Holiday🎖️🎖️

280 38 0
                                    

Semua meneriakkan nama Krum. 'Jika aku masih masuk dalam tim Quidditch. Sepertinya aku akan mengalahkan Krum botak itu' kataku pada Fred dan George. Fred dan George hanya memutar kedua bola matanya. Aku tahu Fred dan George tidak mau berdebat denganku karena takut kami akan berkelahi hanya karena debat yang tidak pasti. Berbeda dengan si ganteng kalem macam monyet kayak Ron. Kami selesai menenonto pertandingan Quidditch. Kemudian Death Eatther menyerang kami semua. Semua orang berlari kecuali aku, aku melihatnya orang yang membunuh Mum dan Dad juga menggunakan topeng seperti itu. '[y/n]! Sadarlah! Ayo pergi!' teriak seorang lelaki. Dia membawaku ke tempat yang aman. 'Ada apa denganmu! Ayo pergi.' ucap lelaki pirang itu. 'Aku melihatnya orang yang membunuh Mun and Dad. Dia membunuh kedua orang tuaku.' kataku, aku menangis. Draco langsung menarikku ke dalam pelukannya. Aku dibawa Draco ke Malfoy Manor. 'Drake dimana Aunty Cissy dan Uncle Lucius?' tanyaku padanya. 'Entah mungkin sedang mengurusi pekerjaan. Kau menginaplah disini aku takut mereka akan mencarimu.' Jawab Draco. 'Tapi aku tidak membawa pakaian ganti. Dan tidak membawa gaun untuk pesta besok. Aku akan pulang saja, besok baru aku menginap.' kataku pada Draco. Draco memutar bola matanya 'Baiklah. Gelang dari siapa itu? Apa dari Pottah? Aku belum pernah melihatnya.' Tanyanya. 'Ah ini. Ini dari Five dia menyuruhku memakainya, agar nanti jika aku dalam bahaya dia bisa datang menolongku' kataku padanya. Wajahnya terlihat seperti tidak suka karena Five yang memberikannya.

Aku pulang dan di antar Draco. Aku masuk ke dalam kamar dan melihat seorang lelaki duduk di kursi Gaming milik Five. 'Kampret. Kageat diriku ini' kataku memukul kepala Five. 'Kau sudah darimana?' tanyanya. 'Aku pergi ke dunia sihir. Kenapa?' jawabku. 'Kau tidak apa-apa?' tanyanya lagi. 'bagaimana kau tahu disana terjadi sesuatu?' tanyaku padanya. 'Karena gelang itu memberi tahuku kau sedang dalam bahaya. Saat aku akan pergi gelang itu tidak menandakan bahaya. Siapa yang menolongmu?' jelasnya. 'Draco' jawabku singkat. 'Bagaimana jika aku masuk Hogwarts?' tanya Five tiba-tiba padaku. 'itu bagus. Tapi sepertinya kau akan masuk asrama Slytherin bersama Draco karena ambisimu. Dan juga sedikit kasar.' kataku menggumamkan kata sedikit kasar agar tidak terdengar olehnya. Dia memang berlaku kasar pada orang lain tapi tidak kepadaku, Lucy, Vanya, Susan, dan kekasih manekinnya. 'Tapi aku tidak mungkin bisa mendapatkan surat untuk masuk Hogwarts. Apa aku harus mengambil formulir pendaftaran? Dan berapa biaya pembangunannya?' tanyanya. 'Manusia Tolol yang tidak bisa terselamatkan.' kataku. Kami berbincang sampai larut malam. Five sudah pulang ke rumahnya. Aku membaringkan tubuhku diranjang. Hari yang menyenangkan sekaligus menyedihkan. Aku terlelap tidur.

'[y/n] bangun! Sudah ku kira kau masih tidur untung aku menjemputmu pagi-pagi.' teriak Draco. Aku bangun dan mengucek kedua mataku. 'Hai Malfoy' sapaku padanya. Dia tidak menbalas sapaanku dan malah mendorongku ke kamar mandi dan menyuruhku mandi. Aku selesai mandi langsung memakai gaun dan memakai make up tipis. Aku keluar dari kamarku dan melihat Draco sedang tertidur di sofa. Kasihan anak malang, dia harus bangun shubuh untuk menjemputku. 'Spungen! Spungen bangun!' kataku sembari mendorong tubuh Draco. Dia membuka matanya, dan mataku bertemu dengan matanya. Aku tidak pernah melihat mata Draco sedekat ini, itu benar-benar indah. Aku berdiri dan mengambil wandku siapa tahu aku membutuhkannya.

Pesta di mulai tapi aku tidak terlalu nyaman bersama keluarga pureblood yang diundang keluarga Malfoy. Aku pergi ke taman dan duduk dikursi dibawah pohon apel hijau. 'Lihatlah betapa Malfoy mencintai apel hijau' kataku. Dan seseorang melemparkan apel hijau ke kepalaku. Aku mendongak dan melihat Draco berada diatas pohon itu. 'Kau mengghibahkanku!' kata Draco padaku. 'Tidak! Itu kenyataan bukan kau sangat menyukai apel hijau. Mungkin kau akan menikah dengan pohon ini' jawabku padanya. 'Tidak, aku akan menikahi wanita cantik' jawabnya lagi. 'Hilih palingan si Pansy pan! Mana aya anu daek jeung maneh!' kataku padanya. Dia hanya bengong dan menangkap kata Pansy saja. Aku mengobrol dengan Draco dan kadang juga bercanda. 'Astagfirullah Malfoy. Diriku lupa membawa baju ganti' teriakku pada Draco yang masih bertengker di pohon apel itu. 'Pakai saja pakaianku' jawabnya simple, aku mengangguk mengerti.

Draco memberiku kaos lengan pendek dan celana. Aku memakainya dan wah banget aku tenggelam di pakaiannya. 'Spungen lihatlah bajumu menelan tubuhku' kataku masuk ke dalam kamar Draco. Draco hanya tertawa, aku membalikan badanku dan mengangkat jari tengahku pada Draco. Aku masuk ke kamar sebelah dan menguncinya.

Draco pov

[y/n] masuk ke dalam kamarku dan mengatakan bahwa bajuku menelan tubuhnya. Aku tertawa melihatnya dengan baju yang kebesaran. Dia pergi sepertinya dia marah.

Draco pov end

Gaun yang dipakai [y/n] ke acara para Pureblood

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang