Year 4 part 2

311 41 0
                                    

Harry Pov

Aku memang tau [y/n] mempunyai kekuatan khusus, dia istimewa sepertiku. Tapi aku terkejut saat melihatnya melakukan hal menyeramkan pada Moody. Aku mencoba menenangkannya tapi dia tiba-tiba tak sadarkan diri. '[y/n]! [y/n]' teriakku mencoba menyadarkannya. Semua orang mulai berbisik. 'Ron bantu aku!' teriakku pada Ron. Kami membawa [y/n] ke hospital wings. Dumbledore dan Snape datang terburu-buru. Mereka menutup semua jendela dan pintu Hospital wings. 'Apa yang dia lakukan Harry?' tanya Dumbledore sedikit khawatir. Aku menjelaskan semuanya. 'Apa kalian takut pada [y/n]?' tanya Dumbledore padaku, Ron dan Hermione. 'Mana bisa aku takut pada sahabatku yang membatuku' teriak Ron. Aku tahu [y/n] sering membantu Ron dan keluarga Weasley. 'Bagus. Aku harap kalian selalu ada bersamanya. Dan jangan sampai ada orang yang membuatnya seperti itu lagi. Dia belum bisa mengontrol kekuatannya, jika dia terus begini kemungkinan dia tidak akan selamat.' Jelas Dumbledore pada kami. Heemione menangis dan memeluk tubuh [y/n] yang masih terbaring diatas ranjang. Aku dan Ron mencoba menenangkan Hermione.

Harry Pov end

Aku membuka mataku dan melihat ketiga sahabatku tertidur diranjang terpisah. 'Mereka menemaniku tidur disini?' gumamku. Harry mendengar suaraku langsung terbangun dan mendekatiku. 'Apa kau baik-baik saja [y/n]?' tanya Harry. Aku hanya mengangguk 'Apa Neville, Ron dan Hermione baik-baik saja?' tanyaku pada Harry. 'Mereka baik-baik saja berkatmu' jawabnya. 'Apa kalian tidak takut padaku?' tanyaku lagi sembari menundukan kepalaku. 'Bagaimana bisa kami takut pada sahabat kami yang selalu membantu kami' kata Hermione dan Ron bersamaan. Hermione berlari menghampiriku dan memelukku. Aku membalas pelukannya 'Terima kasih' kataku pada mereka. Aku, Hermione, Ron dan Harry berada diruangan dimana Piala api itu disimpan. Kami ingin melihat siapa saja yang memasukan namanya di piala itu. Kemudian Cedric berlari bersama teman-temannya. Cedric memasukan namanya ke Piala itu, lalu dia melihatku dan tersenyum aku membalas senyumannya. 'Kejayaan abadi. Pasti bagus bukan? Tiga tahun dari sekarang. Ketika kita cukup tua untuk dipilih.' kata Ron padaku dan Harry. Dan Hermione? dia sibuk dengan bukunya. 'Iya lebih baik kau daripada aku' balas Harry. 'Kau yakin Ron? Bahkan tantangan pertamanya seorang naga' kataku pada Ron. 'Darimana kau tau?' tanya Harry dan Ron bersamaan. 'Bahkan Dumbledore tidak memberi tahunya' lanjut mereka berdua. 'Entah. Mungkin itu hanya mimpiku' kataku. Mereka hanya menggelengkan kepala mereka.

Kemudian si kembar Weasley datang dan berteriak. Aku tau mereka menyiapkan sesuatu, mana mungkin mereka hanya diam. Semua orang menyambut Fred dan George. 'Tentu saja Brother aku menunggu kalian melakukan sesuatu' kataku pada mereka. mereka membuat ramuan penua. 'Aku ingin mencobanya, hanya untuk bisa memasuki lingkaran biru itu.' kataku pada si kembar Weasley. 'Tentu saja untuk sahabat kami.' mereka memberikanku satu ramuan penua. 'Kau gila [y/n]. Bagaimana jika kau terluka' teriak Hermione padaku. 'Aku tidak apa-apa. Hanya melewati garis usia itu. Aku tidak akan memasukan namaku ke dalamnya.' kataku pada Hermione. Hermione hanya memutar bola matanya. 'Siap Fred?' 'Siap George?' 'Siap [y/n]' kata kami bertiga berbarengan. Kami meminumnya dan langsung melompat ke dalam lingkaran itu. 'Kita berhasil kauand' kataku pada si kembar. Kami berpelukan di dalam lingkaran itu. Saat Fred dan George memasukan namanya ke dalam piala api itu, kami tiba-tiba terpental. '[y/n]!' teriak Hermione. Kemudian aku melihat mereka berdua menjadi kakek-kakek lalu mukaku berubah menjadi berkerut. 'Katamu' kata kami bertiga sembari berkelahi. 'Kalian ingin berkelahi denganku?' tanya Fred. 'Akan ku robek telinga kalian!' teriakku pada Fred dan George. Semua orang tertawa dan berkata 'Berkelahi'. Hermione dan Harry menarikku agar tidak berkelahi dengan si kembar Weasley. 'Akan ku patahkan leher kalian berdua!' teriakku.

'Bukankah kau yang salah!' teriak Hermione padaku. 'Maafkan aku' kataku menundukan kepalaku. Kemudian Krum datang untuk memasukan namanya ke dalam piala api itu. Dia melihat ke arahku dan menahan tawa. Aku mengangkat jari tengahku padanya. Lalu dia melihat ke arah Hermione sedikit lebih lama dan berbalik. Hermione tersenyum tipis bahkan sepertinya hanya aku yang bisa melihatnya.

Draco Pov

Lihatlah kelakuan anak gila itu, bahkan tadi siang dia bisa melenyapkan nyawanya sendiri dan sekarang melalkukan hal yang gila lagi. [y/n] tiba-tiba terpental, aku ingin membantunya tapi saat [y/n] berbalik dia berubah menjadi wanita tua. Aku tertawa keras melihatnya, dia berkelahi dengan dua lelaki. Bagaimana bisa wanita segila itu. 'Dia jelek!' kata Pansy padaku. 'Meskipun dia tua. Dia tetap terlihat cantik dimataku.' jawabku pada Pansy. Pansy mendengus kesal dan meninggalkanku.

Draco pov end

Kami berada di Great hall untuk mendengarkan pengumuman pemenang yang akan berlomba untuk pertandingan Triwizard. Api itu berubah menjadi warna merah dan mengeluarkan kertas yang ditangkap Dumbledore. 'Pejuang Durmstrang adalah Viktor Krum' kata Dumbledore. Semua anak Durmstrang bertepuk tangan. Krum berdiri dan bersalaman dengan Dumbledore dan pergi ke depan. 'Pejuang dari Beauxbatons Fleur Delacour.' lanjut Dumbledore. Fleur maju ke depan dan berdiri di samping Krum. 'Pejuang Hogwarts, Cedric Diggory!' lanjut Dumbledore. Semua murid Hogwarts bertepuk tangan. 'Sekarang, kita punya tiga pemenang. Namun pada akhirnya, hanya satu yang akan tercatat dalam sejarah.  Hanya satu yang akan mengangkat piala kemenangan ini, Piala Triwizard.' kata Dumbledor disambut tepuk tangan semua murid. Kemudian piala api itu mengeluarkan kertas lagi, Dumbledore membacanya 'Harry Potter!' teriak Dumbledore. Semua oeang melihat ke arah Harry. Harry berdiri lalu duduk lagi. 'Harry Potter!' teriak Dumbledore lagi. 'Come on, Harry' kataku pada Harry. Harry menghampiri Dumbledore, Dumbledore memberikan kertasnya pada Harry. Saat Harry berjalan ke depan, semua membicarakan bahwa Harry curang.

Aku melihat Harry berada di ruang rekreasi Gryffindor dan sedang berbicara dengan bara api. Aku menghampiri dan melihat bara api itu 'Sirius' kataku. Harry terkejut 'kau mengagetkanku! Jangan berisik!' kata Harry padaku. Dia menjelaskan bahwa Hogwarts sudah tidak aman lagi. Igor Karkaroff adalah Death Eather dan selamanya tetap begitu. Kemudian Ron muncul, sirius langsung menghilang. 'Sedang apa kalian disini?' tanya Ron sedikit sinis. 'Ada apa denganmu Ron?' tanyaku balik ke Ron. 'Tanya saja pada sahabatmu itu [y/n]' balas Ron pergi meninggalkan kami berdua. 'Apa maksudnya Harry?' tanyaku pada Harry. Harry menjelaskan semuanya. 'Ron bodoh. Bahkan dia tidak tahu sebahaya apa pertandingan ini.' kataku kesal. 'Kau mempercayaiku?' tanya Harry padaku. 'Tentu saja bodoh. Aku tau kau keras kepala Harry. Tapi menurutku kau tidak akan senekat itu' balasku. 'Thanks' jawab Harry.

Aku, Harry dan Neville berada di Black lake. Neville sedang mempelajari Herbologi. 'Neville apa kau tidak takut masuk ke dalam air itu? Bisa saja ada monster dibawah air itu' kataku pada Neville sembari bergidik ngeri. 'Jadi itu alasan boggartmu [y/n]? Kenapa kau tidak bercerita padaku' tanya Harry padaku. 'Aku selalu lupa untuk mengatakannya' jawabku. Neville kemudian melambaikan tangannya, aku dan Harry langsung berbalik. Aku melihat Ron, Ginny dan Hermione datang. 'Ronald ingin aku memberi tahumu bahwa Dean memberi tahunya, bahwa Dean diberi tahu Parvati bahwa Hagrid mencarimu.' kata Hermione. 'What?' kataku dan Harry bersamaan. Hermione menghampiri Ron dan bertanya lagi 'Parvati mengatakan bahwa kau dicari Hagrid. Tolong jangan memintaku membicarakannya lagi.' kata Hermione. 'Tolong katakan pada Ronal..' kata Harry terpotong oleh Hermione 'Aku bukan burung hantu!' sentak Hermione. 'Kalian berdua memang ke kanak-kanakan. Tinggal saling bicara saja ribet!' kataku pada Ron dan Harry. 
Harry pergi menemui Hagrid sendiri karena takut aku terkena masalah lagi. aku di kamar bersama Hermione 'Mione, ini akan melelahkan bukan?' tanyaku pada Hermione. 'Benar. Entah kenapa mereka seperti anak kecil' jawab Hermione. Aku dan Hermione mengobrol sampai aku terlelap tidur.

'[y/n]!' teriak Harry memanggilku, aku berbalik dan menghampiri Harry. 'Ada apa? Apa kau mendapatkan petunjuknya?' tanyaku pada Harry. 'Iya aku mendapatkannya. Dan kata-katamu benar misi pertamanya melawan naga' kata Harry. 'Aku harus memberitahu Cedric' lanjut Harry. 'Aku ikut' kataku, Harry mengangguk. Saat aku berjalan bersama Harry aku melihat semua siswa Huffleuff memakai lencana Cedric dan berubah ketika Harry melewati mereka menjadi Harry bau. 'Kenapa mereka menjadi seperti para ular?' tanyaku pada Harry. Harry hanya mengangkat kedua bahunya. Aku dan Harry menghampiri Cedric yang sedang bermain bersama temannya. 'Hai. Harry dan aku ingin berbicara denganmu' kataku pada Cedric. Cedric tersenyum 'Alright' jawabnya dan mengikutiku dan Harry. 'Naga. Tugas pertamanya naga. Dan ada satu untuk masing-masing orang.' jelas Harry pada Cedric. 'kau serius?' tanya Cedric pada Harry. Aku dan Harry mengangguk. Aku dan Harry berjalan meninggalkan Cedric. Tapi Cedric menarik tanganku 'Hei dengar. Tentang lencana Harry. Aku sudah menyuruh mereka untuk tidak memakainya.' jelas Cedric pada Harry tapi dia memegang tanganku. 'Kenapa mereka menjadi seperti para ular Ced?' tanyaku pada Cedric. Dia sedikit terkekeh 'Entahlah' jawabnya. 'Mungkin karena ketampananmu' timpalku lagi. Wajah Cedri memerah. 'Tidak apa-apa. Tak usah dipikirkan' kata Harry dan menarik tanganku.

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang