The Orde of Phoenix 2

256 30 0
                                    

Aku memasuki kelas PTIH yang di ajar Oleh Umbrige. 'Good Morning, anak-anak' sapanya pada semua murid. 'Ujian tingkat penyihiran umum. Lebih dikenal dengan sebagai OWL. Belajar keras maka kalian akan dihargai. Jika gagal, akibatnya akan berat.' lanjutnya dan segera membagikan buku-buku pada murid. 'Sial Mione bisa-bisanya aku lebih membenci OWL daripada suara sok imut Umbrige' bisikku pada Hermione. Hermione hanya terkekeh. 'Disini tak dijelaskan tentang penggunaan mantera pertahanan?' tanya Hermione pada Umbrige. Umbrige mengatakan bahwa kita tidak perlu mengetahui penggunaan mantera pertahanan. 'Apa gunanya itu? Jika kita sedang diserang, itu tidak bebas resiko' Ucap Harry. 'Ini pandangan kementrian bahwa pengetahuan teori, sudah cukup untuk membawa kalian lulus dari ujian. Lagipula, bukankah itu tujuan sekolah?' jelas Umbrige. 'Dan bagaimana teori dapat mempersiapkan kita pada apa yang ada diluar sana?' tanya Harry lagi. 'Tak ada apa-apa di luar sana, Mr. Potter. Menurutmu siapa yang mau menyerang anak kecil seperti kau?' Jawabnya lagi. 'Entahlah mungkin Lord Voldemort' timpal Harry. 'Sekarang, biarkan aku membuat..' kata Umbrige dipotong olehku. 'Maaf Profesor yang terhormat telah memotong ucapanmu. Aku tau kau ingin membuat semua murid tak percaya bahwa si Voldemort yang tidak memiliki hidung telah kembali. Dan sepertinya anda tolol atau bego? Sudah jelas-jelas mereka memunculkan tanda Voldemort di atas langit. Dan satu lagi, aku harap kau tidak meminta bantuan nanti saat kau diserang olehnya Profesor' kataku dengan tegas. 'Detensi untuk Mr. Potter dan Mrs. Zeen' teriak Umbrige. 'Sudah ku kira dia gila! Lihatlah pakaiannya begitu lusuh!' teriakku padanya. 'Cukup! Ikuti aku ke kantor Mr. Potter dan Mrs. Zeen' teriaknya lagi. 'Persetanan dengan Umbrige!' kataku lagi.

Aku dan Harry menuju kantor profesor setres itu. 'Masuklah' katanya, aku dan Harry langsung masuk. 'Selamat malam Potter, Selamat malam Zeen' katanya sok imut. Aku dan Harry duduk di sofanya. 'Kalian akan menulis kalimat untukku' katanya. Aku dan Harry bersiap-siap mengambil pena masing-masing. 'Tidak, tidak dengan pena kalian. Melainkan pena istimewa milikku' lanjut Umbrige. Dia menyuruh kami menulis diatas perkamen, tentu saja hukuman Harry dan aku berbeda. Harry hanya disuruh membuat 5 perkamen, sedangkan aku membuatnya 15. Aku dan Harry mulai menulis, tiba-tiba tanganku terasa perih, tanganku berdarah. '[y/n]!' teriak Harry aku tau Harry mengerti, semakin lama menulis maka semakin dalam lukanya. 'Tak apa Harry, jangan khawatir.' kataku padanya. Harry menyelesaikan hukumannya dan lukanya cukup terlihat dalam. Harry disuruh pergi keluar karena sudah mengerjakan hukumannya. 'Seharusnya kau tau diri [y/n]' kata Umbrige sembari meminum tehnya. 'Bacot' kataku dan terus menulis. Sebenarnya sangat sakit, tapi kalau aku semakin merasakannya itu akan lebih sakit. Setelah aku selesai, aku langsung keluar dan Harry tiba-tiba menarik tanganku. 'Lihatlah ini! Lukanya sangat dalam!' kata Harry menahan emosi. 'Tenanglah Harry. Mana tanganmu aku akan menyembuhkannya' kataku mengambil tangan Harry. 'Sekarang sembuhkan lukamu sendiri' kata Harry. 'Tidak bisa, aku sudah menggunakan kekuatanku untuk menyembuhkan lukamu' kataku dengan santai sambil sedikit meringis saat rasa perihnya terasa. 'Bodoh! Kau harus menyembuhkan dirimu sendiri!' teriak Harry padaku. 'Tak apa Harry. Aku akan pergi Hospital wings saja. Kau pergilah ke asrama. Dan tolong katakan aku akan menginap di Hospital wings' kataku pada Harry. Saat aku akan sampai di Hospital wings Draco mengagetkanku. 'Tanganmu!' teriaknya langsung menarik tanganku. 'ini karena Umbridge bukan? Kenapa kau nodoh malah melawannya' lanjutnya lagi. 'Sudahlah Spungen aku tidak sepertimu yang cengeng.' kataku langsung melepaskan tanganku. Aku diobati oleh madam Pomfrey dan disuruh menginap di Hospital wings. 'Aku akan menemanimu sampai tertidur' kata Draco padaku. 'Nanti kau akan mendapat detensi bodoh.' jawabku padanya. 'Aku seorang prefek sekarang' jawabnya sombong. Aku hanya memutar bola mataku. Draco mengusap-usap punggun tanganku yang terluka sampai aku tertidur.

Aku dan Harry pergi berkeliling. Dia menceritakan bahwa Ron dan Hermione tidak mengerti keadaan Harry dan aku. Aku tahu, Harry kesepian dia biasanya bercerita pada Hagrid dan sekarang Hagrid tidak ada. Seperti biasa yang bisa mengerti Harry hanya aku dan Hagrid. Harry pergi ke hutan dan aku mengikutinya. 'Halo Harry Potter' sapa Luna pada Harry tapi dia tidak menyapaku dasar wanita. 'Kau tidak memakai sepatumu lagi Luna? Mereka mengganggumu lagi?' tanyaku pada Luna. 'Sepatuku hilang. Aku sudah mencarinya tapi tidak ketemu' jawabnya dan terus mengelus Thestral. 'Siapa yang mengganggunya [y/n]?' tanya Harry. 'Nargle' jawabku singkat. 'Harry aku akan berjalan-jalan di sini. Kau mengobrol saja dengan Luna. Meskipun menurutmu dia aneh, dia anak yang baik.' kataku pada Harry.

Harry Pov

Aku mengobrol bersama Luna, benar kata [y/n] dia menyenangkan. Dia mempercayaiku dan [y/n]. Aku terus berjalan dengan Luna dan melihat [y/n] sedang berlatih pedang. 'Kau tahu Harry, [y/n] sering menangis dan berlari ke dalam hutan saat orang tuanya meninggal. Dan saat itu aku bertemu dengannya, Awalnya dia ketakutan berbicara denganku karena aku aneh. Tapi dia tetap berbicara denganku walau ketakutan, dia selalu memberikanku pudding. Peduli padaku disaat semua orang tak peduli padaku. Dia selalu menyembunyikan kesedihannya sendiri.' Kata Luna padaku. 'Dia mengatakan saat turnamen Triwizard, dia harus melindungimu dan Cedric bahkan kalau dia harus mati. Bahkan dia memberikanku surat untuk diberikan pada sahabat-sahabatnya jika ia mati' lanjut Luna. Aku melihat [y/n] sedang berlatih dengan Edmund dan terlihat ceria. 'Aku merasa bersalah padanya. Bahkan kau yang baru bertemu dengan [y/n] bisa mengerti keadaannya. Dia selalu mengerti keadaanku, selalu menerimaku yang keras kepala tapi bahkan aku tidak tahu dia memiliki luka sedalam itu' kataku pada Luna.

Harry Pov end

Saat aku dan Harry akan duduk, kami melihat Profesor McGonagall dan Umbrige sedang berdebat. 'Hal-hal di Hogwarts ternyata lebih buruk dari yang ku kira' Teriak Umbrige. 'Maaf Umbrige. Bukankah mukamu yang terlihat buruk' teriakku. Fred dan George langsung membungkamku, Hermione memukul kepalaku, Ron menyikut sikuku, Harry menginjak kakiku. 'Tolong ini penyiksaan' kataku pada mereka. 'Sepertinya kau lebih cocok di Slytherin cantik' kata Draco dibelakangku. 'Terima kasih tawarannya tuan' jawabku. Semua orang tertawa kecuali Umbrige. Mr. Filtch memasang peraturan dimana-mana. 'Ini bukankah ini keterlaluan' teriakku di lorong. Semua orang menatapku 'Bodoh kau ingin kena detensi lagi?' kata Hermione padaku.

Kami memasuki kelas ramalan dan kemudian si babi pink itu datang. 'bisakah kau meramal untukku?' tanya Umbrige. Aku langsung mengangkat tangan 'Aku! Aku bisa meramalmu' kataku padanya. 'Silahkan Mrs. Zeen' jawabnya. Aku langsung berpura-pura memainkan bola ramalan 'Emmmm I see, I see. Ini tentang perjodohanmu Umbrige. Kau sangat cocok dengannya dan akan menjadi pasangan serasi. Dementor! Dia akan menciummu sampai meninggoy bukankah romantis anak-anak?' kataku. Kemudian semua orang yang berada di kelas tertawa. Dia langsung pergi dengan muka kesal. Dan hari lainnya dia datang lagi di kelas ramalan. Profesor Trelawney mengatakan dia melihat sesuatu yang gelap.

Aku dan Harry keluar dari kelas. 'Cho ada apa?' tanya Harry pada Cho Chang. 'Profesor Trelawney' jawab Cho Chang. Ternyata Profesor Trelawney diusir oleh Umbrige. Meskipun aku tidak terlalu suka Profesor Trelawney tapi ini sudah keterlaluan. Aku langsung lari dan memeluk Profesor Trelawney. 'Kau ingin dapat detensi Mrs. Zeen? Cepat pergi!' teriaknya padaku tapi aku tetap memeluk Profesor Trelawney. 'Kau memang keras kepala!' teriak Umbrige. 'Semua kepala memang keras. Hanya kepalamu saja yang lembek! Makanya kau tak punya otak babi!' teriakku padanya. Dia akan mengeluarkan Wandnya dan untungnya Dumbledore datang. 'Miss. Zeen bisakah kau mengantarkan Profesor Trelawney ke dalam?' tanya Dumbledore dan aku pun mengangguk dan mengajak Profesor Trelawney masuk ke dalam. 'Kau memang berani [y/n]' bisik semua murid aku hanya membalasnya dengan senyuman.

'Dasar gargoyle tua yang jahat. Kita tak diajarkan mempertahankan diri. Kita tak diajarkan untuk lulus ujian OWL. ia mengambil alih seluruh sekolah. Keamanan telah dan akan terus menjadi prioritas kementrian.' Omel Hermione. 'Harry! [y/n]' seseorang memanggil namaku dan Harry. 'Sirius' kata Harry dan menghampiri perapian aku mengikutinya. 'apa yang kau lakukan?' tanyaku pada Sirius. 'Membalas suratmu dan Harry' jawabnya. 'Kalian bilang kalian khawatir tentang Umbridge. Apa yang dia lakukan?' lanjutnya. Dia menjelaskan bahwa mereka menyangka Dumbledore menyiapkan pasukan untuk melawan kementrian. 'Kalian harus berjuang sendiri' kata Sirius langsung pergi. Hermione menyarankanku dan Harry mengajar ilmu pertahanan. 'Tapi Mione aku hanya bisa melakukannya untukku sendiri. Maksudku mungkin itu bisa tapi aku takut menjadi fatal' kataku pada Hermione. Tapi Ron dan Hermione tetap teguh pada pendiriannya meskipun aku dan Harry menolak.

Kami memasuki tempat yang cukup sepi. Lumayan banyak orang yang datang 'Kampret Hermione! Dia membawa banyak orang' bisikku pada Harry. 'Diamlah' jawab Harry sedikit dingin. Aku langsung diam, tidak biasanya dia bersikap seperti itu padaku. Hermione menjelaskan dan sedikit berdebat dengan mereka. 'Apa kalian dapat mengeluarkan mantra Patronus?' tanya seorang wanita. 'Ya, aku pernah melihatnya. Aku melihat Patronus Harry' kataku pada mereka. 'Astaga, Harry. Aku tak tahu kau dapat melakukan itu.' kata Dean. 'Dan dia membunuh Basilisk. Dengan pedang yang ada di kantor Dumbledore' Kata Neville mendukung. 'Di tahun ketiga dia melawan ratusan dementor sekaligus' lanjut Ron. 'Lalu [y/n], apa yang kau lakukan?' tanya wanita itu lagi. 'Aku bisa membuat Patronus' kataku pada mereka.

Crazy Girl In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang