bernafas dan frustasi. Terkadang, aku juga ingin memberitahu seseorang tentang masalahku, dan ingin di hibur. Dapat menceritakan masalahku padamu membuatku merasa lega Malfoy.' lanjutku. Aku mulai menangis tanpa suara, Draco membawaku kembali ke menara astronomi. Dia menenangkanku, dan mengantarkanku ke depan asrama. Aku kembali ke kamar dan untungnya Hermione sudah tertidur.

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang